Pilpres Amerika Serikat, Investor Lebih Berpihak ke Trump atau Biden?
Senin, 02 November 2020 - 11:15 WIB
Dukungan Investor ke Kampanye Capres
Wall Street dikenal tidak mau-malu dalam memberikan dukungan bagi partai politik. Donasi kampanye untuk pemilu menjadi agenda rutin para pengusaha. Untuk pertama kalinya dalam satu decade, perusahaan investasi, bank menggali dompet mereka lebih dalam untuk Demokrat dibandingkan Republik. Ini menjadi hal yang masuk akal karena sector finansial menjadi donor terbesar bagi masing-masing kandidat.
Menurut Center for Responsive Politics (CRP), perusahaan finansial telah mendonasikan USD265 juta bagi Demokat sejak awal tahun. Hanya USD100 juta untuk Republik. “Secara tradisional, sector keuanganmemang sumber keuangan bagi Republik,” kata Sarah Rryner, direktur penelitian dan strategi CRP. Namun, kata dia, hal itu berubah saat ini. (Lihat videonya: Kerajinan Tangan Bali yang Kerap Jadi Incaran Wisatawan)
Kenapa hal itu bisa terjadi? Biden sendiri dikenal dalam karier politknya sebagai pelobi untuk institusi keuangan dan perusahaan kartu kredit. “Delaware merupakan lokasi di mana banyak perusahaan Wall Street. Itu menjadikan banyak hubungan dengan Biden dan mereka percaya dengannya,” kta Bryner. Itu menjadikan Trump kerap mengecek sebagai para pendukung Biden dari Wall Street.
Sementara itu, total belanja kampanye pada pemilu presiden 2020 diproyeksikan bisa mencapai USD11 miliar (Rp162 triliun). Itu lebih tinggi 5% dibandingkan belanja kampanye pada pemilu 2016 lalu. Kampanye pemilu federal Amerika Serikat (AS) memang sepenuhnya dibiayai uang swasta. Sebagian besar dana itu disediakan oleh donor orang kaya, komite aksi pemilu dan organisasi yang berkepentingan. (Andika H Mustaqim)
Wall Street dikenal tidak mau-malu dalam memberikan dukungan bagi partai politik. Donasi kampanye untuk pemilu menjadi agenda rutin para pengusaha. Untuk pertama kalinya dalam satu decade, perusahaan investasi, bank menggali dompet mereka lebih dalam untuk Demokrat dibandingkan Republik. Ini menjadi hal yang masuk akal karena sector finansial menjadi donor terbesar bagi masing-masing kandidat.
Menurut Center for Responsive Politics (CRP), perusahaan finansial telah mendonasikan USD265 juta bagi Demokat sejak awal tahun. Hanya USD100 juta untuk Republik. “Secara tradisional, sector keuanganmemang sumber keuangan bagi Republik,” kata Sarah Rryner, direktur penelitian dan strategi CRP. Namun, kata dia, hal itu berubah saat ini. (Lihat videonya: Kerajinan Tangan Bali yang Kerap Jadi Incaran Wisatawan)
Kenapa hal itu bisa terjadi? Biden sendiri dikenal dalam karier politknya sebagai pelobi untuk institusi keuangan dan perusahaan kartu kredit. “Delaware merupakan lokasi di mana banyak perusahaan Wall Street. Itu menjadikan banyak hubungan dengan Biden dan mereka percaya dengannya,” kta Bryner. Itu menjadikan Trump kerap mengecek sebagai para pendukung Biden dari Wall Street.
Sementara itu, total belanja kampanye pada pemilu presiden 2020 diproyeksikan bisa mencapai USD11 miliar (Rp162 triliun). Itu lebih tinggi 5% dibandingkan belanja kampanye pada pemilu 2016 lalu. Kampanye pemilu federal Amerika Serikat (AS) memang sepenuhnya dibiayai uang swasta. Sebagian besar dana itu disediakan oleh donor orang kaya, komite aksi pemilu dan organisasi yang berkepentingan. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
tulis komentar anda