Delegasi UEA Sambangi Tel Aviv: Israel Senang, Palestina Berang

Selasa, 20 Oktober 2020 - 18:06 WIB
Israel semringah menyambut kedatangan delegasi UEA, Palestina menyebut kunjungan itu hal memalukan. Foto/Time of Israel
YERUSALEM - Delegasi Uni Emirat Arab (UEA) tiba di Israel pada Selasa (20/10/2020) untuk memperkuat normalisasi hubungan kedua negara yang ditandatangani bulan lalu. Ini adalah kunjungan bersejarah karena untuk pertama kalinya negara Teluk Arab itu mengunjungi Negara Zionis tersebut.

Sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS) , termasuk Menteri Keuangan Steven Mnuchin, turut menemani delegasi UEA dengan pesawat Etihad Airways dari Abu Dhabi ke Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv.

Mereka mendapat sambutan karpet merah oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi, dan Menteri Keuangan Israel Katz.



"Kami membuat sejarah dengan cara yang akan bertahan dari generasi ke generasi," kata Netanyahu.

"Saya pikir kunjungan delegasi tingkat tinggi dari UEA akan menunjukkan kepada rakyat kita, kawasan, dan seluruh dunia manfaat dari pertukaran yang bersahabat, damai, dan normal," imbuhnya seperti dilansir dari Reuters.(Baca juga: Israel: Masalah Palestina Bukan Syarat Normalisasi dengan Negara Arab )

Otoritas Israel mengatakan kunjungan ke dekat Bandara Tel Avivitu akan dibatasi selamalima jam saja, karena masalah virus Corona.

"Ini adalah momen bersejarah bagi negara UEA dan Israel dan kami menantikan salaam (perdamaian) di wilayah tersebut," ujar salah satu pilot Etihad Airways dalam sebuah video yang diposting di Twitter oleh utusan AS untuk Timur Tengah AS Ari Berkowitz.

Berkowitz dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mendampingi delegasi Emirat, yang dipimpin oleh Menteri Ekonomi Abdullah bin Touq al-Mari dan Menteri Negara Urusan Keuangan Obaid Humaid al-Tayer, menurut juru bicara kementerian luar negeri UEA.

Para pejabat AS pada hari Minggu bergabung dengan delegasi Israel ke Bahrain untuk upacara penandatanganan guna meresmikan hubungan.

UEA dan sesama negara Teluk Bahrain pada bulan September lalu menjadi negara Arab pertama dalam seperempat abad yang menandatangani kesepakatan untuk menjalin hubungan formal dengan Israel.

Kesepakatan itu, yang ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump, sebagian besar ditempa oleh ketakutan bersama terhadap Iran dan Washington serta sekutunya mengatakan mereka akan mendorong perdamaian dan stabilitas regional. Tapi keputusan kedua negara telah memicu kemarahan dari publik Palestina .(Baca juga: Datang ke Al-Aqsa Dilindungi Polisi Israel, Palestina Kecam Delegasi UEA )

Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Wasel Abu Youssef, menggambarkan kunjungan delegasi UEA sebagai hal yang "memalukan".

Berbicara di Ramallah, wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel, dia mengatakan kunjungan itu terjadi di tengah perluasan pemukiman Israel di Tepi Barat.

"Perjanjian bilateral yang diumumkan hari ini dan delegasi yang datang dan pergi, semua itu menawarkan pendudukan kekuatan untuk meningkatkan agresi dan kejahatannya terhadap rakyat Palestina dan meningkatkan sikap keras dan arogannya," ujarnya.

Di Gaza, Hazem Qassem, juru bicara kelompok Islam Hamas, mengatakan: "Kunjungan seperti itu hanya akan mendorong pendudukan untuk mengejar aneksasi bertahap tanah Tepi Barat," ucapnya.

Israel dan UEA telah menandatangani beberapa kesepakatan komersial sejak pertengahan Agustus, ketika mereka pertama kali mengumumkan akan menjalin hubungan penuh.

Pejabat Israel mengatakan kedua belah pihak diharapkan untuk menandatangani perjanjian pembebasan visa bersama - yang pertama Israel dengan negara Arab.(Lihat video: Tak Ada Penambahan Kasus WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri )
(ber)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More