Arab Saudi Keluarkan 108.041 Izin Umrah, Warga 3 Negara Ini Dilarang Masuk
Sabtu, 03 Oktober 2020 - 15:53 WIB
RIYADH - Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan izin umrah bagi 108.041 jamaah yang mendaftar melalui aplikasi Eatmarna pada 27 September hingga 1 Oktober. Pemerintah kerajaan tersebut belum mencabut larangan kunjungan warga dari tiga negara, yakni India, Brasil, dan Argentina, sehubungan dengan pandemi Covid-19.
Umrah diizinkan kembali oleh Arab Saudi mulai 4 Oktober 2020 setelah sekitar tujuh bulan ditangguhkan karena pandemi virus corona baru (Covid-19).
Menurut statistik resmi yang dirilis oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi 108.041 izin umrah diberikan kepada 42.873 warga lokal dan 65.168 warga ekspatriat atau warga asing yang tinggal di Arab Saudi. (Baca: Evaluasi Haji, Arab Saudi Buka Peluang Gelar Umrah Lagi )
Sebanyak 16.000 jamaah mendaftar umrah di aplikasi dalam satu jam pertama peluncurannya. Pada akhir minggu peluncuran aplikasi, sebanyak 309.686 warga lokal dan ekspatriat mendaftar, termasuk 224.929 jamaah terdaftar dan 84.757 pendamping.
Statistik juga menunjukkan bahwa di antara mereka yang ingin menunaikan umrah, jamaah berusia antara 51 hingga 60 tahun mewakili persentase terendah yakni 8 persen, diikuti oleh jamaah usia 41 hingga 50 tahun sebanyak 14 persen, jamaah berusia 20 hingga 30 tahun mencapai 17 persen, jamaah berusia 31 hingga 40 tahun mencapai 26 persen dan jamaah di atas 60 tahun sebanyak 35 persen.
Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci mengatakan kepada Arab News, Sabtu (3/10/2020), bahwa beberapa skenario telah diadopsi untuk mengatur pergerakan jamaah di dalam Masjidil Haram selama musim umrah yang luar biasa tahun ini.
Skenario pertama, jamaah umrah akan melakukan ritual umrah secara spiral, dari luar hingga dalam Masjidil Haram, dan pada skenario kedua jemaah akan dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 50 orang didampingi oleh pengawas. (Baca juga: Bertahap, Arab Saudi Kembali Izinkan Umrah Mulai 4 Oktober 2020 )
Kementerian Haji dan Umrah mengatakan tahap pertama akan berjalan selama 13 hari, dan pada tahap kedua akan dikeluarkan izin untuk salat di Masjidil Haram dan Kamar Suci Nabi, sedangkan pada tahap ketiga umat Islam dari luar Kerajaan akan diizinkan untuk melakukan umrah.
Presidensi menekankan kesiapan Masjidil Haram untuk menerima jamaah—rencana integral dikembangkan untuk musim umrah ini untuk melayani jamaah dan memastikan keselamatan mereka.
Kesiapan itu disampaikan dalam konferensi pers jarak jauh yang diadakan baru-baru ini oleh Presidensi Urusan Dua Masjid Suci, di mana wakil presiden urusan administrasi dan keuangan, Dr Saad bin Mohammed Al-Mohaimeed, mengatakan bahwa presidensi telah merekrut lebih dari 1.000 karyawan untuk menindaklanjuti para jamaah di Masjidil Haram.
Presidensi, lanjut dia, telah mengambil langkah proaktif dengan rencana yang menjamin perkembangan kerja, peningkatan kinerja dan pelatihan kader. "Karyawan akan bekerja sesuai shift untuk melayani 2.000 jamaah, dengan 125 supervisor di setiap shift. Pengawas dari presidensi dan Kementerian Haji dan Umrah akan bekerja sama dan berkoordinasi untuk mengatur massa," katanya. (Baca juga: Dirjen PHU: Keberagkatan Jamaah Umrah Indonesia Tunggu Izin Pemerintah Arab Saudi )
Sementara itu, Wakil Presiden Bidang Pelayanan dan Teknis Masjidil Haram, Mohammed bin Musleh Al-Jabiri, mengatakan bahwa kamera termal akan dipasang di gerbang, jamaah akan dilarang membawa makanan dan minuman ke Masjidil Haram, jarak sosial antara jamaah akan dipantau, dan penggunaan layar sentuh publik tidak akan diizinkan.
Wakil presiden studi dan proyek arsitektur, Sultan Al-Qurshi, mengatakan bahwa dua jalur telah ditetapkan untuk Tawaf (keliling), di mana setiap kelompok yang terdiri dari 100 jamaah akan diberi waktu 15 menit untuk melakukan tujuh putaran Tawaf, memungkinkan 6.000 jamaah untuk melakukan tawaf selama 15 jam dialokasikan untuk ritual.
Dia mengatakan bahwa ada kemungkinan penambahan jalur ketiga, di mana 150 jamaah akan diberi waktu 15 menit untuk melakukan Tawaf; 6.000 jamaah dalam 10 jam.
Umrah diizinkan kembali oleh Arab Saudi mulai 4 Oktober 2020 setelah sekitar tujuh bulan ditangguhkan karena pandemi virus corona baru (Covid-19).
Menurut statistik resmi yang dirilis oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi 108.041 izin umrah diberikan kepada 42.873 warga lokal dan 65.168 warga ekspatriat atau warga asing yang tinggal di Arab Saudi. (Baca: Evaluasi Haji, Arab Saudi Buka Peluang Gelar Umrah Lagi )
Sebanyak 16.000 jamaah mendaftar umrah di aplikasi dalam satu jam pertama peluncurannya. Pada akhir minggu peluncuran aplikasi, sebanyak 309.686 warga lokal dan ekspatriat mendaftar, termasuk 224.929 jamaah terdaftar dan 84.757 pendamping.
Statistik juga menunjukkan bahwa di antara mereka yang ingin menunaikan umrah, jamaah berusia antara 51 hingga 60 tahun mewakili persentase terendah yakni 8 persen, diikuti oleh jamaah usia 41 hingga 50 tahun sebanyak 14 persen, jamaah berusia 20 hingga 30 tahun mencapai 17 persen, jamaah berusia 31 hingga 40 tahun mencapai 26 persen dan jamaah di atas 60 tahun sebanyak 35 persen.
Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci mengatakan kepada Arab News, Sabtu (3/10/2020), bahwa beberapa skenario telah diadopsi untuk mengatur pergerakan jamaah di dalam Masjidil Haram selama musim umrah yang luar biasa tahun ini.
Skenario pertama, jamaah umrah akan melakukan ritual umrah secara spiral, dari luar hingga dalam Masjidil Haram, dan pada skenario kedua jemaah akan dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 50 orang didampingi oleh pengawas. (Baca juga: Bertahap, Arab Saudi Kembali Izinkan Umrah Mulai 4 Oktober 2020 )
Kementerian Haji dan Umrah mengatakan tahap pertama akan berjalan selama 13 hari, dan pada tahap kedua akan dikeluarkan izin untuk salat di Masjidil Haram dan Kamar Suci Nabi, sedangkan pada tahap ketiga umat Islam dari luar Kerajaan akan diizinkan untuk melakukan umrah.
Presidensi menekankan kesiapan Masjidil Haram untuk menerima jamaah—rencana integral dikembangkan untuk musim umrah ini untuk melayani jamaah dan memastikan keselamatan mereka.
Kesiapan itu disampaikan dalam konferensi pers jarak jauh yang diadakan baru-baru ini oleh Presidensi Urusan Dua Masjid Suci, di mana wakil presiden urusan administrasi dan keuangan, Dr Saad bin Mohammed Al-Mohaimeed, mengatakan bahwa presidensi telah merekrut lebih dari 1.000 karyawan untuk menindaklanjuti para jamaah di Masjidil Haram.
Presidensi, lanjut dia, telah mengambil langkah proaktif dengan rencana yang menjamin perkembangan kerja, peningkatan kinerja dan pelatihan kader. "Karyawan akan bekerja sesuai shift untuk melayani 2.000 jamaah, dengan 125 supervisor di setiap shift. Pengawas dari presidensi dan Kementerian Haji dan Umrah akan bekerja sama dan berkoordinasi untuk mengatur massa," katanya. (Baca juga: Dirjen PHU: Keberagkatan Jamaah Umrah Indonesia Tunggu Izin Pemerintah Arab Saudi )
Sementara itu, Wakil Presiden Bidang Pelayanan dan Teknis Masjidil Haram, Mohammed bin Musleh Al-Jabiri, mengatakan bahwa kamera termal akan dipasang di gerbang, jamaah akan dilarang membawa makanan dan minuman ke Masjidil Haram, jarak sosial antara jamaah akan dipantau, dan penggunaan layar sentuh publik tidak akan diizinkan.
Wakil presiden studi dan proyek arsitektur, Sultan Al-Qurshi, mengatakan bahwa dua jalur telah ditetapkan untuk Tawaf (keliling), di mana setiap kelompok yang terdiri dari 100 jamaah akan diberi waktu 15 menit untuk melakukan tujuh putaran Tawaf, memungkinkan 6.000 jamaah untuk melakukan tawaf selama 15 jam dialokasikan untuk ritual.
Dia mengatakan bahwa ada kemungkinan penambahan jalur ketiga, di mana 150 jamaah akan diberi waktu 15 menit untuk melakukan Tawaf; 6.000 jamaah dalam 10 jam.
(min)
tulis komentar anda