AS: Rusia Tak Akan Lakukan Serangan Nuklir Meski Digempur Rudal ATACMS Amerika

Kamis, 28 November 2024 - 13:40 WIB
Pejabat AS tersebut melanjutkan, intelijen itu telah membantu memandu perdebatan yang sering memecah belah selama beberapa bulan terakhir di dalam pemerintahan Joe Biden tentang apakah pelonggaran pembatasan penggunaan senjata Amerika oleh Ukraina oleh Washington sepadan dengan risiko membuat Presiden Rusia Vladimir Putin marah.

Para pejabat awalnya menolak langkah pemerintahan Biden tersebut, dengan alasan kekhawatiran eskalasi dan ketidakpastian mengenai bagaimana Putin akan menanggapinya.

Beberapa pejabat tersebut, termasuk di Gedung Putih, Pentagon, dan Departemen Luar Negeri, mengkhawatirkan pembalasan yang mematikan terhadap personel militer dan diplomatik AS serta serangan terhadap sekutu NATO. Yang lainnya secara khusus mengkhawatirkan eskalasi nuklir.

Biden berubah pikiran karena masuknya pasukan Korea Utara ke dalam perang Ukraina sebelum pemilihan presiden AS, kata para pejabat AS.

Risiko Perang Nuklir Dibesar-besarkan



Beberapa pejabat sekarang percaya bahwa kekhawatiran eskalasi, termasuk ketakutan akan pecahnya perang nuklir, telah dibesar-besarkan tetapi menekankan bahwa situasi keseluruhan di Ukraina tetap berbahaya dan bahwa eskalasi nuklir bukanlah hal yang mustahil.

Kemampuan Rusia untuk menemukan cara-cara rahasia lain untuk membalas dendam terhadap Barat tetap menjadi kekhawatiran.

"Respons hibrida Rusia menjadi perhatian," kata Angela Stent, direktur studi Eurasia, Rusia, dan Eropa Timur di Universitas Georgetown, mengacu pada sabotase Rusia di Eropa.

"Peluang eskalasi tidak pernah tidak ada. Kekhawatiran sekarang lebih besar," ujarnya.

Gedung Putih dan Kantor Direktur Intelijen Nasional menolak berkomentar.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More