FinCEN Files Ungkap Aliran 'Uang Panas' Global, Diduga Ada yang Masuk Indonesia
Senin, 21 September 2020 - 12:28 WIB
Dalam pernyataannya dari 9 September, juru bicara Deutsche Bank tersebut menekankan: "Kami mengakui kelemahan masa lalu dalam lingkungan kendali kami, kami meminta maaf untuk ini dan menerima denda kami masing-masing. Yang terpenting: kami belajar dari kesalahan kami, secara sistematis menangani masalah dan membuat perubahan pada bisnis kami perimeter, kontrol kami, dan personel kami."
Tanggal dari Laporan Aktivitas Mencurigakan yang tercatat menimbulkan pertanyaan tentang seberapa banyak Deutsche Bank tahu tentang hubungan Döviz dengan Zarrab dan keterlibatan pedagang Turki dalam apa yang ternyata merupakan skema emas untuk minyak untuk menghindari sanksi terhadap Iran.
Operasi Miliaran Dolar Reza Zarrab
Ketika bank Iran terputus dari sistem transaksi SWIFT global, perusahaan negara itu tidak dapat lagi menggunakan transfer perbankan internasional untuk menerima pembayaran ekspor minyak dan gas.
Untuk menyiasati larangan tersebut, Iran mulai mengumpulkan emas sebagai pembayaran. Reza Zarrab memainkan peran kunci dalam skema miliaran dolar ini untuk membantu Iran menghindari sanksi.
Zarrab pertama kali didakwa dan ditangkap pada Desember 2013 di Turki, sebagai bagian dari investigasi korupsi yang lebih besar yang ditujukan kepada para menteri di pemerintahan AKP yang berkuasa. Di antara dakwaan yang ditujukan kepadanya adalah menyuap menteri, pencucian uang, dan penyelundupan emas.
Menurut laporan jaksa Turki saat itu, Zarrab menggunakan Nadir Döviz untuk membeli emas. Bagman Zarrab Adem Karahan kemudian mengatakan kepada harian Turki, Cumhuriyet, bahwa dia adalah seorang kurir uang tunai untuk pergi dari Dubai ke Turki dan dari Dubai ke Iran.
Salah satu perusahaan tempat dia menerima uang adalah Nadir Gold LLC, anak perusahaan Nadir Döviz di Dubai. Justru kedua perusahaan inilah yang dicantumkan Deutsche Bank dalam Laporan Aktivitas Mencurigakan Maret 2017 ke FinCen.
Pada saat itu, pemerintahan Erdogan membantah semua tuduhan terhadap Zarrab dan menyamakan penyelidikan tersebut dengan upaya kudeta, membersihkan dan menangkap jaksa yang memulainya. Setelah dua setengah bulan di penjara, Zarrab dibebaskan.
Pada Maret 2016, Zarrab ditangkap lagi, kali ini di AS saat dalam perjalanan ke Disney World bersama keluarganya. Otoritas AS menuduhnya melakukan pencucian uang, penipuan dan membantu pemerintah Iran untuk menghindari sanksi ekonomi.
Tanggal dari Laporan Aktivitas Mencurigakan yang tercatat menimbulkan pertanyaan tentang seberapa banyak Deutsche Bank tahu tentang hubungan Döviz dengan Zarrab dan keterlibatan pedagang Turki dalam apa yang ternyata merupakan skema emas untuk minyak untuk menghindari sanksi terhadap Iran.
Operasi Miliaran Dolar Reza Zarrab
Ketika bank Iran terputus dari sistem transaksi SWIFT global, perusahaan negara itu tidak dapat lagi menggunakan transfer perbankan internasional untuk menerima pembayaran ekspor minyak dan gas.
Untuk menyiasati larangan tersebut, Iran mulai mengumpulkan emas sebagai pembayaran. Reza Zarrab memainkan peran kunci dalam skema miliaran dolar ini untuk membantu Iran menghindari sanksi.
Zarrab pertama kali didakwa dan ditangkap pada Desember 2013 di Turki, sebagai bagian dari investigasi korupsi yang lebih besar yang ditujukan kepada para menteri di pemerintahan AKP yang berkuasa. Di antara dakwaan yang ditujukan kepadanya adalah menyuap menteri, pencucian uang, dan penyelundupan emas.
Menurut laporan jaksa Turki saat itu, Zarrab menggunakan Nadir Döviz untuk membeli emas. Bagman Zarrab Adem Karahan kemudian mengatakan kepada harian Turki, Cumhuriyet, bahwa dia adalah seorang kurir uang tunai untuk pergi dari Dubai ke Turki dan dari Dubai ke Iran.
Salah satu perusahaan tempat dia menerima uang adalah Nadir Gold LLC, anak perusahaan Nadir Döviz di Dubai. Justru kedua perusahaan inilah yang dicantumkan Deutsche Bank dalam Laporan Aktivitas Mencurigakan Maret 2017 ke FinCen.
Pada saat itu, pemerintahan Erdogan membantah semua tuduhan terhadap Zarrab dan menyamakan penyelidikan tersebut dengan upaya kudeta, membersihkan dan menangkap jaksa yang memulainya. Setelah dua setengah bulan di penjara, Zarrab dibebaskan.
Pada Maret 2016, Zarrab ditangkap lagi, kali ini di AS saat dalam perjalanan ke Disney World bersama keluarganya. Otoritas AS menuduhnya melakukan pencucian uang, penipuan dan membantu pemerintah Iran untuk menghindari sanksi ekonomi.
tulis komentar anda