Misteri Nasib 2 Pangkalan Militer Rusia di Suriah usai Rezim Assad Tumbang
Kamis, 12 Desember 2024 - 08:09 WIB
Secara geografis dan strategis, ini adalah lokasi penting bagi Moskow untuk mengirimkan aset militer ke negara-negara Afrika tempat ia melakukan operasi.
"Hilangnya pangkalan Rusia di Suriah kemungkinan akan mengganggu logistik Rusia, upaya pasokan ulang, dan rotasi Korps Afrika, khususnya melemahkan operasi Rusia dan proyeksi kekuatan di Libya dan Afrika sub-Sahara," kata ISW.
Penggulingan rezim Assad yang cepat telah memberikan pukulan bagi Rusia dan ambisinya untuk memperluas pengaruhnya di Timur Tengah.
Kecepatan kilat pemberontak merebut Damaskus sebagian disebabkan oleh tidak adanya dukungan teguh Kremlin, karena mereka berfokus pada perang di Ukraina.
“Jatuhnya rezim itu jauh lebih cepat dan tidak berdarah daripada yang mungkin dibayangkan siapa pun–terutama mengingat keyakinan bahwa Rusia dan Iran akan terus mendukung Assad. Pengosongan rezim itu akhirnya membuatnya tidak berdaya menahan laju pemberontak,” kata Julien Barnes-Dacey dari Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri.
Namun, media pemerintah Rusia yang mengutip sumber-sumber Kremlin mengatakan bahwa rezim di Moskow bermaksud untuk terlibat dengan pemberontak selama transisi kekuasaan, dengan tujuan akhir untuk menjaga pangkalan militer mereka di wilayah Suriah.
"Hilangnya pangkalan Rusia di Suriah kemungkinan akan mengganggu logistik Rusia, upaya pasokan ulang, dan rotasi Korps Afrika, khususnya melemahkan operasi Rusia dan proyeksi kekuatan di Libya dan Afrika sub-Sahara," kata ISW.
Penggulingan rezim Assad yang cepat telah memberikan pukulan bagi Rusia dan ambisinya untuk memperluas pengaruhnya di Timur Tengah.
Kecepatan kilat pemberontak merebut Damaskus sebagian disebabkan oleh tidak adanya dukungan teguh Kremlin, karena mereka berfokus pada perang di Ukraina.
“Jatuhnya rezim itu jauh lebih cepat dan tidak berdarah daripada yang mungkin dibayangkan siapa pun–terutama mengingat keyakinan bahwa Rusia dan Iran akan terus mendukung Assad. Pengosongan rezim itu akhirnya membuatnya tidak berdaya menahan laju pemberontak,” kata Julien Barnes-Dacey dari Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri.
Namun, media pemerintah Rusia yang mengutip sumber-sumber Kremlin mengatakan bahwa rezim di Moskow bermaksud untuk terlibat dengan pemberontak selama transisi kekuasaan, dengan tujuan akhir untuk menjaga pangkalan militer mereka di wilayah Suriah.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda