Ubah Doktrin Rusia, Akankah Putin Nekat Gunakan Bom Nuklir? Ini Analisisnya
Kamis, 21 November 2024 - 09:03 WIB
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin pada Selasa lalu telah meneken doktrin nuklir Rusia yang baru, yang memicu kekhawatiran dunia internasional akan pecahnya perang nuklir di tengah pertempuran Rusia-Ukraina yang terus berkecamuk.
Doktrin nuklir Rusia adalah serangkaian pedoman yang diikuti negara tersebut mengenai kapan dan bagaimana ia dapat menggunakan senjata nuklir.
Aturan-aturan ini membantu menguraikan keadaan di mana Moskow akan mempertimbangkan untuk menggunakan persenjataan nuklirnya.
Doktrin baru tersebut menyatakan bahwa Rusia dapat menggunakan persediaan senjata nuklirnya yang besar jika menghadapi agresi yang secara serius mengancam kedaulatan atau integritas teritorial negara tersebut.
Secara teori, kondisi itu telah terjadi setelah Ukraina mulai menyerang wilayah Rusia dengan rudal-rudal jarak jauh pasokan Amerika Serikat dan Inggris; ATACMS dan Storm Shadow.
Putin merevisi doktrin nuklir lama Rusia hanya dua hari setelah Amerika Serikat mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh pasokan Washington.
Versi doktrin nuklir lama Rusia menetapkan persyaratan yang jauh lebih ketat untuk pembalasan nuklir, yang hanya mengizinkannya jika kelangsungan hidup Rusia terancam.
Revisi tersebut, yang secara jelas merujuk pada Ukraina dan sekutu Baratnya, menyatakan bahwa serangan menggunakan rudal konvensional, pesawat nirawak, atau pesawat terbang oleh negara non-nuklir, yang didukung oleh negara bersenjata nuklir, dapat membenarkan respons nuklir Rusia.
Doktrin nuklir Rusia adalah serangkaian pedoman yang diikuti negara tersebut mengenai kapan dan bagaimana ia dapat menggunakan senjata nuklir.
Aturan-aturan ini membantu menguraikan keadaan di mana Moskow akan mempertimbangkan untuk menggunakan persenjataan nuklirnya.
Doktrin baru tersebut menyatakan bahwa Rusia dapat menggunakan persediaan senjata nuklirnya yang besar jika menghadapi agresi yang secara serius mengancam kedaulatan atau integritas teritorial negara tersebut.
Baca Juga
Secara teori, kondisi itu telah terjadi setelah Ukraina mulai menyerang wilayah Rusia dengan rudal-rudal jarak jauh pasokan Amerika Serikat dan Inggris; ATACMS dan Storm Shadow.
Putin merevisi doktrin nuklir lama Rusia hanya dua hari setelah Amerika Serikat mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh pasokan Washington.
Versi doktrin nuklir lama Rusia menetapkan persyaratan yang jauh lebih ketat untuk pembalasan nuklir, yang hanya mengizinkannya jika kelangsungan hidup Rusia terancam.
Revisi tersebut, yang secara jelas merujuk pada Ukraina dan sekutu Baratnya, menyatakan bahwa serangan menggunakan rudal konvensional, pesawat nirawak, atau pesawat terbang oleh negara non-nuklir, yang didukung oleh negara bersenjata nuklir, dapat membenarkan respons nuklir Rusia.
tulis komentar anda