Tepati Janji, Li Meng Yan Rilis Bukti Covid-19 Dibuat di Lab Militer Komunis China

Rabu, 16 September 2020 - 11:52 WIB
"Bukti menunjukkan bahwa (virus) seharusnya merupakan produk laboratorium yang dibuat dengan menggunakan virus corona ZC45 kelelawar dan/atau ZXC21 sebagai template dan/atau tulang punggung," lanjut dia, yang dilansir Mail Online, Rabu (16/9/2020). (Baca: Ahli Virus China Melarikan Diri ke AS, Klaim Beijing Menutup-nutupi Corona )

Menurutnya, virus dibuat menggunakan penyimpanan virus kelelawar tersebut, yang dia klaim sampelnya disimpan di Hong Kong dan China.

Dr Li Meng Yan dalam abstraksi laporannya mengklaim bahwa virus corona SARS-CoV-2 dapat dibangun hanya dalam enam bulan.

Dr Andrew Preston, seorang ahli patogenesis mikroba di University of Bath, mengecam laporan Li Meng Yan sebagai laporan yang "mengingatkan pada teori konspirasi". "Afiliasi penulis adalah Rule of Law Society dan Rule of Law Foundation, New York," katanya.

"Di situs web mereka, visi dari organisasi ini adalah untuk mengizinkan rakyat China hidup di bawah sistem nasional berdasarkan aturan hukum, terlepas dari sistem politik Republik Rakyat China dan misinya adalah mengungkap korupsi, penghalang, ilegalitas, kebrutalan, pemenjaraan palsu, hukuman yang berlebihan, pelecehan, dan ketidakmanusiawian yang menyebar dalam sistem politik, hukum, bisnis dan keuangan China," paparnya.

"Mengingat klaim tidak berdasar dalam publikasi, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, laporan tersebut tidak dapat dilihat dengan kredibilitas apa pun sebagaimana adanya," paparnya. (Baca: Xi Jinping: China Lulus Ujian Virus Corona yang Luar Biasa dan Bersejarah )

Dr Michael Head, pakar kesehatan global di University of Southampton, mengatakan teori konspirasi yang dijajakan oleh laporan tersebut telah "berputar-putar di seluruh pandemi".

"Pada akhirnya, hal itu bisa merusak kesehatan masyarakat jika dilaporkan secara non-kritis tanpa melihat bukti yang lebih luas," katanya.

"Jika orang terpapar dan kemudian percaya pada teori konspirasi, ini kemungkinan akan berdampak negatif pada upaya untuk menjaga kasus Covid-19 tetap rendah dan dengan demikian akan ada lebih banyak kematian dan penyakit daripada yang seharusnya," ujarnya.

Genomik virus telah diuraikan sebelumnya, misalnya makalah tinjauan rekan sejawat di jurnal Nature Medicine di mana mereka menyatakan "Analisis kami dengan jelas menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 bukanlah dibuat di laboratorium atau virus yang sengaja dimanipulasi".
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More