Raja Thailand Puji Aksi Loyalis Kerajaan Menantang Undang-undang Kontroversi

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 13:33 WIB
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn memuji aksi loyalisnya yang menentang undang-undang kontroversi. Foto/The Straits Times
BANGKOK - Aksi seorang pria yang memegang potret kerajaan di lokasi aksi protes pro demokrasi di Bangkok yang telah menuai kontroversi di Thailand . Pria tersebut memenangkan pujian dari kaum monarki, namun mendapatkan cemoohan dari para pengunjuk rasa

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn memuji aksi loyalis kerajaan itu. Dalam video yang direkam pada Jumat malam saat raja menyapa para simpatisannya di luar Grand Palace, ia terdengar memuji seorang loyalis monarki yang diperkenalkan oleh Ratu Suthida sebagai pria yang mengangkat potret kerajaan di tengah aksi protes yang menuntut reformasi monarki.

"Sangat berani, sangat berani, sangat baik, terima kasih," kata raja seoerti dikutip dari Reuters, Sabtu (24/10/2020).



Video tersebut dipostong di halaman Facebook kerajaan bersama dengan beberapa video lain dari aksi pada 20 Oktober bersama denga foto sang loyalis memegang potret kerajaan.

"Keagungan mereka mengenali saya. Ini adalah titik tertinggi dalam hidup saya," tulis pria itu, Thitiwat Tanagaroon.

Reuters tidak dapat memverifikasi keaslian video tersebut secara independen. Beberapa orang lain di acara tersebut merekam pertemuan itu dan memposting video secara online, tetapi kata-kata raja tidak jelas di tengah nyanyian.

Komentar raja itu mendapat tanggapan yang besar.

"Hanya melihat gambar ini, kami sangat tersentuh," posting pemimpin loyalis kerajaan Warong Dechgitvigrom.

"Ini adalah cara Thailand dan masyarakat Thailand dalam merawat, mendukung, dan melindungi. Saat ini dianggap bahwa lembaganya telah beradaptasi untuk menjadi sangat dekat dengan orang-orang. Itu membuat kesan terbesar," sambungnya.

Tetapi juga di antara tagar trending teratas di Twitter di Thailand, yang di-tweet lebih dari 500.000 kali, adalah #23OctEyesOpened - digunakan oleh pengunjuk rasa dan pendukung mereka yang mengatakan Istana sekarang telah memperjelas posisinya.

Hashtag #VeryBraveVeryGoodThankYou juga banyak digunakan - di samping komentar sarkastik.(Baca juga: PM Thailand Dituntut Mundur, Demonstran Gunakan Medsos untuk Propaganda )

"Sangat berani, sangat berani, sangat bagus untuk ekspresi yang begitu jelas," membaca komentar dari pemimpin protes Tattep Ruangprapaikitseree. Dia tidak terlalu menekankan seruan untuk reformasi kerajaan dibandingkan yang lain.

Pemimpin protes lainnya, Piyarat Chongthep, berkomentar: "Raja tidak berada di atas masalah politik tetapi selalu duduk di jantung masalah."

Para pengunjuk rasa mengupayakan pencopotan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, mantan pemimpin junta militer yang mereka tuduh merekayasa pemilihan umum tahun lalu untuk mempertahankan kekuasaan. Namun dia membantah tuduhan itu.

Protes juga meminta perubahan pada konstitusi dan untuk mengurangi kekuasaan monarki, yang menurut mereka telah membantu memungkinkan dominasi militer selama beberapa dekade.(Baca juga: Demonstran Beri Waktu Tiga Hari pada PM Thailand untuk Mundur )

Di bawah konstitusi Thailand, monarki bertahta dalam posisi yang dihormati" tetapi pada prinsipnya tidak terlibat dalam politik - poin yang digarisbawahi oleh raja sendiri selama pemilihan umum tahun lalu.

Raja belum memberikan komentar publik selama lebih dari tiga bulan aksi protes, yang semakin menargetkan monarki serta pemerintah. Pihak Istana Kerajaan juga tidak berkomentar. Pun begitu dengan juru bicara pemerintah Anucha Burapachaisri yang menolak berkomentar.

James Buchanan, dosen di Universitas Internasional Universitas Mahidol Bangkok, mengatakan komentar raja menandai intervensi paling jelas sejauh ini dalam krisis Thailand.

"Saya menafsirkannya sebagai isyarat bahwa raja mengakui tantangan otoritasnya melalui protes, tetapi tidak akan mundur," ujarnya.
(ber)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More