Erdogan Marah S-400 Terus Diusik, Tantang AS Jatuhkan Sanksi ke Turki!
Senin, 26 Oktober 2020 - 05:41 WIB
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meluapkan kemarahannya kepada Amerika Serikat (AS) yang terus-terusan mengusik pembelian dan operasional sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia. Dia bahkan menantang Washington untuk menjatuhkan sanksi kepada Ankara.
Berbicara di Kotaa Malatnya, pemimpin Turki tersebut menegaskan bahwa Ankara akan tetap mengerahkan sistem rudal S-400-nya, dan tidak akan terganggu oleh ancaman atau sanksi apa pun. (Baca: Erdogan: Tes S-400 Rusia, Turki Tak Akan Konsultasi dengan AS! )
"Anda tidak tahu dengan siapa Anda berurusan!," katanya merujuk pada Amerika.
"Apapun sanksi yang Anda miliki, jangan biarkan kami menunggu—perkenalkan. Kami membayar F-35. Anda mengancam kami. Anda berkata, 'Kirim S-400 kembali ke Rusia'. Kami bukan negara suku. Kami adalah Turki," tegas Erdogan, seperti dikutip dari Russia Today, Senin (26/10/2020). (Baca: Turki Akhirnya Akui Telah Tes Sistem Rudal S-400 Rusia )
Omelan Erdogan muncul sebagai respons atas pernyataan baru-baru ini oleh Pentagon, yang, pada hari Jumat, mengecam tes Turki terhadap sistem rudal canggih S-400 buatan Rusia. Pentagon atau Departemen Pertahanan AS mengatakan pihaknya mengutuk tes tersebut "dalam istilah yang sekuat mungkin", dan memperingatkan bahwa aktivitas Ankara mungkin menghasilkan "konsekuensi serius bagi hubungan keamanan Amerika-Turki".
"Kami telah jelas dan teguh dalam posisi kami; sistem operasional S-400 tidak konsisten dengan komitmen Turki sebagai sekutu AS dan NATO," kata Pentagon. (Baca: Media Rusia: Tes Sistem Rudal S-400 oleh Turki Gagal )
Militer Turki, bagaimanapun, bersikeras bahwa bukan itu masalahnya. Pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan Hulusi Akar berbicara tentang masalah S-400. Dengan nada yang jauh lebih tenang daripada Erdogan, menteri itu bersikeras bahwa pengadaan S-400 tidak berarti Turki mengasingkan diri dari NATO.
Akar kemudian menuding negara-negara lain dalam aliansi, termasuk Yunani, yang mengoperasikan persenjataan buatan Rusia, yaitu sistem pertahanan udara S-300. Menurutnya, Yunani melakukan serangan terselubung ke tetangga dan jadi pesaing Turki. (Baca juga: Turki Masih Incar Sistem Rudal Patriot AS meski Miliki S-400 Rusia )
Pembelian S-400 telah menjadi masalah utama dalam hubungan AS-Turki selama berbulan-bulan. Pengadaan kontroversial tersebut mengakibatkan dikeluarkannya Turki dari program jet tempur F-35 Amerika, dan negara itu terancam dengan pembatasan tambahan.
Ankara membeli S-400 dari Rusia sebagai bagian dari kontrak USD2,5 miliar tahun lalu, dan sistem tersebut diharapkan dapat beroperasi penuh pada akhir tahun 2020.
Berbicara di Kotaa Malatnya, pemimpin Turki tersebut menegaskan bahwa Ankara akan tetap mengerahkan sistem rudal S-400-nya, dan tidak akan terganggu oleh ancaman atau sanksi apa pun. (Baca: Erdogan: Tes S-400 Rusia, Turki Tak Akan Konsultasi dengan AS! )
"Anda tidak tahu dengan siapa Anda berurusan!," katanya merujuk pada Amerika.
"Apapun sanksi yang Anda miliki, jangan biarkan kami menunggu—perkenalkan. Kami membayar F-35. Anda mengancam kami. Anda berkata, 'Kirim S-400 kembali ke Rusia'. Kami bukan negara suku. Kami adalah Turki," tegas Erdogan, seperti dikutip dari Russia Today, Senin (26/10/2020). (Baca: Turki Akhirnya Akui Telah Tes Sistem Rudal S-400 Rusia )
Omelan Erdogan muncul sebagai respons atas pernyataan baru-baru ini oleh Pentagon, yang, pada hari Jumat, mengecam tes Turki terhadap sistem rudal canggih S-400 buatan Rusia. Pentagon atau Departemen Pertahanan AS mengatakan pihaknya mengutuk tes tersebut "dalam istilah yang sekuat mungkin", dan memperingatkan bahwa aktivitas Ankara mungkin menghasilkan "konsekuensi serius bagi hubungan keamanan Amerika-Turki".
"Kami telah jelas dan teguh dalam posisi kami; sistem operasional S-400 tidak konsisten dengan komitmen Turki sebagai sekutu AS dan NATO," kata Pentagon. (Baca: Media Rusia: Tes Sistem Rudal S-400 oleh Turki Gagal )
Militer Turki, bagaimanapun, bersikeras bahwa bukan itu masalahnya. Pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan Hulusi Akar berbicara tentang masalah S-400. Dengan nada yang jauh lebih tenang daripada Erdogan, menteri itu bersikeras bahwa pengadaan S-400 tidak berarti Turki mengasingkan diri dari NATO.
Akar kemudian menuding negara-negara lain dalam aliansi, termasuk Yunani, yang mengoperasikan persenjataan buatan Rusia, yaitu sistem pertahanan udara S-300. Menurutnya, Yunani melakukan serangan terselubung ke tetangga dan jadi pesaing Turki. (Baca juga: Turki Masih Incar Sistem Rudal Patriot AS meski Miliki S-400 Rusia )
Pembelian S-400 telah menjadi masalah utama dalam hubungan AS-Turki selama berbulan-bulan. Pengadaan kontroversial tersebut mengakibatkan dikeluarkannya Turki dari program jet tempur F-35 Amerika, dan negara itu terancam dengan pembatasan tambahan.
Ankara membeli S-400 dari Rusia sebagai bagian dari kontrak USD2,5 miliar tahun lalu, dan sistem tersebut diharapkan dapat beroperasi penuh pada akhir tahun 2020.
(min)
tulis komentar anda