Begini Cara Hong Kong Tundukkan COVID-19 tanpa Lockdown Total

Selasa, 05 Mei 2020 - 11:39 WIB
Orang-orang memakai masker berjejer di luar She Wong Yee, sebuah restoran ular di Hong Kong, China 2 April 2020 di tengah pandemi COVID-19. Foto/REUTERS/Yoyo Chow
HONG KONG - Hong Kong, wilayah semi-otonom China, dipandang sebagai salah satu otoritas yang berhasil "menundukkan" pandemi virus corona baru, COVID-19, dengan jumlah kematian hanya empat orang. Hebatnya, kota pusat keuangan Asia ini sukses melawan pandemi tanpa memberlakukan penguncian (lockdown) wilayah secara total.

Pada 20 April, untuk pertama kalinya dalam lebih dari enam minggu, Hong Kong melaporkan nol kasus baru COVID-19. Kondisi baik itu terus bertahan hingga sekarang.

Data worldometers pada Selasa (5/5/2020) pukul 10.45 yang dikutip SINDOnews.com menunjukkan ada 1.041 kasus infeksi COVID-19 di Hong Kong dengan 4 kematian dan sebanyak 900 pasien berhasil disembuhkan.

Data itu menjadi prestasi bagus Hong Kong, mengingat wilayah berpenduduk 7,5 juta jiwa itu dekat dengan China daratan, negara di mana pandemi COVID-19 pertama kali muncul.



Hong Kong sempat mengalami gelombang kedua wabah COVID-19 pada Maret lalu setelah penduduk kembali ke kota dari hot spot COVID-19 di Eropa dan Kasus warga Amerika Serikat di Hong Kong hampir tiga kali lipat.

Para ahli menyoroti keberhasilan Hong Kong mengelola gelombang pertama dan kedua pandemi COVID-19 tanpa penguncian total yang melumpuhkan ekonomi. Penduduk di kota itu sudah hidup seperti biasa dan tingkat infeksi melambat.

"Kehidupan bagi banyak orang di sini telah kembali normal, kecuali bahwa mereka mengenakan masker," kata pemilik restoran lokal, Wing Fat Yau, seperti dikutip US News.

"Saya melihat banyak orang di jalan, di pusat perbelanjaan, di taman. Anak-anak bekejar-kejaran, bermain. Orang makan di restoran, berkerumun dan ramai, berbaris di luar toko-toko dan restoran."

Beberapa ahli menghubungkan keberhasilan Hong Kong dalam mengatasi pandemi ini dengan pengalamannya dalam menangani wabah sindrom pernafasan akut parah atau SARS, yang menewaskan 299 orang dan menginfeksi 1.755 di wilayah itu pada tahun 2003.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More