Ubah Doktrin Rusia, Akankah Putin Nekat Gunakan Bom Nuklir? Ini Analisisnya
Kamis, 21 November 2024 - 09:03 WIB
Dalam beberapa tahun terakhir, pembicaraan tentang senjata nuklir telah menjadi begitu umum di Rusia sehingga mungkin lebih mudah, secara mental, bagi mereka untuk mempertimbangkan untuk benar-benar menggunakannya.
Ada juga kekhawatiran tentang kondisi mental Putin. Gleb Pavlovsky, mantan penasihat Kremlin yang meninggal tahun lalu, mengatakan setelah perang Ukraina dimulai bahwa pola pikir Putin memburuk selama masa kekuasaannya. Pavlovsky mengatakan Putin sekarang "bereaksi terhadap gambaran di kepalanya sendiri".
Dari sudut pandang Barat, tidak masuk akal bagi Rusia untuk menggunakan senjata nuklir. Senjata nuklir taktis, yang memiliki jangkauan lebih pendek dan daya lebih rendah, akan menyebabkan kerusakan besar tetapi tidak akan serta-merta memberi Putin kemenangan cepat.
Menggunakan senjata nuklir strategis, yang dapat menghancurkan seluruh kota, hampir pasti akan memicu respons besar dari Barat dan bahkan dapat menyebabkan Perang Dunia III.
Putin mungkin tidak peduli dengan kehidupan warga sipil Ukraina, tetapi apakah Dia benar-benar bersedia untuk menghukum anak-anaknya sendiri—yang keberadaannya terungkap bulan ini—untuk menghabiskan bertahun-tahun di bunker nuklir jauh di Siberia?
Bagi Putin, menggunakan senjata nuklir bisa menjadi caranya untuk menantang Barat. Pesannya, mungkin, adalah: "Karena Anda terus memasok Kyiv dengan senjata yang lebih canggih untuk menyerang pasukan Rusia, saya tidak punya pilihan lain."
Dokumen militer yang bocor yang diperoleh Financial Times pada bulan Februari menunjukkan Rusia telah menyiapkan rencana untuk menggunakan senjata nuklir taktis di awal konflik dengan negara besar.
Ini adalah bagian dari strategi yang bertujuan untuk menciptakan rasa takut dan tekanan. Dokumen-dokumen tersebut menggambarkan kemungkinan situasi di mana Rusia akan menggunakan serangan nuklir sebagai respons terhadap invasi. Dokumen itu juga menyebutkan tujuan-tujuan lain, seperti mencegah negara-negara lain menggunakan kekuatan, menghentikan konflik militer agar tidak semakin parah, dan membuat Angkatan Laut Rusia lebih kuat.
Pengumpulan 29 dokumen rahasia, yang dibuat antara tahun 2008 dan 2014, ketika Putin menjadi presiden atau perdana menteri, masih diyakini relevan dengan strategi militer Rusia saat ini.
Ada juga kekhawatiran tentang kondisi mental Putin. Gleb Pavlovsky, mantan penasihat Kremlin yang meninggal tahun lalu, mengatakan setelah perang Ukraina dimulai bahwa pola pikir Putin memburuk selama masa kekuasaannya. Pavlovsky mengatakan Putin sekarang "bereaksi terhadap gambaran di kepalanya sendiri".
Dari sudut pandang Barat, tidak masuk akal bagi Rusia untuk menggunakan senjata nuklir. Senjata nuklir taktis, yang memiliki jangkauan lebih pendek dan daya lebih rendah, akan menyebabkan kerusakan besar tetapi tidak akan serta-merta memberi Putin kemenangan cepat.
Menggunakan senjata nuklir strategis, yang dapat menghancurkan seluruh kota, hampir pasti akan memicu respons besar dari Barat dan bahkan dapat menyebabkan Perang Dunia III.
Putin mungkin tidak peduli dengan kehidupan warga sipil Ukraina, tetapi apakah Dia benar-benar bersedia untuk menghukum anak-anaknya sendiri—yang keberadaannya terungkap bulan ini—untuk menghabiskan bertahun-tahun di bunker nuklir jauh di Siberia?
Bagi Putin, menggunakan senjata nuklir bisa menjadi caranya untuk menantang Barat. Pesannya, mungkin, adalah: "Karena Anda terus memasok Kyiv dengan senjata yang lebih canggih untuk menyerang pasukan Rusia, saya tidak punya pilihan lain."
Dokumen militer yang bocor yang diperoleh Financial Times pada bulan Februari menunjukkan Rusia telah menyiapkan rencana untuk menggunakan senjata nuklir taktis di awal konflik dengan negara besar.
Ini adalah bagian dari strategi yang bertujuan untuk menciptakan rasa takut dan tekanan. Dokumen-dokumen tersebut menggambarkan kemungkinan situasi di mana Rusia akan menggunakan serangan nuklir sebagai respons terhadap invasi. Dokumen itu juga menyebutkan tujuan-tujuan lain, seperti mencegah negara-negara lain menggunakan kekuatan, menghentikan konflik militer agar tidak semakin parah, dan membuat Angkatan Laut Rusia lebih kuat.
Pengumpulan 29 dokumen rahasia, yang dibuat antara tahun 2008 dan 2014, ketika Putin menjadi presiden atau perdana menteri, masih diyakini relevan dengan strategi militer Rusia saat ini.
Apa yang Mencegah Putin Gunakan Bom Nuklir?
tulis komentar anda