Jerman Ragukan Tuduhan AS COVID-19 Berasal dari Lab China

Sabtu, 09 Mei 2020 - 09:46 WIB
Jerman meragukan tuduhan AS bahwa virus COVID-19 berasal dari Laboratorium virologi Wuhan, China. Foto/BBC
BERLIN - Tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa virus COVID-19 berasal dari laboratorium virologi di Wuhan, China, terus mendapat penolakan. Terbaru, badan intelijen Jerman meragukan tuduhan tersebut.

Sebuah laporan yang diterbitkan majalah Jerman, Der Spiegel, menyatakan laporan intelijen Jerman meragukan tuduhan AS bahwa COVID-19 berasal dari laboratorium China. Sebaliknya, tuduhan itu dinilai sebagai upaya mengalihkan perhatian dari kegagalan AS mengendalikan penyakit tersebut.

Akhir pekan lalu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan ada "sejumlah besar bukti" bahwa virus Corona telah muncul dari laboratorium China. Tetapi Pompeo tidak membantah kesimpulan badan-badan intelijen AS bahwa itu bukan buatan manusia. (Baca: Menlu AS Pompeo: Bukti Sangat Besar COVID-19 dari Laboratorium China )

Dalam laporannya, Der Spiegel mengetakan, agen mata-mata BND Jerman telah meminta anggota aliansi intelijen "Lima Mata" pimpinan-AS memberikan bukti untuk mendukung tuduhan itu. (Baca: Mata-mata Five Eyes Tak Punya Bukti COVID-19 dari Laboratorium Wuhan )

"Namun tidak ada anggota dari aliansi itu yaitu AS, Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Baru yang ingin mendukung klaim Pompeo," tulis Der Spiegel seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (9/5/2020).



Laporan intelijen yang disiapkan untuk Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer itu menyimpulkan bahwa tuduhan AS adalah upaya yang disengaja untuk mengalihkan perhatian publik dari kegagalan Presiden Donald Trump sendiri.

Seorang juru bicara pemerintah Jerman tidak segera bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Sebelumnya Trump mengatakan ia memiliki bukti bahwa virus itu bisa berasal dari laboratorium China, tetapi dia menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.

Meski begitu, sejumlah pihak di AS membantah jika virus Corona baru itu berasal dari laboratorium China.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More