Covid-19 Hancurkan Ekonomi, Penduduk Malawi Makan Tikus
Sabtu, 05 September 2020 - 12:50 WIB
“Ketika masa sulit, kami mengandalkan tikus untuk melengkapi makanan kami karena kami tidak mampu membeli daging,” kata Chalera, yang mencuci piring setelah makan siang.
Pemerintah Malawi telah menjanjikan tunjangan bulanan sebesar USD50 bagi orang-orang yang kehilangan pendapatan karena pembatasan pergerakan publik untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pembatasan itu sudah menghancurkan bisnis.
Skema tunjangan rencananya dimulai pada bulan Juni, tetapi minggu lalu, pemerintah mengatakan logistik masih dalam tahap finalisasi. (Baca juga: Ahli Virus China Melarikan Diri ke AS, Klaim Beijing Menutup-nutupi Corona )
Pejabat kesehatan mendesak masyarakat termiskin di beberapa pedesaan untuk melengkapi makanan mereka dengan sumber daya yang tersedia secara gratis dan alami.
"Tikus adalah salah satu sumber protein," kata Sylvester Kathumba, ahli gizi utama di Kementerian Kesehatan.
"Kami mendorong pola makan semua kelompok makanan, terutama saat ini virus corona menyerang orang dengan kekebalan rendah," kata Francis Nthalika, koordinator gizi di kantor kesehatan yang dikelola pemerintah di Balaka. Daerah tersebut, yang terletak di Wilayah Selatan Malawi, secara luas dikaitkan dengan perburuan tikus.
Namun, para pemerhati lingkungan telah menyuarakan keprihatinan tentang kerusakan yang disebabkan oleh metode perburuan karena permintaan meningkat.
Hewan pengerat biasanya ditemukan di ladang jagung, di mana mereka tumbuh montok di area biji-bijian, buah, rumput, dan serangga.
Setelah tanaman dipanen, pemburu membakar semak-semak untuk mengidentifikasi lubang tikus agar bisa menjebaknya.
"Dengan melakukan itu, mereka menghancurkan banyak ekosistem di dalam semak, "kata Duncan Maphwesesa, direktur Azitona Development Services, kelompok pembela hak lingkungan yang berbasis di Balaka.
Pemerintah Malawi telah menjanjikan tunjangan bulanan sebesar USD50 bagi orang-orang yang kehilangan pendapatan karena pembatasan pergerakan publik untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pembatasan itu sudah menghancurkan bisnis.
Skema tunjangan rencananya dimulai pada bulan Juni, tetapi minggu lalu, pemerintah mengatakan logistik masih dalam tahap finalisasi. (Baca juga: Ahli Virus China Melarikan Diri ke AS, Klaim Beijing Menutup-nutupi Corona )
Pejabat kesehatan mendesak masyarakat termiskin di beberapa pedesaan untuk melengkapi makanan mereka dengan sumber daya yang tersedia secara gratis dan alami.
"Tikus adalah salah satu sumber protein," kata Sylvester Kathumba, ahli gizi utama di Kementerian Kesehatan.
"Kami mendorong pola makan semua kelompok makanan, terutama saat ini virus corona menyerang orang dengan kekebalan rendah," kata Francis Nthalika, koordinator gizi di kantor kesehatan yang dikelola pemerintah di Balaka. Daerah tersebut, yang terletak di Wilayah Selatan Malawi, secara luas dikaitkan dengan perburuan tikus.
Namun, para pemerhati lingkungan telah menyuarakan keprihatinan tentang kerusakan yang disebabkan oleh metode perburuan karena permintaan meningkat.
Hewan pengerat biasanya ditemukan di ladang jagung, di mana mereka tumbuh montok di area biji-bijian, buah, rumput, dan serangga.
Setelah tanaman dipanen, pemburu membakar semak-semak untuk mengidentifikasi lubang tikus agar bisa menjebaknya.
"Dengan melakukan itu, mereka menghancurkan banyak ekosistem di dalam semak, "kata Duncan Maphwesesa, direktur Azitona Development Services, kelompok pembela hak lingkungan yang berbasis di Balaka.
Lihat Juga :
tulis komentar anda