Sukses Tangani Pandemi Corona, Pariwisata China Mulai Bangkit
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 13:15 WIB
BEIJING - China mulai bangkit. Awal Oktober ini, ratusan juta orang China diperkirakan akan memenuhi jalan tol, kereta dan pesawat untuk libur hari nasional. Itu menjadi momen kebangkitan pariwisata di negara terpadat di dunia.
Libur selama delapan hari menjadi hari libur pertama sejak China dinyatakan sukses menangani pandemi corona. Kehidupan yang telah berlangsung normal dalam beberapa bulan terakhir menjadi alasan musim libur akan dipadati banyak warga. (Baca: Berikut Bebetapa Doa Memohon Diberi Kelancaran Rezeki)
“Liburan Emas” tersebut akan menjadi ujian bagi China apakah sukses menangani pandemi secara totalitas dan menuju kebangkitan untuk pemulihan ekonomi.
Tahun lalu, 782 wisatawan domestik berlibur selama musim liburan. Itu mampu menghasilkan 650 miliar yuan. Kementerian Pariwisata dan Budaya China tahun ini memprediksi 550 juta wisatawan domestik akan berlibur tahun ini. Namun, Ctrip, biro wisata online terbesar di China, memperkriakan 600 juta orang akan berlibur.
Skala liburan massal dalam jangka waktu yang pendek tentunya tidak terpikirkan dan tidak mungkin dilaksanakan di berbagai negara di belahan lain. Kenapa? Banyak negara masih berkutat menghadapi pandemi corona di mana jumlah telah mencapai 7 juta kasus. Eropa pun kini menghadapi gelombang kedua infeksi virus corona, sedangkan sebagian besar negara masih berkutat dengan gelombang pertama virus corona.
Untuk saat ini, virus corona justru tidak lagi menjadi perhatian bagi wisatawan China. Kenapa? Penularan lokal virus corona hampir nol dan China menjadi negara yang paling ketat memberlakukan kontrol perbatasan. Dalam penegakan protokol kesehatan, China pun menjadi negara yang terdepan dalam membangun kesadaran warganya.
Chen Qianmei (29) wisatawan asal Guangzhou, China , terbang ke Shanghai untuk berlibur. Dia mengatakan, dia tidak lagi khawatir dengan virus, meskipun dia masih harus ekstra hati-hati.
“Saya pikir virus corona di China telah dikendalikan dengan baik,” katanya, dilansir CNN. Dia juga selalu mengenakan masker dan membawa tisu basah untuk membersihkan tangannya sebelum makan. “Di Shanghai, hanya sedikit orang yang mengenakan masker,” paparnya. (Baca juga: Bantuan Kuota Data Diminta Pakai Sistem Akumulasi)
Libur selama delapan hari menjadi hari libur pertama sejak China dinyatakan sukses menangani pandemi corona. Kehidupan yang telah berlangsung normal dalam beberapa bulan terakhir menjadi alasan musim libur akan dipadati banyak warga. (Baca: Berikut Bebetapa Doa Memohon Diberi Kelancaran Rezeki)
“Liburan Emas” tersebut akan menjadi ujian bagi China apakah sukses menangani pandemi secara totalitas dan menuju kebangkitan untuk pemulihan ekonomi.
Tahun lalu, 782 wisatawan domestik berlibur selama musim liburan. Itu mampu menghasilkan 650 miliar yuan. Kementerian Pariwisata dan Budaya China tahun ini memprediksi 550 juta wisatawan domestik akan berlibur tahun ini. Namun, Ctrip, biro wisata online terbesar di China, memperkriakan 600 juta orang akan berlibur.
Skala liburan massal dalam jangka waktu yang pendek tentunya tidak terpikirkan dan tidak mungkin dilaksanakan di berbagai negara di belahan lain. Kenapa? Banyak negara masih berkutat menghadapi pandemi corona di mana jumlah telah mencapai 7 juta kasus. Eropa pun kini menghadapi gelombang kedua infeksi virus corona, sedangkan sebagian besar negara masih berkutat dengan gelombang pertama virus corona.
Untuk saat ini, virus corona justru tidak lagi menjadi perhatian bagi wisatawan China. Kenapa? Penularan lokal virus corona hampir nol dan China menjadi negara yang paling ketat memberlakukan kontrol perbatasan. Dalam penegakan protokol kesehatan, China pun menjadi negara yang terdepan dalam membangun kesadaran warganya.
Chen Qianmei (29) wisatawan asal Guangzhou, China , terbang ke Shanghai untuk berlibur. Dia mengatakan, dia tidak lagi khawatir dengan virus, meskipun dia masih harus ekstra hati-hati.
“Saya pikir virus corona di China telah dikendalikan dengan baik,” katanya, dilansir CNN. Dia juga selalu mengenakan masker dan membawa tisu basah untuk membersihkan tangannya sebelum makan. “Di Shanghai, hanya sedikit orang yang mengenakan masker,” paparnya. (Baca juga: Bantuan Kuota Data Diminta Pakai Sistem Akumulasi)
tulis komentar anda