Tentara Ukraina Latih Pemberontak Suriah untuk Mengoperasikan Drone
Rabu, 04 Desember 2024 - 18:10 WIB
DAMASKUS - Instruktur Ukraina telah melatih pemberontak Suriah untuk menggunakan taktik mereka.
Itu diungkapkan seorang perwakilan perusahaan militer swasta yang mempelajari drone di Suriah mengatakan kepada Sputnik.
“Saya dapat berasumsi dengan kepastian 100% bahwa militan dilatih oleh spesialis dan instruktur asing. Saya pernah berada di zona operasi militer khusus, dan saya melihat bagaimana UAV bekerja di sana. Ketika saya datang ke sini, saya melihat bahwa pemberontak menggunakan taktik yang sama seperti yang dilakukan Ukraina,” katanya.
Ia menambahkan bahwa pemberontak Suriah mulai menggunakan drone kamikaze di malam hari, yang menunjukkan bahwa drone ini dilengkapi dengan kamera penglihatan malam atau pencitra termal.
Taktik semacam itu merupakan ciri khas prajurit Ukraina di zona operasi militer khusus, tegasnya.
Sebelumnya, CEO Pusat Solusi Tak Berawak Terpadu Dmitry Kuzyakin mengatakan kepada Sputnik bahwa operator pesawat nirawak FPV Ukraina merupakan "ancaman bagi keamanan global" karena ketika konflik berakhir, mereka akan sangat dicari oleh organisasi teroris internasional dan perusahaan militer swasta AS.
Kelompok pejuang Hayat Tahrir al-Sham dan sejumlah kelompok bersenjata lainnya melancarkan operasi skala besar terhadap pemerintah Suriah pada 29 November, bergerak maju dari utara wilayah barat laut Idlib menuju kota Aleppo dan Hama.
Sehari kemudian, Aleppo berada di bawah kendali penuh para militan untuk pertama kalinya sejak dimulainya konflik di negara itu pada tahun 2011.
Komando tentara Suriah mengumumkan pada tanggal 1 Desember bahwa kemajuan para teroris di wilayah Hama telah dihentikan dan pasukan pemerintah telah melancarkan serangan balasan, mengambil alih sejumlah permukiman yang sebelumnya direbut oleh para militan.
Itu diungkapkan seorang perwakilan perusahaan militer swasta yang mempelajari drone di Suriah mengatakan kepada Sputnik.
“Saya dapat berasumsi dengan kepastian 100% bahwa militan dilatih oleh spesialis dan instruktur asing. Saya pernah berada di zona operasi militer khusus, dan saya melihat bagaimana UAV bekerja di sana. Ketika saya datang ke sini, saya melihat bahwa pemberontak menggunakan taktik yang sama seperti yang dilakukan Ukraina,” katanya.
Ia menambahkan bahwa pemberontak Suriah mulai menggunakan drone kamikaze di malam hari, yang menunjukkan bahwa drone ini dilengkapi dengan kamera penglihatan malam atau pencitra termal.
Taktik semacam itu merupakan ciri khas prajurit Ukraina di zona operasi militer khusus, tegasnya.
Sebelumnya, CEO Pusat Solusi Tak Berawak Terpadu Dmitry Kuzyakin mengatakan kepada Sputnik bahwa operator pesawat nirawak FPV Ukraina merupakan "ancaman bagi keamanan global" karena ketika konflik berakhir, mereka akan sangat dicari oleh organisasi teroris internasional dan perusahaan militer swasta AS.
Kelompok pejuang Hayat Tahrir al-Sham dan sejumlah kelompok bersenjata lainnya melancarkan operasi skala besar terhadap pemerintah Suriah pada 29 November, bergerak maju dari utara wilayah barat laut Idlib menuju kota Aleppo dan Hama.
Sehari kemudian, Aleppo berada di bawah kendali penuh para militan untuk pertama kalinya sejak dimulainya konflik di negara itu pada tahun 2011.
Komando tentara Suriah mengumumkan pada tanggal 1 Desember bahwa kemajuan para teroris di wilayah Hama telah dihentikan dan pasukan pemerintah telah melancarkan serangan balasan, mengambil alih sejumlah permukiman yang sebelumnya direbut oleh para militan.
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda