Pandemi Corona Memburuk, Siswa Eropa Kembali Bersekolah
Rabu, 02 September 2020 - 09:15 WIB
Para orang tua juga menilai peraturan pemerintah dalam penanggulangan Covid-19 tidak detail dan tidak cukup.
Di Prancis, Persatuan Guru juga menilai protokol kesehatan masih perlu diperluas dan ditimbang kembali. “Pemerintah terlalu fokus pada peraturan di dalam kelas. Mereka lupa siswa punya banyak aktivitas. Di perpustakaan, misalnya, apakah buku yang dikembalikan dapat dipinjam langsung siswa lain atau harus melewati prosedur?” kata guru Sophie Venetitay.
Para orang tua sebenarnya menghadapi dilema. Di satu sisi, mereka ingin anaknya kembali beraktivitas dan belajar di luar rumah. Di sisi lain, mereka cemas anaknya akan terinfeksi Covid-19. Dua putusan itu memiliki konsekuensinya masing-masing. Sekolah bahkan dapat ditutup kembali jika angka penularan terbilang tinggi.
Beberapa negara bagian di Amerika Serikat (AS) seperti Georgia, Mississippi, Tennessee, dan Indiana juga mulai membuka aktivitas sekolah. Namun, CNN melaporkan terjadi peningkatan hingga 90% kasus korona pada anak-anak di AS. Seperti dilaporkan American Academy of Pediatrics and the Children's Hospital Association, beberapa klaster terjadi di Florida, Georgia, dan Mississippi. (Baca juga: Begini Suasana Hari Pertama Pembatasan aktivitas Warga Depok)
Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 di AS telah melampaui 6 juta atau hampir seperempat dari total kasus dunia. Data Universitas Johns Hopkins menyebutkan, 1 juta kasus baru dalam waktu kurang dari sebulan. Adapun lebih dari 183.000 orang telah meninggal dunia. Jumlah kasus secara global melampaui 25 juta, dengan lebih dari 846.000 kematian terkait Covid-19.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa otorisasi darurat vaksin membutuhkan "keseriusan dan refleksi yang besar". Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan setiap negara memiliki hak untuk menyetujui obat tanpa uji coba penuh, tetapi itu bukan sesuatu yang Anda lakukan dengan mudah. WHO mengatakan bahwa 33 vaksin potensial saat ini siap untuk memasuki tahap uji klinis dan 143 lainnya berada dalam tahap evaluasi praklinis.
Meskipun jumlah kasus harian telah menurun dalam beberapa pekan terakhir, AS masih menjadi negara yang paling terdampak di dunia dalam hal jumlah total kasus dan kematian. Pemerintahan Presiden Donald Trump telah berulang kali dikritik atas penanganan wabah tersebut. (Lihat videonya: Kericuhan Warnai Penobatan Sultan Sepuh XV Keraton Kesepuhan Cirebon)
Namun, juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan bahwa AS sedang mengatasi pandemi itu dengan baik. "Kami semangat ketika melihat penurunan kasus, kematian, dan rawat inap," katanya.
McEnany mengatakan AS memiliki salah satu tingkat kematian terendah di dunia. “Pengobatan kami bekerja dan menyelamatkan nyawa,” katanya. (Muh Shamil)
Di Prancis, Persatuan Guru juga menilai protokol kesehatan masih perlu diperluas dan ditimbang kembali. “Pemerintah terlalu fokus pada peraturan di dalam kelas. Mereka lupa siswa punya banyak aktivitas. Di perpustakaan, misalnya, apakah buku yang dikembalikan dapat dipinjam langsung siswa lain atau harus melewati prosedur?” kata guru Sophie Venetitay.
Para orang tua sebenarnya menghadapi dilema. Di satu sisi, mereka ingin anaknya kembali beraktivitas dan belajar di luar rumah. Di sisi lain, mereka cemas anaknya akan terinfeksi Covid-19. Dua putusan itu memiliki konsekuensinya masing-masing. Sekolah bahkan dapat ditutup kembali jika angka penularan terbilang tinggi.
Beberapa negara bagian di Amerika Serikat (AS) seperti Georgia, Mississippi, Tennessee, dan Indiana juga mulai membuka aktivitas sekolah. Namun, CNN melaporkan terjadi peningkatan hingga 90% kasus korona pada anak-anak di AS. Seperti dilaporkan American Academy of Pediatrics and the Children's Hospital Association, beberapa klaster terjadi di Florida, Georgia, dan Mississippi. (Baca juga: Begini Suasana Hari Pertama Pembatasan aktivitas Warga Depok)
Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 di AS telah melampaui 6 juta atau hampir seperempat dari total kasus dunia. Data Universitas Johns Hopkins menyebutkan, 1 juta kasus baru dalam waktu kurang dari sebulan. Adapun lebih dari 183.000 orang telah meninggal dunia. Jumlah kasus secara global melampaui 25 juta, dengan lebih dari 846.000 kematian terkait Covid-19.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa otorisasi darurat vaksin membutuhkan "keseriusan dan refleksi yang besar". Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan setiap negara memiliki hak untuk menyetujui obat tanpa uji coba penuh, tetapi itu bukan sesuatu yang Anda lakukan dengan mudah. WHO mengatakan bahwa 33 vaksin potensial saat ini siap untuk memasuki tahap uji klinis dan 143 lainnya berada dalam tahap evaluasi praklinis.
Meskipun jumlah kasus harian telah menurun dalam beberapa pekan terakhir, AS masih menjadi negara yang paling terdampak di dunia dalam hal jumlah total kasus dan kematian. Pemerintahan Presiden Donald Trump telah berulang kali dikritik atas penanganan wabah tersebut. (Lihat videonya: Kericuhan Warnai Penobatan Sultan Sepuh XV Keraton Kesepuhan Cirebon)
Namun, juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan bahwa AS sedang mengatasi pandemi itu dengan baik. "Kami semangat ketika melihat penurunan kasus, kematian, dan rawat inap," katanya.
McEnany mengatakan AS memiliki salah satu tingkat kematian terendah di dunia. “Pengobatan kami bekerja dan menyelamatkan nyawa,” katanya. (Muh Shamil)
tulis komentar anda