Pilpres Amerika Serikat, Kemenangan Biden Makin Nyata
Senin, 05 Oktober 2020 - 10:15 WIB
Sementara, investor dan bankir AS juga menyatakan mereka sedang mempersiapkan diri untuk kemenangan Joe Biden atas Trump setelah dinyatakan positif terpapar virus corona. Itu menandakan setelah drama ketika sebelumnya banyak investor tidak tahu siapa yang akan memenangkan pemilu presiden pada 3 November mendatang karena persaingan ketat Trump dan Biden.
“Ketika Trump terpapar virus corona akan mengangkat program Partai Demokrat baik pajak, perdagangan dan implikasi anggaran,” kata James McDonald, CEO Hercules Investments, berbasis di Los Angeles, AS, dilansir Reuters. “Kita memperkirakan investor akan memulai investasi yang tak beresiko dan meningkatkan persiapan gejolak pasar,” ujarnya.
Seorang bankir senior di AS menyatakan siap menyambut kemenangan Biden dengan berbagai gejolak dan strategi baru. “Ada kemungkinan gugatan pemilu,” kata bankir lainnya yang tidak disebutkan namanya.
Dalam berbagai jajak pendapat, Biden juga unggul dibandingkan Trump dengan selilish sembilan poin berdasarkan survei Reuters/Ipsos.
Pemilu AS Akan Tetap Berjalan?
Saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dinyatakan terpapar virus corona, muncul banyak keraguan apakah dia akan melanjutkan pertarungan pada pemilu presiden November mendatang? Publik AS pun mulai mempertanyakan kesehatan Presiden Trump ketika pemilu presiden tidak mungkin ditunda. (Baca juga: Tolak RUU Cipta Kerja, Buruh Kembali Suarakan Aksi Mogok Nasional)
Dalam catatan sejarah politik AS, tidak pernah adalah calon presiden (capres) yang meninggal atau mengundurkan diri dari pertarungan menuju Gedung Putih. Trump saat ini masih dirawat ketika pemilu hanya berjarak sekitar satu bulan lagi sehingga pertanyaan apa yang akan terjadi nanti pun menjadi pertimbangan. Meskipun, Trump, 74, menyatakan dirinya dalam kondisi baik.
Mungkinkan pemilu presiden AS akan ditunda? Untuk menunda pemilu presiden, baik Senat yang dikuasai Partai Republik dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dikuasai Partai Demokrat, harus menyepakati penundaan terlebih dahulu.
“Saya tidak melihat akan adanya penundaan,” kata Capri Cafaro, mantan anggota Senat negara bagian Ohio yang mengajar di American University. “Partai Demokrat yang menguasai DPR tidak akan ingin menunda pemilu,” paparnya.
Tidak ada dalam sejarah AS terjadi penundaan pemilu. Pada saat Perang Sipil antara Utara dan Selatan, pemilu 1864 tetap digelar sesuai dengan jadwal dengan Abraham Lincoln menjadi pemenang. (Baca juga: Waspadalah, PHK Massal Imbas dari Kenaikan Harga Pokok)
“Ketika Trump terpapar virus corona akan mengangkat program Partai Demokrat baik pajak, perdagangan dan implikasi anggaran,” kata James McDonald, CEO Hercules Investments, berbasis di Los Angeles, AS, dilansir Reuters. “Kita memperkirakan investor akan memulai investasi yang tak beresiko dan meningkatkan persiapan gejolak pasar,” ujarnya.
Seorang bankir senior di AS menyatakan siap menyambut kemenangan Biden dengan berbagai gejolak dan strategi baru. “Ada kemungkinan gugatan pemilu,” kata bankir lainnya yang tidak disebutkan namanya.
Dalam berbagai jajak pendapat, Biden juga unggul dibandingkan Trump dengan selilish sembilan poin berdasarkan survei Reuters/Ipsos.
Pemilu AS Akan Tetap Berjalan?
Saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dinyatakan terpapar virus corona, muncul banyak keraguan apakah dia akan melanjutkan pertarungan pada pemilu presiden November mendatang? Publik AS pun mulai mempertanyakan kesehatan Presiden Trump ketika pemilu presiden tidak mungkin ditunda. (Baca juga: Tolak RUU Cipta Kerja, Buruh Kembali Suarakan Aksi Mogok Nasional)
Dalam catatan sejarah politik AS, tidak pernah adalah calon presiden (capres) yang meninggal atau mengundurkan diri dari pertarungan menuju Gedung Putih. Trump saat ini masih dirawat ketika pemilu hanya berjarak sekitar satu bulan lagi sehingga pertanyaan apa yang akan terjadi nanti pun menjadi pertimbangan. Meskipun, Trump, 74, menyatakan dirinya dalam kondisi baik.
Mungkinkan pemilu presiden AS akan ditunda? Untuk menunda pemilu presiden, baik Senat yang dikuasai Partai Republik dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dikuasai Partai Demokrat, harus menyepakati penundaan terlebih dahulu.
“Saya tidak melihat akan adanya penundaan,” kata Capri Cafaro, mantan anggota Senat negara bagian Ohio yang mengajar di American University. “Partai Demokrat yang menguasai DPR tidak akan ingin menunda pemilu,” paparnya.
Tidak ada dalam sejarah AS terjadi penundaan pemilu. Pada saat Perang Sipil antara Utara dan Selatan, pemilu 1864 tetap digelar sesuai dengan jadwal dengan Abraham Lincoln menjadi pemenang. (Baca juga: Waspadalah, PHK Massal Imbas dari Kenaikan Harga Pokok)
tulis komentar anda