Lagi, Rusia Loloskan Vaksin Covid-19 Tanpa Uji Coba Tahap 3

Kamis, 15 Oktober 2020 - 03:24 WIB
Rusia kembali loloskabb vaksin Covid-19 tanpa uji coba Tahap 3. Foto/Ilustrasi
MOSKOW - Otoritas kesehatan Rusia kembali menyetujui vaksin Covid-19 yang dibuat oleh bekas laboratorium penelitian senjata biologis untuk penggunaan publik. Ini kedua kalinya Kremlin melewati protokol ilmiah saat mencoba untuk memerangi pandemi.

Presiden Vladimir Putin mengatakan vaksin yang dikembangkan oleh Pusat Virologi dan Bioteknologi Negara Vektor di Siberia telah terdaftar.

“Kami perlu meningkatkan produksi vaksin pertama dan sekarang kami yang kedua,” kata Putin.



“Pertama-tama kita harus memasok pasar domestik. Rusia juga akan bekerja dengan mitra asing untuk meningkatkan produksi," imbuhnya seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (15/10/2020).

Obat Vector didaftarkan sebelum menyelesaikan uji coba Tahap 3, dua bulan setelah Putin mengumumkan persetujuan Sputnik V sebagai vaksin virus Corona pertama di dunia. Meski begitu, Wakil Perdana Menteri Tatyana Golikova mengatakan vaksin tersebut aman dan 60.000 dosis pertama akan segera diproduksi. Ia memberi tahu Putin bahwa dia sudah mencoba vaksin dan tidak mengalami efek samping apa pun.

"Vaksin ketiga, yang dikembangkan oleh Pusat Ilmiah Federal Chumakov Moskow, dapat didaftarkan pada Desember," ujar Golikova sembari menambahkan bahwa uji klinis fase 2 vaksin tersebut dimulai pada 19 Oktober mendatang.

Seperti Sputnik V, vaksin EpiVacCorona Vector telah diuji hanya pada sejumlah orang sebelum menerima pendaftaran sementara.

"Ada 100 sukarelawan dalam uji coba Tahap 1 dan 2 dan semuanya merasa baik-baik saja," kata Direktur Jenderal Vektor Rinat Maksyutov pekan lalu.

Tidak ada data yang telah diterbitkan dalam jurnal peer-review sampai saat ini pada uji coba tersebut. Otoritas Rusia mengatakan pendaftaran "bersyarat" mirip dengan program jalur cepat di Barat dan China dan akan memungkinkan mereka untuk meningkatkan produksi sementara pengujian terus dilanjutkan.

Namun, para ilmuwan dan perusahaan farmasi mengatakan lebih banyak pengujian diperlukan untuk membuktikan keamanan dan efektivitas sebelum vaksin semacam itu harus disertifikasi untuk digunakan.

Amerika Serikat (AS) juga sedang berusaha mempercepat pengembangan vaksin, setelah Presiden Donald Trump mengesahkan Operation Warp Speed pada April lalu untuk mendukung perusahaan dengan pendanaan federal.

Vector, sebuah laboratorium di pinggiran Novosibirsk yang bekerja untuk mempersenjatai virus cacar selama periode Soviet, mengembangkan vaksinnya menggunakan antigen peptida, atau fragmen sintetis virus untuk memicu respons kekebalan terhadap Covid-19.

Vaksin ini bergabung dengan beberapa vaksin yang sedang dalam uji coba Fase 3, dipimpin oleh Moderna Inc., Universitas Oxford bekerja sama dengan AstraZeneca Plc, serta kemitraan Pfizer Inc. dan BioNTech SE.

Beberapa vaksin potensial mengalami rintangan selama Fase 3. Johnson & Johnson memerintahkan penghentian sementara dalam uji coba tahap akhir minggu ini setelah seorang pasien jatuh sakit.(Baca juga: Peserta Sakit Misterius, Johnson & Johnson Setop Tes Vaksin Covid-19 )

AstraZeneca telah menghentikan pengujian di AS sejak awal September setelah seorang pasien datang dengan tanpa alasan yang jelas gejala neurologis.(Baca juga: Satu Peserta Sakit, AstraZeneca Hentikan Tes Vaksin Covid-19 Global )

Mengutip Rospotrebnadzor, kantor berita TASS pada 6 Oktober melaporkan Vektor merencanakan uji coba Tahap 3 pada 30.000 orang mulai November atau Desember. Kepala Rospotrebnadzor, Anna Popova, mengatakan dia sudah menerima inokulasi dan tidak merasakan efek samping.

Sedangkan vaksin Corona Rusia sebelumnya, Sputnik V, saat ini sedang menjalani uji coba Tahap 3 pada 40.000 orang dan dapat mengumumkan hasil awal bulan depan, dengan data lengkap tersedia pada tahun 2021.(Lihat video: 160 Juta Warga Jadi Prioritas Penerimaan Vaksin Covid-19 )
(ber)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More