Trump Klaim Kim Jong-un Perlihatkan Kepala Paman usai Mengeksekusinya
Jum'at, 11 September 2020 - 13:28 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membahas eksekusi pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un terhadap pamannya; Jenderal Jang Song-thaek , selama wawancara dengan jurnalis Bob Woodward.
Trump mengklaim diktator muda Korea Utara menceritakan semuanya kepadanya ketika mereka bertemu. Kedua pemimpin itu sudah beberapa kali bertemu, termasuk pertemuan pertama di Singapura dalam perundingan untuk pelucutan senjata nuklir Pyongyang. (Baca: Trump Sebut Kim Jong-un Mengaku Telah Bunuh Pamannya )
Woodward menerbitkan wawancaranya dengan Trump dalam sebuah buku berjudul "Rage" yang akan dirilis resmi 15 September 2020. Menurut buku tersebut, Trump mengklaim bahwa Kim Jong-un menunjukkan kepala pamannya setelah mengeksekusinya dengan regu tembak.
Woodward merupakan editor Washington Post. Buku "Rage" disusun setelah serangkaian rekaman wawancara serta akses ke korespondensi pribadi dengan Trump.
Jenderal Jang Song-thaek menjadi sasaran regu tembak Korut atas perintah Kim Jong-un. Pemerintah Pyongyang pernah mengonfirmasi eksekusi itu dengan klaim bahwa Jang Song-thaek korupsi dan berupaya merebut kekuasaan keponakannya tersebut. (Baca: Trump: AS Punya Senjata Nuklir yang Belum Pernah Dilihat Rusia dan China )
Menurut buku Woodward, Trump mengatakan bahwa Kim Jong-un kemudian memajang kepala pamannya agar dilihat orang lain.
Tak hanya sang jenderal yang dieksekusi, para pembantunya juga dieksekusi menggunakan senjata anti-pesawat.
Jang Song-thaek sempat mengambil alih kekuasaan Korea Utara setelah ayah Kim Jong-un; Kim Jong-il, jatuh sakit sebelum meninggal pada 2011.
Selama panggilan teleponnya dengan Woodward, beberapa di antaranya telah dirilis sebelum buku itu dijual minggu depan, Trump sangat memuji pemimpin muda kontroversial itu. (Baca: Terungkap, Kim Jong-un Kedipkan Mata ke Jubir Gedung Putih Sarah Sanders )
Dan dalam sepucuk surat yang diperlihatkan kepada wartawan, yang paling terkenal karena penyelidikannya atas skandal Watergate, Trump bertanya kepada Kim; "Apakah Anda pernah melakukan hal lain selain mengirim roket ke udara?."
"Ayo pergi nonton film bersama. Ayo main golf," lanjut Trump.
Dia melanjutkan dengan menggambarkan keengganan Kim Jong-un untuk memberangus program senjata nuklirnya yang digambarkan Trump seperti "seseorang mencintai sebuah rumah dan tidak bisa menjualnya".
Trump juga menunjukkan Woodward menyukai surat dari Kim Jong-un, di mana Kim Jong-un menyapa presiden Amerika itu dengan "Yang Mulia" dan berbicara tentang saat mereka berpegangan tangan.
Trump juga mengakui kepada Woodward bahwa dia tahu betapa mematikan dan menularnya virus corona, tetapi mengecilkannya karena dia tidak ingin menimbulkan kepanikan publik. (Baca juga: 'Menghilang' Sejak 27 Juli, Pakar Khawatir Adik Kim Jong-un dalam Bahaya )
Sementara itu, selama konferensi pers di Gedung Putih pada hari Kamis, Trump mengatakan kepada wartawan; "Woodward adalah seseorang yang saya hormati". Namun, Trump masih menyatakan bahwa Woodward tidak tahu terlalu banyak tentang pekerjaannya.
Ditanya mengapa dia setuju untuk diwawancarai Woodward, Trump menjawab; "Saya melakukannya karena penasaran karena saya memiliki rasa hormat dan saya ingin melihat; Saya ingin tahu apakah orang seperti itu bisa menulis dengan baik."
"Saya tidak berpikir dia bisa, tetapi mari kita lihat apa yang terjadi," imbuh dia, seperti dilansir Daily Mirror, Jumat (11/9/2020).
Trump mengklaim diktator muda Korea Utara menceritakan semuanya kepadanya ketika mereka bertemu. Kedua pemimpin itu sudah beberapa kali bertemu, termasuk pertemuan pertama di Singapura dalam perundingan untuk pelucutan senjata nuklir Pyongyang. (Baca: Trump Sebut Kim Jong-un Mengaku Telah Bunuh Pamannya )
Woodward menerbitkan wawancaranya dengan Trump dalam sebuah buku berjudul "Rage" yang akan dirilis resmi 15 September 2020. Menurut buku tersebut, Trump mengklaim bahwa Kim Jong-un menunjukkan kepala pamannya setelah mengeksekusinya dengan regu tembak.
Woodward merupakan editor Washington Post. Buku "Rage" disusun setelah serangkaian rekaman wawancara serta akses ke korespondensi pribadi dengan Trump.
Jenderal Jang Song-thaek menjadi sasaran regu tembak Korut atas perintah Kim Jong-un. Pemerintah Pyongyang pernah mengonfirmasi eksekusi itu dengan klaim bahwa Jang Song-thaek korupsi dan berupaya merebut kekuasaan keponakannya tersebut. (Baca: Trump: AS Punya Senjata Nuklir yang Belum Pernah Dilihat Rusia dan China )
Menurut buku Woodward, Trump mengatakan bahwa Kim Jong-un kemudian memajang kepala pamannya agar dilihat orang lain.
Tak hanya sang jenderal yang dieksekusi, para pembantunya juga dieksekusi menggunakan senjata anti-pesawat.
Jang Song-thaek sempat mengambil alih kekuasaan Korea Utara setelah ayah Kim Jong-un; Kim Jong-il, jatuh sakit sebelum meninggal pada 2011.
Selama panggilan teleponnya dengan Woodward, beberapa di antaranya telah dirilis sebelum buku itu dijual minggu depan, Trump sangat memuji pemimpin muda kontroversial itu. (Baca: Terungkap, Kim Jong-un Kedipkan Mata ke Jubir Gedung Putih Sarah Sanders )
Dan dalam sepucuk surat yang diperlihatkan kepada wartawan, yang paling terkenal karena penyelidikannya atas skandal Watergate, Trump bertanya kepada Kim; "Apakah Anda pernah melakukan hal lain selain mengirim roket ke udara?."
"Ayo pergi nonton film bersama. Ayo main golf," lanjut Trump.
Dia melanjutkan dengan menggambarkan keengganan Kim Jong-un untuk memberangus program senjata nuklirnya yang digambarkan Trump seperti "seseorang mencintai sebuah rumah dan tidak bisa menjualnya".
Trump juga menunjukkan Woodward menyukai surat dari Kim Jong-un, di mana Kim Jong-un menyapa presiden Amerika itu dengan "Yang Mulia" dan berbicara tentang saat mereka berpegangan tangan.
Trump juga mengakui kepada Woodward bahwa dia tahu betapa mematikan dan menularnya virus corona, tetapi mengecilkannya karena dia tidak ingin menimbulkan kepanikan publik. (Baca juga: 'Menghilang' Sejak 27 Juli, Pakar Khawatir Adik Kim Jong-un dalam Bahaya )
Sementara itu, selama konferensi pers di Gedung Putih pada hari Kamis, Trump mengatakan kepada wartawan; "Woodward adalah seseorang yang saya hormati". Namun, Trump masih menyatakan bahwa Woodward tidak tahu terlalu banyak tentang pekerjaannya.
Ditanya mengapa dia setuju untuk diwawancarai Woodward, Trump menjawab; "Saya melakukannya karena penasaran karena saya memiliki rasa hormat dan saya ingin melihat; Saya ingin tahu apakah orang seperti itu bisa menulis dengan baik."
"Saya tidak berpikir dia bisa, tetapi mari kita lihat apa yang terjadi," imbuh dia, seperti dilansir Daily Mirror, Jumat (11/9/2020).
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda