Azerbaijan Bebaskan Lagi 13 Desa yang Diduduki Armenia
Selasa, 20 Oktober 2020 - 23:01 WIB
BAKU - Militer Azerbaijan telah membebaskan 13 desa di distrik Jabrayil dari pendudukan Armenia . Pencapaian itu diungkapkan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.
Aliyev mengumumkan di akun resmi Twitternya bahwa 13 desa mendapat kebebasan dengan bantuan tentara Azerbaijan. “Desa-desa Soltanli, Emirvarli, Mashanli, Hasanli, Alikeykhanli, Gumlag, Hajili, Goyerchinveysalli, Niyazguzlar, Kechel Memmedli, Shahvelli, Haji Ismayilli dan Isagli di distrik Jabrayil telah dibebaskan. Karabakh adalah Azerbaijan!” papar Aliyev.
“Ada yang tewas dan terluka akibat tindakan keji tersebut. Tentara Azerbaijan membalas dengan tepat dan membebaskan beberapa permukiman,” tuturnya.
Aliyev menjelaskan, pasukan Armenia secara terang-terangan melanggar gencatan senjata kemanusiaan dengan menggunakan artileri berat yang menargetkan daerah pemukiman dan posisi tempur di Azerbaijan.
Di sisi lain, Armenia dan Azerbaijan pada Minggu menuduh satu sama lain melanggar gencatan senjata baru untuk memperebutkan daerah kantong pegunungan Nagorno-Karabakh, beberapa jam setelah gencatan senjata disepakati. (Baca Juga: Sekjen PBB Desak Armenia dan Azerbaijan Hormati Gencatan Senjata)
Gencatan senjata baru diumumkan pada Sabtu setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov berbicara dengan mitranya dari Armenia dan Azerbaijan melalui telepon dan meminta semua pihak mengawasi gencatan senjata yang dia mediasi sepekan yang lalu. (Lihat Infografis: Gereja-Gereja Dibakar Demonstran, Saat Demo Besar di Chile)
Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat (AS) termasuk dalam Grup Minsk, yang berusaha membantu menyelesaikan konflik di bawah payung Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE). (Lihat Video: Tingkatkan Hubungan Bilateral, PM Jepang Kunjungi Indonesia)
Azerbaijan mengatakan pada Sabtu bahwa 60 warga sipilnya telah tewas dan 270 luka-luka sejak pertempuran meletus pada 27 September. Azerbaijan belum mengungkapkan korban militernya.
Nagorno-Karabakh mengatakan 673 personel militer dan 36 warga sipil telah tewas dalam konflik itu.
Aliyev mengumumkan di akun resmi Twitternya bahwa 13 desa mendapat kebebasan dengan bantuan tentara Azerbaijan. “Desa-desa Soltanli, Emirvarli, Mashanli, Hasanli, Alikeykhanli, Gumlag, Hajili, Goyerchinveysalli, Niyazguzlar, Kechel Memmedli, Shahvelli, Haji Ismayilli dan Isagli di distrik Jabrayil telah dibebaskan. Karabakh adalah Azerbaijan!” papar Aliyev.
“Ada yang tewas dan terluka akibat tindakan keji tersebut. Tentara Azerbaijan membalas dengan tepat dan membebaskan beberapa permukiman,” tuturnya.
Aliyev menjelaskan, pasukan Armenia secara terang-terangan melanggar gencatan senjata kemanusiaan dengan menggunakan artileri berat yang menargetkan daerah pemukiman dan posisi tempur di Azerbaijan.
Di sisi lain, Armenia dan Azerbaijan pada Minggu menuduh satu sama lain melanggar gencatan senjata baru untuk memperebutkan daerah kantong pegunungan Nagorno-Karabakh, beberapa jam setelah gencatan senjata disepakati. (Baca Juga: Sekjen PBB Desak Armenia dan Azerbaijan Hormati Gencatan Senjata)
Gencatan senjata baru diumumkan pada Sabtu setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov berbicara dengan mitranya dari Armenia dan Azerbaijan melalui telepon dan meminta semua pihak mengawasi gencatan senjata yang dia mediasi sepekan yang lalu. (Lihat Infografis: Gereja-Gereja Dibakar Demonstran, Saat Demo Besar di Chile)
Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat (AS) termasuk dalam Grup Minsk, yang berusaha membantu menyelesaikan konflik di bawah payung Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE). (Lihat Video: Tingkatkan Hubungan Bilateral, PM Jepang Kunjungi Indonesia)
Azerbaijan mengatakan pada Sabtu bahwa 60 warga sipilnya telah tewas dan 270 luka-luka sejak pertempuran meletus pada 27 September. Azerbaijan belum mengungkapkan korban militernya.
Nagorno-Karabakh mengatakan 673 personel militer dan 36 warga sipil telah tewas dalam konflik itu.
(sya)
tulis komentar anda