Pakar Militer: Zionis Israel Tutupi Jumlah Korban Tewas Tentara yang Sebenarnya

Jum'at, 15 November 2024 - 08:12 WIB
Persentase ini mencerminkan kerugian yang signifikan dalam hal kematian dan cedera sejak dimulainya perang, menurut Army Radio.

Media Zionis tersebut memperkirakan bahwa formasi tempur militer Israel akan turun menjadi hanya 81% dari kebutuhannya pada tahun 2025, dengan mencatat bahwa memperpanjang masa dinas reguler menjadi tiga tahun akan menaikkan angka ini menjadi 96%.

Disebutkan bahwa militer telah mendesak para pemimpin politik Israel untuk segera menyetujui undang-undang untuk memperpanjang masa dinas reguler menjadi 36 bulan tanpa menghubungkan undang-undang ini dengan isu-isu lain mengenai wajib militer bagi orang Yahudi ultra-Ortodoks dan dinas cadangan, dengan menekankan bahwa "masalah ini mendesak dan merupakan kebutuhan yang mendesak."

"Dari 3.000 perintah wajib militer yang dikeluarkan untuk rekrutan ultra-Ortodoks, kurang dari 4% terdaftar dalam dinas," bunyi laporan Army Radio, yang dikaitkan dengan dukungan politik yang diberikan oleh menteri sayap kanan seperti Itamar Ben-Gvir untuk siswa yeshiva ultra-Ortodoks.

Media Israel menggambarkan situasi di lapangan sebagai sulit, dengan militer membutuhkan 7.000 rekrutan segera.

Mereka mengindikasikan bahwa 18.000 prajurit cadangan adalah prajurit tempur, dan 20.000 berada dalam peran pendukung tempur yang terdaftar sebagai bagian dari pasukan cadangan tentara Israel, tetapi mereka "tidak menanggapi ketika dipanggil," menurut data dari Direktorat Tenaga Kerja Militer Israel.

Surat kabar Israel Maariv juga melaporkan bahwa Israel telah berperang di tujuh medan perang selama lebih dari setahun, di mana militer telah kehilangan hampir dua divisi, menghadapi kekurangan prajurit yang parah bahkan sebelum menghitung jumlah yang tewas dan terluka.
(mas)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More