Pemimpin Protes Belarusia Ditahan di Perbatasan Setelah Gagal Diusir
Selasa, 08 September 2020 - 19:30 WIB
KYIV - Pemimpin oposisi Maria Kolesnikova ditahan otoritas Belarusia setelah upaya untuk mengusirnya dari negara itu gagal.
Kantor berita Interfax Ukraina melaporkan Kolesnikova dengan sengaja merobek paspornya sehingga para pejabat perbatasan Ukraina tak dapat mengizinkan dia melintas.
Deputi Menteri Dalam Negeri Ukraina Anton Gerashchenko menyatakan di Facebook bahwa Kolesnikova yang sudah hilang selama 24 jam itu berhasil mencegah pengusiran paksa dirinya dari negara asalnya.
Keberadaan Kolesnikova menjadi misteri sejak para pendukungnya menyatakan dia diculik di jalan oleh pria bermasker di ibu kota Minsk pada Senin (7/9). Kolesnikova merupakan tokoh kunci dalam unjuk rasa menentang terpilihnya kembali Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
“Maria Kolesnikova tak dapat dideportasi dari Belarusia karena wanita berani ini mengambil langkah untuk mencegah dirinya dipindahkan melintasi perbatasan. Dia tetap di wilayah republik Belarusia. Alexander Lukashenko secara pribadi bertanggung jawab atas hidup dan matinya,” kata Gerashchenko.
Keberadaan Kolesnikova tidak diketahui dengan pasti. “Dua tokoh oposisi lainnya, Anton Rodnenkov dan Ivan Kravtsov, hilang pada saat yang sama dan telah masuk ke Ukraina pada Selasa (8/9) pagi,” ungkap pernyataan badan perbatasan Ukraina.
“Kolesnikova sekarang sudah ditahan, saya tidak dapat mengatakan dengan pasti di mana dia, tapi dia telah ditahan,” kata Anton Bychkovsky, perwakilan badan perbatasan Belarusia.
“Dia ditahan terkait kondisi di mana mereka (kelompok itu) meninggalkan wilayah Belarusia,” ujar dia.
Dengan penahanan Kolesnikova dan tokoh oposisi lainnya, Lukashenko berupaya melumpuhkan kepemimpinan gerakan protes yang terus berlangsung selama empat pekan.
Sviatlana Tsikhanouskaya yang maju dalam pemilu presiden 9 Agustus melawan Lukashenko, menyatakan bahwa Lukashenko memimpin rezim yang tidak sah. (Baca Juga: Inggris Akui Utang pada Iran Sebesar Rp7,8 Triliun Selama 40 Tahun)
“Lukashenko tidak memiliki legitimasi apapun sebagai presiden negara kita. Dia tidak mewakili Belarusia lagi,” tegas Tsikhanouskaya pada komite Dewan Eropa dari kantornya di Vilnius, Lithuania, tempat dia melarikan diri setelah pemilu. (Baca Infografis: Badai Haishen terjang Jepang, Curah Hujan Sangat Tinggi)
Lukashenko masih mendapat dukungan Presiden Rusia Vladimir Putin yang berjanji mengirim polisi Rusia untuk membelanya jika diperlukan. (Lihat Video: Gara-Gara Kompor Warga, Permukiman Padat di Jatinegara Ludes Terbakar)
Kantor berita Interfax Ukraina melaporkan Kolesnikova dengan sengaja merobek paspornya sehingga para pejabat perbatasan Ukraina tak dapat mengizinkan dia melintas.
Deputi Menteri Dalam Negeri Ukraina Anton Gerashchenko menyatakan di Facebook bahwa Kolesnikova yang sudah hilang selama 24 jam itu berhasil mencegah pengusiran paksa dirinya dari negara asalnya.
Keberadaan Kolesnikova menjadi misteri sejak para pendukungnya menyatakan dia diculik di jalan oleh pria bermasker di ibu kota Minsk pada Senin (7/9). Kolesnikova merupakan tokoh kunci dalam unjuk rasa menentang terpilihnya kembali Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
“Maria Kolesnikova tak dapat dideportasi dari Belarusia karena wanita berani ini mengambil langkah untuk mencegah dirinya dipindahkan melintasi perbatasan. Dia tetap di wilayah republik Belarusia. Alexander Lukashenko secara pribadi bertanggung jawab atas hidup dan matinya,” kata Gerashchenko.
Keberadaan Kolesnikova tidak diketahui dengan pasti. “Dua tokoh oposisi lainnya, Anton Rodnenkov dan Ivan Kravtsov, hilang pada saat yang sama dan telah masuk ke Ukraina pada Selasa (8/9) pagi,” ungkap pernyataan badan perbatasan Ukraina.
“Kolesnikova sekarang sudah ditahan, saya tidak dapat mengatakan dengan pasti di mana dia, tapi dia telah ditahan,” kata Anton Bychkovsky, perwakilan badan perbatasan Belarusia.
“Dia ditahan terkait kondisi di mana mereka (kelompok itu) meninggalkan wilayah Belarusia,” ujar dia.
Dengan penahanan Kolesnikova dan tokoh oposisi lainnya, Lukashenko berupaya melumpuhkan kepemimpinan gerakan protes yang terus berlangsung selama empat pekan.
Sviatlana Tsikhanouskaya yang maju dalam pemilu presiden 9 Agustus melawan Lukashenko, menyatakan bahwa Lukashenko memimpin rezim yang tidak sah. (Baca Juga: Inggris Akui Utang pada Iran Sebesar Rp7,8 Triliun Selama 40 Tahun)
“Lukashenko tidak memiliki legitimasi apapun sebagai presiden negara kita. Dia tidak mewakili Belarusia lagi,” tegas Tsikhanouskaya pada komite Dewan Eropa dari kantornya di Vilnius, Lithuania, tempat dia melarikan diri setelah pemilu. (Baca Infografis: Badai Haishen terjang Jepang, Curah Hujan Sangat Tinggi)
Lukashenko masih mendapat dukungan Presiden Rusia Vladimir Putin yang berjanji mengirim polisi Rusia untuk membelanya jika diperlukan. (Lihat Video: Gara-Gara Kompor Warga, Permukiman Padat di Jatinegara Ludes Terbakar)
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda