China Kampanyekan Inisiatif Keamanan Data Global
Kamis, 10 September 2020 - 11:35 WIB
Agustus lalu, AS mengamendemen aturan yang secara efektif memutus Huawei dalam suplai semikonduktor. Pada bulan yang sama, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif melarang transaksi dengan pemilik TikTok ByteDance dan pemilik WeChat yakni Tencent. Negara lain juga ikut memblokade perusahaan teknologi China tersebut. (Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Kian Mengkhawatirkan, Rumah Sakit di Ambang Kolaps)
Bahkan AS juga memasukkan 38 afiliasi Huawei di 21 negara ke daftar hitam. 152 afiliasi Huawei masuk daftar hitam terkait perdagangan di AS. Akibatnya, Huawei akan berhenti memproduksi chip andalannya, Kirin, pada bulan ini. Kemudian, Huawei tidak akan ikut bermain dalam pengembangan jaringan 5G di Australia dan Inggris. India juga telah melarang 118 aplikasi China atas ketegangan perbatasan.
Kemudian, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana membatasi ekspor kepada Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC). SMIC merupakan produsen semikonduktor terbesar di China. Sejak AS berencana ‘memblokir' SMIC, harga sahamnya anjlok hampir 23% di bursa Hong Kong.
Departemen Pertahanan AS sedang mengkaji hubungan SMIC dengan militer China. Mereka juga berdiskusi dengan lembaga lainnya, mengenai masuk tidaknya SMIC ke dalam daftar entitas yang dibatasi impornya atas produk tertentu asal Negeri Paman Sam. Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menekan perusahaan teknologi China. Apalagi, SMIC dipandang sebagai pemain kunci bagi Negeri Tirai Bambu untuk meningkatkan industri semikonduktor domestiknya.
Sebelumnya, melansir CNBC, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian mengungkapkan Trump melakukan upaya hegemoni secara nyata terhadap teknologi global. "Kami membuat sikap serius terhadap penindasan AS yang tidak beralasan terhadap perusahaan Tiongkok," katanya. (Lihat videonya: Limbah Medis Rumah Sakit Mencemari Sungai Cisadane)
Berbagai kebijakan Washington dinilai bertentangan dengan sistem ekonomi pasar yang selama ini didengungkan Washington. "Ini tidak hanya melanggar aturan perdagangan internasional, rantai industri global, rantai pasokan, dan rantai nilai, tetapi juga merusak kepentingan nasional dan citra AS sendiri," kata Zhao. (Andika H Mustaqim)
Bahkan AS juga memasukkan 38 afiliasi Huawei di 21 negara ke daftar hitam. 152 afiliasi Huawei masuk daftar hitam terkait perdagangan di AS. Akibatnya, Huawei akan berhenti memproduksi chip andalannya, Kirin, pada bulan ini. Kemudian, Huawei tidak akan ikut bermain dalam pengembangan jaringan 5G di Australia dan Inggris. India juga telah melarang 118 aplikasi China atas ketegangan perbatasan.
Kemudian, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana membatasi ekspor kepada Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC). SMIC merupakan produsen semikonduktor terbesar di China. Sejak AS berencana ‘memblokir' SMIC, harga sahamnya anjlok hampir 23% di bursa Hong Kong.
Departemen Pertahanan AS sedang mengkaji hubungan SMIC dengan militer China. Mereka juga berdiskusi dengan lembaga lainnya, mengenai masuk tidaknya SMIC ke dalam daftar entitas yang dibatasi impornya atas produk tertentu asal Negeri Paman Sam. Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menekan perusahaan teknologi China. Apalagi, SMIC dipandang sebagai pemain kunci bagi Negeri Tirai Bambu untuk meningkatkan industri semikonduktor domestiknya.
Sebelumnya, melansir CNBC, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian mengungkapkan Trump melakukan upaya hegemoni secara nyata terhadap teknologi global. "Kami membuat sikap serius terhadap penindasan AS yang tidak beralasan terhadap perusahaan Tiongkok," katanya. (Lihat videonya: Limbah Medis Rumah Sakit Mencemari Sungai Cisadane)
Berbagai kebijakan Washington dinilai bertentangan dengan sistem ekonomi pasar yang selama ini didengungkan Washington. "Ini tidak hanya melanggar aturan perdagangan internasional, rantai industri global, rantai pasokan, dan rantai nilai, tetapi juga merusak kepentingan nasional dan citra AS sendiri," kata Zhao. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda