Pandemi Corona Memburuk, Siswa Eropa Kembali Bersekolah

Rabu, 02 September 2020 - 09:15 WIB
Pelajar mengikuti sekolah tatap muka di tengah masa pandemi Covid-19 di Sekolah Menengah Henri Matisse yangkembali dibuka di Nice, Prancis, kemarin. Foto/Reuters
PARIS - Sebagian besar siswa di Eropa mulai melaksanakan aktivitas belajar- mengajar di sekolah. Mereka tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona .

Di Prancis, para siswa kembali bersekolah pekan ini. Dengan angka infeksi virus corona Covid-19 yang masih tinggi, para orang tua patut cemas. Mereka berharap pemerintah dan pihak sekolah dapat menerapkan protokol kesehatan yang ketat sehingga sekolah tidak menjadi pusat pandemi seperti di Korea Selatan (Korsel). (Baca: 70 Rekannya Meninggal, Kini Para perawat Mulai Khawatir Tertular Covid-19)

Kecemasan serupa diungkapkan para guru. Namun, pemerintah bersikukuh sekolah harus kembali dibuka. Siswa di Prancis telah melalui liburan panjang musim panas selama dua bulan dan ditambah dua pekan dengan belajar dari rumah. Para guru dan siswa berusia 11-18 tahun diwajibkan mengenakan masker, baik di dalam ataupun luar kelas.



Para siswa di Belgia juga mulai kembali bersekolah pekan ini, sedangkan di Jerman beberapa hari lebih awal. Penggunaan masker hampir diwajibkan di seluruh wilayah Eropa Barat. Begitu pun dengan siswa di Yunani yang dijadwalkan akan kembali masuk sekolah pekan depan. Satu kelas di Yunani hanya boleh diisi 25 siswa.



Para siswa di Inggris dan Wales juga akan kembali membuka sekolah pekan ini setelah tutup selama enam bulan. Sebelumnya, Inggris dan Wales sempat tidak mewajibkan pemakaian masker di sekolah. Namun, setelah tingginya protes dari orang tua dan guru, kedua negara mengubah kebijakan tersebut dan menerapkan protokol kesehatan.

Berdasarkan peraturan terbaru, siswa di Inggris berusia 11-18 tahun, begitu pun dengan staf sekolah, wajib mengenakan masker selama berada di sekolah dan area publik. Di Spanyol, siswa tidak hanya wajib mengenakan masker saat pergi ke sekolah, tapi juga mencuci tangan sedikitnya lima kali sehari dan menjaga jarak sejauh 1,5 meter. (Baca juga: Hamas Sebut Kesepakatan UEA-Israel Memalukan)

Bagaimanapun, para guru dan orang tua di Spanyol masih merasa kurang cukup dengan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah. Guru di Fuenabrada, Mercedes Sardina, juga skeptis dengan perekrutan guru baru untuk menutupi kekurangan tenaga pendidik menyusul akan diperbanyaknya kelas mengajar.

“Semuanya dilakukan serbamendadak sehingga kami belum siap. Ibarat kata, kita mau menikah, tapi kita belum punya persiapan apa-apa, sedangkan tanggal pernikahan sudah dekat,” ujar Sardina, dikutip Reuters.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More