Pandemi Memburuk, Dokter di Belgia Diminta Bekerja Meski Positif Covid-19
Rabu, 28 Oktober 2020 - 19:22 WIB
BRUSSELS - Gelombang kedua pandemi virus Corona di Belgia semakin memburuk. Kondisi ini membuat petugas kesehatan di beberapa rumah sakit di Liege, kota terbesar ketiga dan hotspot virus Corona, telah diminta untuk terus bekerja meskipun mereka dites positif Covid-19 - selama mereka tidak menunjukkan gejala penyakit apa pun.
Liege, kota terbesar di wilayah Wallonia yang berbahasa Prancis, memiliki tingkat kasus tertinggi di Belgia. Direktur komunikasi Rumah Sakit Universitas Liege Tje, Louis Maraite, mengatakan karena kekurangan staf, rumah sakit tersebut "tidak punya pilihan" selain membuat dokter dan perawat yang dites positif tetapi tidak memiliki gejala untuk bekerja.
“Ini tidak menjadi masalah karena mereka bekerja di unit virus Corona dengan pasien yang juga dinyatakan positif,” jelasnya seperti dikutip dari CNN, Rabu (28/10/2020).
Maraite mengatakan petugas kesehatan dengan Covid-19 menyumbang 5% hingga 10% dari total tenaga kerja rumah sakit.
Petugas kesehatan yang menunjukkan gejala, seperti demam, telah diminta untuk tidak masuk kerja. Maraite mengatakan rumah sakit tidak dapat memaksa petugas kesehatan tanpa gejala untuk datang.
Rumah sakit Liege lainnya, CHC MontLegia, juga mengkonfirmasi kepada CNN bahwa petugas kesehatan asimtomatik atau tanpa gejala yang positif telah diminta untuk terus bekerja secara sukarela dan dalam "kepatuhan ketat terhadap tindakan sanitasi" yang mencakup membatasi kontak dengan rekan mereka.
Juru bicara departemen komunikasi rumah sakit swasta mengatakan kepada CNN bahwa staf asimtomatik positif bekerja terutama di unit Covid-19 tetapi dapat bekerja di semua unit termasuk mereka yang memiliki pasien non-Covid, kecuali departemen geriatri, neonatologi dan onkologi, di mana pasien "sangat rentan".
Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Belgia mengatakan kepada CNN bahwa mengizinkan petugas kesehatan tanpa gejala untuk terus bekerja diperbolehkan dalam kondisi yang sangat ketat karena tidak ada cukup petugas kesehatan.
"Kami berusaha menjamin keamanan semua pasien," tambahnya.(Baca juga: Korut Sebut Debu dari China Mengandung Virus Corona )
Liege, kota terbesar di wilayah Wallonia yang berbahasa Prancis, memiliki tingkat kasus tertinggi di Belgia. Direktur komunikasi Rumah Sakit Universitas Liege Tje, Louis Maraite, mengatakan karena kekurangan staf, rumah sakit tersebut "tidak punya pilihan" selain membuat dokter dan perawat yang dites positif tetapi tidak memiliki gejala untuk bekerja.
“Ini tidak menjadi masalah karena mereka bekerja di unit virus Corona dengan pasien yang juga dinyatakan positif,” jelasnya seperti dikutip dari CNN, Rabu (28/10/2020).
Maraite mengatakan petugas kesehatan dengan Covid-19 menyumbang 5% hingga 10% dari total tenaga kerja rumah sakit.
Petugas kesehatan yang menunjukkan gejala, seperti demam, telah diminta untuk tidak masuk kerja. Maraite mengatakan rumah sakit tidak dapat memaksa petugas kesehatan tanpa gejala untuk datang.
Rumah sakit Liege lainnya, CHC MontLegia, juga mengkonfirmasi kepada CNN bahwa petugas kesehatan asimtomatik atau tanpa gejala yang positif telah diminta untuk terus bekerja secara sukarela dan dalam "kepatuhan ketat terhadap tindakan sanitasi" yang mencakup membatasi kontak dengan rekan mereka.
Juru bicara departemen komunikasi rumah sakit swasta mengatakan kepada CNN bahwa staf asimtomatik positif bekerja terutama di unit Covid-19 tetapi dapat bekerja di semua unit termasuk mereka yang memiliki pasien non-Covid, kecuali departemen geriatri, neonatologi dan onkologi, di mana pasien "sangat rentan".
Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Belgia mengatakan kepada CNN bahwa mengizinkan petugas kesehatan tanpa gejala untuk terus bekerja diperbolehkan dalam kondisi yang sangat ketat karena tidak ada cukup petugas kesehatan.
"Kami berusaha menjamin keamanan semua pasien," tambahnya.(Baca juga: Korut Sebut Debu dari China Mengandung Virus Corona )
Lihat Juga :
tulis komentar anda