Rusia Janji Beri Respons Nyata Jika Diserang Rudal Canggih ATACMS AS
Selasa, 19 November 2024 - 07:12 WIB
Moskow kini telah mengintensifkan serangan terhadap infrastruktur Ukraina karena kedua belah pihak tampaknya telah mencapai jalan buntu di medan perang.
Keputusan AS tersebut juga menyusul kedatangan lebih dari 10.000 tentara Korea Utara di wilayah Kursk Rusia, tempat pasukan Ukraina merebut dan menguasai sebagian kecil wilayah tersebut. Pasukan Korea Utara datang untuk membantu pasukan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengindikasikan bahwa mungkin tidak akan ada pengumuman resmi mengenai keputusan AS. "Rudal-rudal itu akan berbicara sendiri," katanya.
Ukraina mungkin akan menggunakan ATACMS di Kursk terlebih dahulu, bahkan beberapa laporan menunjukkan bahwa AS mungkin telah membatasi penggunaannya di sana sebagai sinyal kepada Korea Utara untuk berhenti mengirim bantuan ke Rusia dan juga sebagai sinyal kepada Moskow sendiri.
Persetujuan Biden terhadap pengunaan rudal jarak jauh oleh Ukraina— yang mungkin akan diikuti oleh otorisasi serupa oleh Inggris dan Prancis—dipandang di Barat sebagai cara untuk memberi sinyal kepada pemimpin Rusia Vladimir Putin bahwa dia tidak dapat memenangkan perang Ukraina secara militer.
Putin belum mengomentari langkah terbaru AS tersebut.
Pada bulan September, pemimpin Rusia itu mengatakan penggunaan rudal semacam itu oleh Ukraina akan mewakili partisipasi langsung negara-negara NATO dalam perang tersebut.
Pada hari Senin, juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan AS "menambah minyak ke dalam api".
Namun, Jon Finer, Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS, mengatakan Washington telah menjelaskan kepada Rusia: "Kami akan menanggapinya—baik terhadap kehadiran pasukan Korea Utara maupun eskalasi besar dalam serangan udara Rusia terhadap infrastruktur di seluruh Ukraina."
Akhir pekan lalu terjadi serangan hebat Rusia terhadap jaringan listrik Ukraina, yang menyebabkan pemadaman listrik skala besar. Beberapa orang tewas dan terluka.
Keputusan AS tersebut juga menyusul kedatangan lebih dari 10.000 tentara Korea Utara di wilayah Kursk Rusia, tempat pasukan Ukraina merebut dan menguasai sebagian kecil wilayah tersebut. Pasukan Korea Utara datang untuk membantu pasukan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengindikasikan bahwa mungkin tidak akan ada pengumuman resmi mengenai keputusan AS. "Rudal-rudal itu akan berbicara sendiri," katanya.
Ukraina mungkin akan menggunakan ATACMS di Kursk terlebih dahulu, bahkan beberapa laporan menunjukkan bahwa AS mungkin telah membatasi penggunaannya di sana sebagai sinyal kepada Korea Utara untuk berhenti mengirim bantuan ke Rusia dan juga sebagai sinyal kepada Moskow sendiri.
Persetujuan Biden terhadap pengunaan rudal jarak jauh oleh Ukraina— yang mungkin akan diikuti oleh otorisasi serupa oleh Inggris dan Prancis—dipandang di Barat sebagai cara untuk memberi sinyal kepada pemimpin Rusia Vladimir Putin bahwa dia tidak dapat memenangkan perang Ukraina secara militer.
Putin belum mengomentari langkah terbaru AS tersebut.
Pada bulan September, pemimpin Rusia itu mengatakan penggunaan rudal semacam itu oleh Ukraina akan mewakili partisipasi langsung negara-negara NATO dalam perang tersebut.
Pada hari Senin, juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan AS "menambah minyak ke dalam api".
Namun, Jon Finer, Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS, mengatakan Washington telah menjelaskan kepada Rusia: "Kami akan menanggapinya—baik terhadap kehadiran pasukan Korea Utara maupun eskalasi besar dalam serangan udara Rusia terhadap infrastruktur di seluruh Ukraina."
Akhir pekan lalu terjadi serangan hebat Rusia terhadap jaringan listrik Ukraina, yang menyebabkan pemadaman listrik skala besar. Beberapa orang tewas dan terluka.
tulis komentar anda