Tepati Janji, Li Meng Yan Rilis Bukti Covid-19 Dibuat di Lab Militer Komunis China

Rabu, 16 September 2020 - 11:52 WIB
Li Meng Yan, ahli virus China yang melarikan diri ke Amerika Serikat. Foto/ITV/REX
WASHINGTON - Dr Li Meng Yan , ahli virologi China yang melarikan diri ke Amerika Serikat (AS), menepati janji dengan menerbitkan laporan tentang klaimnya bahwa virus corona baru ( Covid-19 ) dibuat di laboratorium militer Partai Komunis China . Laporan tersebut dia nyatakan sebagai bukti atas klaimnya.

Li Meng Yan, mantan peneliti di Hong Kong’s School of Public Health, Hong Kong University (HKU), mengatakan virus itu dibangun dengan menggabungkan materi genetik dari dua virus corona kelelawar. (Baca: Li Meng Yan Janjikan Bukti Covid-19 Dibuat di Lab Militer Partai Komunis China )

Dia mengklaim protein lonjakannya—struktur pada permukaan virus yang digunakannya untuk mengikat sel—diedit untuk memudahkan virus menempel ke sel manusia.

Tetapi para ilmuwan mengecam laporannya—yang dia janjikan saat wawancara pekan lalu akan segera dirilis—sebagaiklaim "tidak berdasar". Mereka menganggap bukti yang diajukan Li tidak memiliki kredibilitas apa pun.

Makalah penelitian telah menentukan asal mula virus SARS-Cov-2 dari kelelawar, yang mengarah ke para ahli top menolak anggapan bahwa virus itu diciptakan oleh manusia.



SARS-CoV-2 —nama ilmiah patogen—adalah virus corona ketujuh yang diketahui menginfeksi manusia dan menular ke manusia setelah versi sebelumnya bermutasi. Virus sebelumnya diduga salah satu yang menginfeksi kelelawar dan kemudian mencapai manusia melalui hewan lain. (Bacca: Ilmuwan China Lari ke AS: Covid-19 Dibuat di Lab Militer Partai Komunis China )

Laporan Li belum diterbitkan dalam jurnal ilmiah dan belum ditinjau oleh rekan sejawat, yang berarti laporan itu belum diperiksa dan disetujui oleh para ilmuwan. Tapi laporannya telah mendapat perhatian publik yang luas, yang telah dilihat lebih dari 150.000 kali sejak di-posting kemarin di situs web Zenodo, sebuah situs web yang dioperasikan oleh Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir.

Li menyatakan penelitiannya mengabaikan teori bahwa virus corona berevolusi di alam liar dan kemudian ditransfer ke manusia. Dia mengklaim hal itu "tidak memiliki dukungan substansial".

"SARS-CoV-2 menunjukkan karakteristik biologis yang tidak konsisten dengan virus yang muncul secara alami," tulis dia.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More