Giliran Serangan Teror Guncang Wina, Macron Shock dan Ancam Musuh
Selasa, 03 November 2020 - 08:00 WIB
Perwakilan tinggi Uni Eropa untuk urusan luar negeri Josep Fontelles menyebut penembakan di Wina sebagai "aksi kekerasan pengecut dan tindakan kebencian".
"Saya shock dan sedih dengan serangan brutal yang terjadi di Wina. Pikiran saya tertuju pada keluarga para korban dan rakyat Austria. Eropa berdiri dalam solidaritas penuh dengan Austria. Kami lebih kuat dari kebencian dan teror," kata Ursula von der Leyen.
"Saya shock dan tersentuh oleh berita buruk tentang serangan malam ini di Wina. Tindakan kekerasan dan kebencian yang pengecut. Pikiran saya tertuju kepada para korban dan keluarga mereka serta warga Wina. Kami berdiri di sisi Anda," lanjut dia. (Baca juga: Serangan Teror Wina, 7 Pria Bersenjata Tembak 15 Orang )
Prancis sebelumnya dilanda sejumlah serangan teroris dalam beberapa pekan terakhir, termasuk penikaman di Gereja Notre-Dame di Nice Kamis lalu, serta pemenggalan mengerikan terhadap seorang guru sekolah di pinggiran kota Paris pada 16 Oktober.
Keduanya, sejak itu, diberi label "serangan teroris Islam" oleh otoritas Prancis, yang menanggapi kekerasan dengan peningkatan keamanan di sekitar sekolah dan rumah ibadah di seluruh negeri, termasuk penempatan ribuan tentara ke jalan-jalan Prancis.
Lihat Juga: Bangsa Tak Tahu Terima Kasih! Presiden Prancis Tuding Netanyahu Tidak Boleh Lupa kalau Israel Dibentuk PBB
"Saya shock dan sedih dengan serangan brutal yang terjadi di Wina. Pikiran saya tertuju pada keluarga para korban dan rakyat Austria. Eropa berdiri dalam solidaritas penuh dengan Austria. Kami lebih kuat dari kebencian dan teror," kata Ursula von der Leyen.
"Saya shock dan tersentuh oleh berita buruk tentang serangan malam ini di Wina. Tindakan kekerasan dan kebencian yang pengecut. Pikiran saya tertuju kepada para korban dan keluarga mereka serta warga Wina. Kami berdiri di sisi Anda," lanjut dia. (Baca juga: Serangan Teror Wina, 7 Pria Bersenjata Tembak 15 Orang )
Prancis sebelumnya dilanda sejumlah serangan teroris dalam beberapa pekan terakhir, termasuk penikaman di Gereja Notre-Dame di Nice Kamis lalu, serta pemenggalan mengerikan terhadap seorang guru sekolah di pinggiran kota Paris pada 16 Oktober.
Keduanya, sejak itu, diberi label "serangan teroris Islam" oleh otoritas Prancis, yang menanggapi kekerasan dengan peningkatan keamanan di sekitar sekolah dan rumah ibadah di seluruh negeri, termasuk penempatan ribuan tentara ke jalan-jalan Prancis.
Lihat Juga: Bangsa Tak Tahu Terima Kasih! Presiden Prancis Tuding Netanyahu Tidak Boleh Lupa kalau Israel Dibentuk PBB
(min)
tulis komentar anda