Militer Myanmar Bombardir Desa yang Dikuasai Pemberontak, 40 Orang Tewas
Jum'at, 10 Januari 2025 - 10:40 WIB
Desa Kyauk Ni Maw yang dibombardir berjarak sekitar 210 mil di barat laut kota terbesar Myanmar, Yangon, dan direbut oleh Arakan Army pada Maret 2023.
Sejak itu, kelompok pemberontak tersebut telah memperoleh keuntungan teritorial yang signifikan, termasuk menguasai beberapa kota strategis di negara bagian Rakhine.
Hingga Januari 2024, Arakan Army menguasai sebagian besar dari 17 kota di wilayah tersebut, dengan hanya ibu kota, Sittwe, dan beberapa daerah di dekatnya yang masih berada di bawah kendali militer Myanmar.
Beberapa laporan, termasuk dari Arakan Princess Media, mengonfirmasi serangan udara hari Rabu dan mengunggah gambar warga yang mencoba memadamkan api yang membakar desa tersebut.
Seorang pemimpin badan amal yang membantu para korban juga mengatakan sedikitnya 41 orang tewas, dan lebih dari 50 orang terluka, dan banyak yang membutuhkan pasokan medis.
Khaing Thukha, juru bicara Arakan Army, mengatakan serangan udara tersebut menewaskan 40 warga sipil dan menyebabkan kerusakan yang meluas.
"Semua yang tewas adalah warga sipil. Di antara yang tewas dan terluka adalah wanita dan anak-anak," katanya, seperti dikutip dari AP Jumat (10/1/2024).
Seiring dengan semakin mendalamnya konflik, seruan lokal dan internasional untuk mengakhiri kekerasan terus berlanjut, meskipun penyelesaiannya masih sulit dicapai.
Sejak itu, kelompok pemberontak tersebut telah memperoleh keuntungan teritorial yang signifikan, termasuk menguasai beberapa kota strategis di negara bagian Rakhine.
Hingga Januari 2024, Arakan Army menguasai sebagian besar dari 17 kota di wilayah tersebut, dengan hanya ibu kota, Sittwe, dan beberapa daerah di dekatnya yang masih berada di bawah kendali militer Myanmar.
Beberapa laporan, termasuk dari Arakan Princess Media, mengonfirmasi serangan udara hari Rabu dan mengunggah gambar warga yang mencoba memadamkan api yang membakar desa tersebut.
Seorang pemimpin badan amal yang membantu para korban juga mengatakan sedikitnya 41 orang tewas, dan lebih dari 50 orang terluka, dan banyak yang membutuhkan pasokan medis.
Khaing Thukha, juru bicara Arakan Army, mengatakan serangan udara tersebut menewaskan 40 warga sipil dan menyebabkan kerusakan yang meluas.
"Semua yang tewas adalah warga sipil. Di antara yang tewas dan terluka adalah wanita dan anak-anak," katanya, seperti dikutip dari AP Jumat (10/1/2024).
Seiring dengan semakin mendalamnya konflik, seruan lokal dan internasional untuk mengakhiri kekerasan terus berlanjut, meskipun penyelesaiannya masih sulit dicapai.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda