Lagi, Rusia Loloskan Vaksin Covid-19 Tanpa Uji Coba Tahap 3
Kamis, 15 Oktober 2020 - 03:24 WIB
Namun, para ilmuwan dan perusahaan farmasi mengatakan lebih banyak pengujian diperlukan untuk membuktikan keamanan dan efektivitas sebelum vaksin semacam itu harus disertifikasi untuk digunakan.
Amerika Serikat (AS) juga sedang berusaha mempercepat pengembangan vaksin, setelah Presiden Donald Trump mengesahkan Operation Warp Speed pada April lalu untuk mendukung perusahaan dengan pendanaan federal.
Vector, sebuah laboratorium di pinggiran Novosibirsk yang bekerja untuk mempersenjatai virus cacar selama periode Soviet, mengembangkan vaksinnya menggunakan antigen peptida, atau fragmen sintetis virus untuk memicu respons kekebalan terhadap Covid-19.
Vaksin ini bergabung dengan beberapa vaksin yang sedang dalam uji coba Fase 3, dipimpin oleh Moderna Inc., Universitas Oxford bekerja sama dengan AstraZeneca Plc, serta kemitraan Pfizer Inc. dan BioNTech SE.
Beberapa vaksin potensial mengalami rintangan selama Fase 3. Johnson & Johnson memerintahkan penghentian sementara dalam uji coba tahap akhir minggu ini setelah seorang pasien jatuh sakit.(Baca juga: Peserta Sakit Misterius, Johnson & Johnson Setop Tes Vaksin Covid-19 )
AstraZeneca telah menghentikan pengujian di AS sejak awal September setelah seorang pasien datang dengan tanpa alasan yang jelas gejala neurologis.(Baca juga: Satu Peserta Sakit, AstraZeneca Hentikan Tes Vaksin Covid-19 Global )
Mengutip Rospotrebnadzor, kantor berita TASS pada 6 Oktober melaporkan Vektor merencanakan uji coba Tahap 3 pada 30.000 orang mulai November atau Desember. Kepala Rospotrebnadzor, Anna Popova, mengatakan dia sudah menerima inokulasi dan tidak merasakan efek samping.
Sedangkan vaksin Corona Rusia sebelumnya, Sputnik V, saat ini sedang menjalani uji coba Tahap 3 pada 40.000 orang dan dapat mengumumkan hasil awal bulan depan, dengan data lengkap tersedia pada tahun 2021.(Lihat video: 160 Juta Warga Jadi Prioritas Penerimaan Vaksin Covid-19 )
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
Amerika Serikat (AS) juga sedang berusaha mempercepat pengembangan vaksin, setelah Presiden Donald Trump mengesahkan Operation Warp Speed pada April lalu untuk mendukung perusahaan dengan pendanaan federal.
Vector, sebuah laboratorium di pinggiran Novosibirsk yang bekerja untuk mempersenjatai virus cacar selama periode Soviet, mengembangkan vaksinnya menggunakan antigen peptida, atau fragmen sintetis virus untuk memicu respons kekebalan terhadap Covid-19.
Vaksin ini bergabung dengan beberapa vaksin yang sedang dalam uji coba Fase 3, dipimpin oleh Moderna Inc., Universitas Oxford bekerja sama dengan AstraZeneca Plc, serta kemitraan Pfizer Inc. dan BioNTech SE.
Beberapa vaksin potensial mengalami rintangan selama Fase 3. Johnson & Johnson memerintahkan penghentian sementara dalam uji coba tahap akhir minggu ini setelah seorang pasien jatuh sakit.(Baca juga: Peserta Sakit Misterius, Johnson & Johnson Setop Tes Vaksin Covid-19 )
AstraZeneca telah menghentikan pengujian di AS sejak awal September setelah seorang pasien datang dengan tanpa alasan yang jelas gejala neurologis.(Baca juga: Satu Peserta Sakit, AstraZeneca Hentikan Tes Vaksin Covid-19 Global )
Mengutip Rospotrebnadzor, kantor berita TASS pada 6 Oktober melaporkan Vektor merencanakan uji coba Tahap 3 pada 30.000 orang mulai November atau Desember. Kepala Rospotrebnadzor, Anna Popova, mengatakan dia sudah menerima inokulasi dan tidak merasakan efek samping.
Sedangkan vaksin Corona Rusia sebelumnya, Sputnik V, saat ini sedang menjalani uji coba Tahap 3 pada 40.000 orang dan dapat mengumumkan hasil awal bulan depan, dengan data lengkap tersedia pada tahun 2021.(Lihat video: 160 Juta Warga Jadi Prioritas Penerimaan Vaksin Covid-19 )
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(ber)
tulis komentar anda