Dorong Reformasi, PM India: PBB Menghadapi Krisis Kepercayaan

Selasa, 22 September 2020 - 19:20 WIB
PM India Narendra Modi mendesak dilakukannya reformasi di tubuh PBB. Foto/Russia Today
NEW YORK - Perdana Menteri (PM) India , Narendra Modi mengatakan, reformasi mendesak diperlukan untuk memperbaiki struktur PBB yang usang. Reformasi diperlukan untuk memastikan bahwa PBB lebih mencerminkan realitas dunia modern.

Modi mengatakan bahwa perubahan harus mempengaruhi badan utama PBB dan memastikan bahwa organisasi internasional tersebut memberikan suara kepada semua pemangku kepentingan. Ia mengatakan bahwa New Delhi tetap berkomitmen untuk membawa kehidupan baru ke dalam Dewan Keamanan dan untuk merevitalisasi Majelis Umum, serta Dewan Ekonomi dan Sosial.(Baca juga: Iran: Penerapan Kembali Sanksi PBB Hanya Ada di Imajinasi Pompeo )“Tanpa reformasi yang komprehensif, PBB menghadapi krisis kepercayaan. Untuk dunia yang saling terhubung saat ini, kami membutuhkan reformasi multilateralisme yang mencerminkan realitas saat ini," kata Modi, dalam pidato via video memperingati ulang tahun PBB ke-75.

"Anda tidak bisa melawan tantangan hari ini dengan struktur kuno," cetusnya seperti dilansir dari Russia Today, Selasa (22/9/2020)

Seruan untuk reformasi juga tercermin dalam deklarasi peringatan PBB, yang mendesak negara-negara anggota untuk menciptakan organisasi yang lebih gesit, efektif dan akuntabel. Sementara itu, Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa cita-cita pendiriannya tetap menjadi suar menuju dunia yang lebih baik.(Baca juga: Sekjen PBB: Klaim AS Terkait Sanksi Iran Masih Belum Pasti )

India telah menjadi salah satu negara yang mendorong perluasan Dewan Keamanan (DK) PBB dengan menambahkan beberapa anggota tetap dengan hak veto. Saat ini, DK PBB memiliki lima anggota tetap: Rusia, China, Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis. Semua ini mendukung perluasan Dewan Keamanan dengan satu atau lain cara, menjadikannya lebih mewakili berbagai kawasan di seluruh dunia.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ber)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More