Makin Brutal, Israel Bom Bandara Yaman saat Pesawat Airbus 320 dengan Ratusan Penumpang Mendarat
Sabtu, 28 Desember 2024 - 12:30 WIB
SANAA - Pesawat tempur Israel mengebom bandara utama Yaman saat satu pesawat Airbus 320 sipil dengan ratusan penumpang di dalamnya hendak mendarat, menurut seorang pejabat PBB.
Julien Harneis, pejabat kemanusiaan tertinggi PBB di Yaman, mengatakan kepada wartawan bahwa hal yang paling menakutkan tentang dua serangan udara di bandara internasional di ibu kota Yaman, Sanaa, pada hari Kamis (26/12/2024) adalah penghancuran menara kontrol bandara saat pesawat Yemenia Airways meluncur setelah mendarat.
"Untungnya, pesawat itu dapat mendarat dengan selamat dan para penumpang dapat turun, tetapi keadaannya bisa jauh, jauh lebih buruk," ungkap Harneis, yang sedang bersama Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di ruang tunggu bandara pada saat serangan itu.
Seorang anggota kru dari Layanan Udara Kemanusiaan PBB, yang hendak menerbangkan delegasi PBB yang beranggotakan sekitar 20 orang dari Sanaa, terluka dalam serangan barbar rezim apartheid Israel itu.
“Dia menderita cedera kaki serius akibat pecahan peluru dan kehilangan banyak darah,” ungkap Harneis, seraya menambahkan anggota kru yang terluka itu dapat berangkat untuk mendapatkan perawatan di Yordania pada Jumat sore, tanpa menara kontrol operasi, bersama dengan Tedros dan staf PBB lainnya.
Sementara itu, kelompok Houthi Yaman melaporkan serangan udara Amerika Serikat (AS)-Inggris baru di ibu kota Sanaa pada Jumat malam, di tengah ketegangan regional atas perang genosida Israel di Jalur Gaza, menurut laporan Anadolu Agency.
TV Al-Masirah yang dikelola Houthi mengatakan serangan itu menargetkan Taman 21 September di distrik Ma'ain, Sanaa.
Namun, penyiar itu tidak memberikan perincian tentang cedera atau kerusakan akibat serangan itu.
Tidak ada komentar langsung dari Washington atau London tentang laporan itu. AS dan Inggris merupakan pendukung utama rezim apartheid Israel.
Julien Harneis, pejabat kemanusiaan tertinggi PBB di Yaman, mengatakan kepada wartawan bahwa hal yang paling menakutkan tentang dua serangan udara di bandara internasional di ibu kota Yaman, Sanaa, pada hari Kamis (26/12/2024) adalah penghancuran menara kontrol bandara saat pesawat Yemenia Airways meluncur setelah mendarat.
"Untungnya, pesawat itu dapat mendarat dengan selamat dan para penumpang dapat turun, tetapi keadaannya bisa jauh, jauh lebih buruk," ungkap Harneis, yang sedang bersama Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di ruang tunggu bandara pada saat serangan itu.
Seorang anggota kru dari Layanan Udara Kemanusiaan PBB, yang hendak menerbangkan delegasi PBB yang beranggotakan sekitar 20 orang dari Sanaa, terluka dalam serangan barbar rezim apartheid Israel itu.
“Dia menderita cedera kaki serius akibat pecahan peluru dan kehilangan banyak darah,” ungkap Harneis, seraya menambahkan anggota kru yang terluka itu dapat berangkat untuk mendapatkan perawatan di Yordania pada Jumat sore, tanpa menara kontrol operasi, bersama dengan Tedros dan staf PBB lainnya.
Sementara itu, kelompok Houthi Yaman melaporkan serangan udara Amerika Serikat (AS)-Inggris baru di ibu kota Sanaa pada Jumat malam, di tengah ketegangan regional atas perang genosida Israel di Jalur Gaza, menurut laporan Anadolu Agency.
TV Al-Masirah yang dikelola Houthi mengatakan serangan itu menargetkan Taman 21 September di distrik Ma'ain, Sanaa.
Namun, penyiar itu tidak memberikan perincian tentang cedera atau kerusakan akibat serangan itu.
Tidak ada komentar langsung dari Washington atau London tentang laporan itu. AS dan Inggris merupakan pendukung utama rezim apartheid Israel.
Lihat Juga :
tulis komentar anda