Koruptor di Indonesia Dihukum 6,5 Tahun Penjara, Koruptor di China Dieksekusi Mati
Minggu, 29 Desember 2024 - 13:57 WIB
Dalam kasus korupsi terbesar dalam sejarah China, pihak berwenang mengeksekusi terdakwa Li Jianping pada hari Selasa lalu.
Belum jelas bagaimana eksekusi dijalankan, namun biasanya dilakukan dengan cara ditembak.
Jianping, mantan pejabat di Daerah Otonomi Mongolia Dalam, dijatuhi hukuman mati setelah dinyatakan bersalah menggelapkan lebih dari 3 miliar yuan atau sekitar Rp6,8 triliun.
Eksekusi terhadap mantan pejabat Partai Komunis China tersebut diperintahkan oleh Mahkamah Rakyat Tertinggi China dan dilaksanakan oleh pengadilan di Mongolia Dalam.
Jianping (64) pernah menjabat sebagai sekretaris komite kerja Partai Komunis China untuk Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Hohhot.
Hukuman matinya awalnya dijatuhkan pada September 2022 dan dikuatkan melalui banding pada Agustus 2024.
Pengadilan telah memverifikasi bahwa Jianping, dengan memanfaatkan jabatannya, secara ilegal mengambil uang miliaran yuan dari dana perusahaan milik negara melalui cara-cara yang menipu.
Selain itu, dia juga menggelapkan lebih dari 1,06 miliar yuan dana publik, dengan lebih dari 404 juta yuan masih belum ditemukan sebelum kasus tersebut terungkap.
Belum jelas bagaimana eksekusi dijalankan, namun biasanya dilakukan dengan cara ditembak.
Jianping, mantan pejabat di Daerah Otonomi Mongolia Dalam, dijatuhi hukuman mati setelah dinyatakan bersalah menggelapkan lebih dari 3 miliar yuan atau sekitar Rp6,8 triliun.
Eksekusi terhadap mantan pejabat Partai Komunis China tersebut diperintahkan oleh Mahkamah Rakyat Tertinggi China dan dilaksanakan oleh pengadilan di Mongolia Dalam.
Jianping (64) pernah menjabat sebagai sekretaris komite kerja Partai Komunis China untuk Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Hohhot.
Hukuman matinya awalnya dijatuhkan pada September 2022 dan dikuatkan melalui banding pada Agustus 2024.
Pengadilan telah memverifikasi bahwa Jianping, dengan memanfaatkan jabatannya, secara ilegal mengambil uang miliaran yuan dari dana perusahaan milik negara melalui cara-cara yang menipu.
Selain itu, dia juga menggelapkan lebih dari 1,06 miliar yuan dana publik, dengan lebih dari 404 juta yuan masih belum ditemukan sebelum kasus tersebut terungkap.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda