Inggris Akui Utang pada Iran Sebesar Rp7,8 Triliun Selama 40 Tahun
loading...
A
A
A
LONDON - Pemerintah Inggris untuk pertama kali mengakui memiliki utang pada Iran dari kesepakatan senjata yang telah berusia beberapa dekade.
Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Ben Wallace mengungkap rincian utang itu dalam surat yang dilihat Guardian.
Wallace menjelaskan bahwa dia ingin membayar utang pada pemerintah Iran yang diperkirakan sebesar 400 juta poundsterling (Rp7,8 triliun). Dia berpendapat pembayaran utang itu dapat membantu pembebsan warga berkewarganegaraan ganda Inggris Iran Nazanin Zaghari-Ratcliffe yang kini menjalani tahanan rumah di Iran sebagai hukuman lima tahun dalam kasus menjadi mata-mata bagi Inggris .
Pengakuan itu disebut dalam surat untuk para pengacara Zaghari-Ratcliffe. “Berkenaan dengan IMS Ltd dan sengketa hukum yang ada, pemerintah mengakui ada utang yang harus dibayar dan terus menjajaki setiap langkah hukum untuk membayar utang itu secara sah,” papar surat Wallace itu.
International Military Services Limited (IMS) merupakan anak usaha Kementerian Pertahanan dan menandatangani kontrak dengan Iran sebelum revolusi pada 1971 untuk menjual lebih dari 1.750 tank Chieftain dan kendaraan bersenjata lainnya.
Namun kontrak itu dibatalkan oleh Inggris setelah penggulingan Shah Mohammad Reza selama Revolusi Islam 1979, yang saat itu Iran telah membayar untuk kendaraan militer yang tak jadi dikirimkan dan meminta uang itu dikembalikan.
Arbiter internasional menetapkan pada 2008 bahwa Inggris berutang. Dalam pemeriksaan pengadilan, pengacara bertindak atas nama agen penjualan senjata yang sekarang sudah tidak beroperasi yang memperdebatkan jumlah utang itu dan apakah ada utang yang memang harus dibayar.
Mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Jeremy Hunt menyatakan Wallace telah melakukan sesuatu yang berani dan penting. “Jika Nazanin dibebaskan segera, saya yakin utang historis kita akan memiliki bagian penting,” kata Hunt. (Baca Juga: Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel, Indonesia Nunggak Rp6,2 Triliun)
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menyesalkan upaya mengaitkan dua isu itu. Menurut dia, pemerintah Inggris bertanggung jawab atas tank-tank yang tak terbayar itu. “Apakah pejabat pemerintah Inggris mengakui utang itu atau tidak,” ungkap dia. (Baca Infografis: Badai Haishen terjang Jepang, Curah Hujan Sangat Tinggi)
Pejabat Iran Abolfazl Amouei mengatakan, “Ini hak bangsa Iran dan utang Inggris harus dibayar pada Iran. Sangat jelas jika pemerintah Inggris mengharapkan niat baik dari Republik Islam Iran, Inggris harus membuktikan niat baiknya juga.” (Lihat Video: Setelah Daftar di KPU, Calon Bupati Kabupaten Halmahera Meninggal Dunia Saat Orasi)
Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Ben Wallace mengungkap rincian utang itu dalam surat yang dilihat Guardian.
Wallace menjelaskan bahwa dia ingin membayar utang pada pemerintah Iran yang diperkirakan sebesar 400 juta poundsterling (Rp7,8 triliun). Dia berpendapat pembayaran utang itu dapat membantu pembebsan warga berkewarganegaraan ganda Inggris Iran Nazanin Zaghari-Ratcliffe yang kini menjalani tahanan rumah di Iran sebagai hukuman lima tahun dalam kasus menjadi mata-mata bagi Inggris .
Pengakuan itu disebut dalam surat untuk para pengacara Zaghari-Ratcliffe. “Berkenaan dengan IMS Ltd dan sengketa hukum yang ada, pemerintah mengakui ada utang yang harus dibayar dan terus menjajaki setiap langkah hukum untuk membayar utang itu secara sah,” papar surat Wallace itu.
International Military Services Limited (IMS) merupakan anak usaha Kementerian Pertahanan dan menandatangani kontrak dengan Iran sebelum revolusi pada 1971 untuk menjual lebih dari 1.750 tank Chieftain dan kendaraan bersenjata lainnya.
Namun kontrak itu dibatalkan oleh Inggris setelah penggulingan Shah Mohammad Reza selama Revolusi Islam 1979, yang saat itu Iran telah membayar untuk kendaraan militer yang tak jadi dikirimkan dan meminta uang itu dikembalikan.
Arbiter internasional menetapkan pada 2008 bahwa Inggris berutang. Dalam pemeriksaan pengadilan, pengacara bertindak atas nama agen penjualan senjata yang sekarang sudah tidak beroperasi yang memperdebatkan jumlah utang itu dan apakah ada utang yang memang harus dibayar.
Mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Jeremy Hunt menyatakan Wallace telah melakukan sesuatu yang berani dan penting. “Jika Nazanin dibebaskan segera, saya yakin utang historis kita akan memiliki bagian penting,” kata Hunt. (Baca Juga: Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel, Indonesia Nunggak Rp6,2 Triliun)
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menyesalkan upaya mengaitkan dua isu itu. Menurut dia, pemerintah Inggris bertanggung jawab atas tank-tank yang tak terbayar itu. “Apakah pejabat pemerintah Inggris mengakui utang itu atau tidak,” ungkap dia. (Baca Infografis: Badai Haishen terjang Jepang, Curah Hujan Sangat Tinggi)
Pejabat Iran Abolfazl Amouei mengatakan, “Ini hak bangsa Iran dan utang Inggris harus dibayar pada Iran. Sangat jelas jika pemerintah Inggris mengharapkan niat baik dari Republik Islam Iran, Inggris harus membuktikan niat baiknya juga.” (Lihat Video: Setelah Daftar di KPU, Calon Bupati Kabupaten Halmahera Meninggal Dunia Saat Orasi)
(sya)