Jet Tempur Israel Bombardir Yaman Besar-besaran, Nyaris Membunuh Kepala WHO
Jum'at, 27 Desember 2024 - 10:55 WIB
Serangan tersebut mengganggu operasi bandara internasional Sanaa, menghancurkan menara kontrol dan beberapa fasilitas, termasuk pesawat sipil.
Tiga orang tewas, dengan 11 lainnya terluka dalam serangan tersebut. Sumber pemerintah Yaman kemudian mengatakan kepada Sputnik bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi empat orang, dengan 16 lainnya terluka.
Sumber otoritas bandara Sanaa mengatakan serangan udara Israel juga nyaris membunuh Kepala WHO Tedros Ghebreyesus yang sedang berada di bandara untuk bersiap terbang dengan jet pribadi PBB.
Bos WHO tersebut juga mengonfirmasi serangan berbahaya tersebut dalam sebuah posting di X.
"Saat kami hendak menaiki pesawat dari Sanaa, sekitar dua jam yang lalu, bandara tersebut diserang bom udara. Salah satu awak pesawat kami terluka. Setidaknya dua orang dilaporkan tewas di bandara. Menara kontrol lalu lintas udara, ruang tunggu keberangkatan—hanya beberapa meter dari tempat kami berada—dan landasan pacu rusak," tulisnya, yang dikutip Jumat (27/12/2024).
Ghebreyesus berada di Sanaa untuk merundingkan pembebasan staf PBB yang ditahan di Yaman dan untuk menilai situasi kesehatan dan kemanusiaan di negara tersebut.
Serangan udara Israel terjadi beberapa hari setelah serangkaian ancaman oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz untuk meningkatkan serangan terhadap Yaman.
Dalam pidato Hanukkahnya pada hari Rabu, Netanyahu memperingatkan: "Houthi juga akan belajar apa yang telah dipelajari oleh Hamas, Hizbullah, rezim Assad dan yang lainnya, dan ini juga akan memakan waktu. Pelajaran ini akan dipelajari di seluruh Timur Tengah."
Pada hari Selasa, Katz mengancam akan membunuh para pemimpin Houthi. "Sama seperti kita berurusan dengan Sinwar di Gaza, Haniyeh di Teheran dan Nasrallah di Beirut, kita juga akan berurusan dengan para pemimpin Houthi di Sanaa dan di mana pun di Yaman,” paparnya.
Tiga orang tewas, dengan 11 lainnya terluka dalam serangan tersebut. Sumber pemerintah Yaman kemudian mengatakan kepada Sputnik bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi empat orang, dengan 16 lainnya terluka.
Sumber otoritas bandara Sanaa mengatakan serangan udara Israel juga nyaris membunuh Kepala WHO Tedros Ghebreyesus yang sedang berada di bandara untuk bersiap terbang dengan jet pribadi PBB.
Bos WHO tersebut juga mengonfirmasi serangan berbahaya tersebut dalam sebuah posting di X.
"Saat kami hendak menaiki pesawat dari Sanaa, sekitar dua jam yang lalu, bandara tersebut diserang bom udara. Salah satu awak pesawat kami terluka. Setidaknya dua orang dilaporkan tewas di bandara. Menara kontrol lalu lintas udara, ruang tunggu keberangkatan—hanya beberapa meter dari tempat kami berada—dan landasan pacu rusak," tulisnya, yang dikutip Jumat (27/12/2024).
Ghebreyesus berada di Sanaa untuk merundingkan pembebasan staf PBB yang ditahan di Yaman dan untuk menilai situasi kesehatan dan kemanusiaan di negara tersebut.
Serangan udara Israel terjadi beberapa hari setelah serangkaian ancaman oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz untuk meningkatkan serangan terhadap Yaman.
Dalam pidato Hanukkahnya pada hari Rabu, Netanyahu memperingatkan: "Houthi juga akan belajar apa yang telah dipelajari oleh Hamas, Hizbullah, rezim Assad dan yang lainnya, dan ini juga akan memakan waktu. Pelajaran ini akan dipelajari di seluruh Timur Tengah."
Pada hari Selasa, Katz mengancam akan membunuh para pemimpin Houthi. "Sama seperti kita berurusan dengan Sinwar di Gaza, Haniyeh di Teheran dan Nasrallah di Beirut, kita juga akan berurusan dengan para pemimpin Houthi di Sanaa dan di mana pun di Yaman,” paparnya.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda