Olimpiade Tokyo: Inggris Tuding Rusia Lakukan Serangan Siber
Selasa, 20 Oktober 2020 - 15:27 WIB
"Meskipun kami tidak dapat mengungkapkan rincian tindakan pencegahan karena sifat topiknya, kami akan terus bekerja sama dengan organisasi dan otoritas terkait untuk memastikan bahwa tindakan tersebut dilaksanakan secara menyeluruh," tambahnya.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato mengatakan bahwa Tokyo bekerja sama erat dengan AS dan Inggris dalam masalah ini dan tidak akan "mengabaikan serangan siber berbahaya yang dapat mengguncang dasar demokrasi."
Pernyataan Inggris itu melengkapi tuduhan besar yang diumumkan di AS pada hari Senin.(Baca juga: Tim Kampanye Biden dan Trump Jadi Target Hacker Tiga Negara )
Enam perwira militer Rusia didakwa oleh Departemen Kehakiman AS, dalam apa yang digambarkan oleh para pejabat sebagai skema peretasan untuk menyerang beberapa kekuatan asing utama dan bekas republik Soviet.
Para penyerang siber juga merupakan anggota GRU, yang dituduh melakukan serangan siber terhadap Olimpiade Musim Dingin 2018.
Pejabat pemerintah AS mengatakan petugas telah meretas perangkat lunak menggunakan malware yang merusak yang mebnyebabkan black out ribuan komputer dan menyebabkan kerugian hampir USD1 miliar.
"Serangan itu dimaksudkan untuk mendukung upaya pemerintah Rusia untuk merusak, membalas, atau mengacaukan jaringan komputer di seluruh dunia," kata Departemen Kehakiman AS.
Olimpiade adalah target populer bagi penjahat dunia maya.
Pada 2016, peretas Rusia membobol database Badan Anti Doping Dunia melalui akun yang dibuat oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk Olimpiade Musim Panas di Rio de Janeiro, Brasil. Grup tersebut mencuri informasi tentang atlet bintang Amerika seperti Simone Biles dan Venus Williams.(Lihat video: Pemain Bosnia Positif Corona, Timnas Ganti Lawan )
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato mengatakan bahwa Tokyo bekerja sama erat dengan AS dan Inggris dalam masalah ini dan tidak akan "mengabaikan serangan siber berbahaya yang dapat mengguncang dasar demokrasi."
Pernyataan Inggris itu melengkapi tuduhan besar yang diumumkan di AS pada hari Senin.(Baca juga: Tim Kampanye Biden dan Trump Jadi Target Hacker Tiga Negara )
Enam perwira militer Rusia didakwa oleh Departemen Kehakiman AS, dalam apa yang digambarkan oleh para pejabat sebagai skema peretasan untuk menyerang beberapa kekuatan asing utama dan bekas republik Soviet.
Para penyerang siber juga merupakan anggota GRU, yang dituduh melakukan serangan siber terhadap Olimpiade Musim Dingin 2018.
Pejabat pemerintah AS mengatakan petugas telah meretas perangkat lunak menggunakan malware yang merusak yang mebnyebabkan black out ribuan komputer dan menyebabkan kerugian hampir USD1 miliar.
"Serangan itu dimaksudkan untuk mendukung upaya pemerintah Rusia untuk merusak, membalas, atau mengacaukan jaringan komputer di seluruh dunia," kata Departemen Kehakiman AS.
Olimpiade adalah target populer bagi penjahat dunia maya.
Pada 2016, peretas Rusia membobol database Badan Anti Doping Dunia melalui akun yang dibuat oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk Olimpiade Musim Panas di Rio de Janeiro, Brasil. Grup tersebut mencuri informasi tentang atlet bintang Amerika seperti Simone Biles dan Venus Williams.(Lihat video: Pemain Bosnia Positif Corona, Timnas Ganti Lawan )
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda