Rusia Tangkap Pria Pengaku Titisan Yesus yang Memiliki 5.000 Pengikut

Kamis, 24 September 2020 - 21:04 WIB
Sergei Torop (kanan), pria pengaku titisan Yesus Kristus yang ditangkap pasukan gabungan Rusia. Foto/Kirill Kukhmar/TASS
MOSKOW - Pasukan gabungan Rusia menangkap seorang pria yang mengaku sebagai reinkarnasi Yesus Kristus atas tuduhan melakukan kekerasan fisik dan psikologis terhadap sejumlah pengikutnya.

Sergei Torop, yang memiliki sekitar 5.000 pengikut, memimpin Gereja Perjanjian Terakhir.Dia juga menulis sepuluh jilid yang diklaim sebagai "sekuel dari Alkitab".

Sebelum mengaku sebagai titisan Yesus Kristus, Torop pernah bekerja sebagai petugas polisi lalu lintas. Dia diduga memanfaatkan pengikutnya untuk mendapatkan keuntungan. (Baca: Korut Tembak Mati Pejabat Korsel, Jasadnya Dibakar )



Selama mengaku sebagai Mesias zaman modern dan pemimpin Gereja Perjanjian Terakhir, Torop kerap terlihat mengenakan jubah putih.

Dua pemimpin lain dari Gereja Perjanjian Terakhir; Vadim Redkin dan Vladimir Vedernikov, juga ditangkap dan ditahan.

Hakim Alla Veselykh dari pengadilan di Novosibirsk, kota terbesar di Siberia, seperti dikutip dari Mirror, Kamis (24/9/2020), mengatakan; "Torop akan ditahan selama dua bulan, hingga 22 November".

Ketiganya dituduh menggunakan kekerasan psikologis yang menyebabkan beberapa pengikutmembahayakan kesehatan mereka.

Para pemimpin sekte dituduh menggunakan uang pengikut mereka untuk menghasilkan keuntungan. Mereka menghadapi hukuman 12 tahun penjara jika terbukti bersalah. (Baca: Bikin Heboh, Gereja Islandia Tampilkan Gambar Yesus Berpayudara di Bawah Pelangi )

Torop, yang berusia 59 tahun, ditangkap pada hari Selasa dalam penggerebekan bergaya militer di markas besar keagamaan Sun City di sebuah desa di Siberia yang berjarak 2.600 mil timur Moskow.

Sebuah gambar muncul menunjukkan catatan bunuh diri dan tali gantungan terlihat sebagai bagian dari bukti yang menuduh pengikutnya terluka.

Torop menolak tuduhan terhadapnya yang dirinci oleh Komite Investigasi Rusia. Dia mempertanyakan kata-kata para korban, dan mengklaim bahwa dia belum pernah melihat beberapa dari mereka.

"Saya belum pernah melihat satu pun dari mereka dan saya melihat satu lagi 15 tahun lalu. Dalam tiga tahun terakhir, tiga dari orang-orang ini terus-menerus membuat kesulitan dan mengajukan keluhan mereka," katanya. (Baca juga: Nego Ulang Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X, Pihak Korsel Terbang ke Indonesia )

Redkin meminta organisasi hak asasi manusia untuk membantu sekte tersebut. Dia mengklaimpengadu memiliki "gangguan mental" dan tidak boleh dipercaya oleh penegak hukum.

“Saya tinggal di taiga, di darat,” katanya. “Di sana saya punya istri dan tiga anak kecil, anak di bawah umur. Sekarang akan sangat sulit bagi mereka."

Operasi untuk menahan Torop melibatkan empat helikopter dan puluhan perwira bersenjata berat dari Garda Nasional Rusia, pasukan di bawah komando Presiden Vladimir Putin, dinas keamanan FSB, dan Komite Investigasi.

Video yang dirilis oleh anggota sekte menunjukkan pasukan khusus Spetsnaz bertopeng dengan senapan mesin tempur di wilayah kelompok itu di distrik Kuraginsky terpencil di wilayah Krasnoyarsk di Siberia.

Petugas lainnya berpakaian preman. Kelompok sekte itu—yang dilarang merokok dan minum alkohol—telah berada di Siberia selama bertahun-tahun dan tidak jelas mengapa pihak berwenang Rusia bertindak dalam penggerebekan dini hari.

Torop mengklaim memiliki 5.000 pengikut, beberapa ratus di antaranya tinggal di pondok kayu di kamp Sun City yang terpencil di Petropavlovka, sekitar 2.600 mil di timur Moskow.

Tiga tahun lalu pemimpin sekte itu mengatakan kepada BBC; “Kami memiliki sekolah gadis bangsawan di sini."

“Kami mempersiapkan para gadis untuk menjadi istri masa depan, calon pengantin bagi pria yang layak," katanya.

"Dia harus mengerti untuk tidak melampaui laki-laki, tidak bangga dengan kemandiriannya, tetapi menjadi pemalu, tidak mencolok dan lemah.”

Dia dilaporkan memiliki dua istri dengan enam anak. Dia mencampakkan istri pertamanya, dan menikahi seorang gadis berusia 19 tahun yang telah tinggal bersamanya sejak usia tujuh tahun.

Dia tinggal di chalet yang nyaman sementara para pengikutnya tinggal di gubuk kayu di salah satu wilayah terdingin di Rusia dengan suhu turun hingga minus 50 derajat Celsius saat musim dingin.

Torop mengklaim tersadar setelah dia dipecat sebagai polisi lalu lintas shift malam di kota Minusinsk di Siberia. Dia mengklaim Tuhan telah mengirimnya ke Bumi untuk mengajari umat manusia tentang kejahatan perang dan kerusakan yang kami timbulkan pada lingkungan.

Pemimpin sekte itu menghapuskan Natal, menggantinya dengan peringatan tanggal khotbahpertamanya, 18 Agustus.

Dia mengklaim bahwa Maria, Ibu Yesus, adalah ibunya sendiri. Catatan resmi menunjukkan Ibu kandungnya bernama Nadyezhda.

Dia memiliki pengikut di Jerman dan beberapa negara Eropa lainnya.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More