Pembocor Rencana Israel Serang Iran Ternyata Pejabat CIA, Ini Sosoknya
Kamis, 14 November 2024 - 11:25 WIB
Meskipun Departemen Pertahanan AS dan Kantor Direktur Intelijen Nasional menolak berkomentar tentang dokumen yang bocor, mereka tidak menyangkal keasliannya.
Kebocoran itu terjadi pada hari Jumat ketika saluran Telegram Middle East Spectator mengeklaim telah menerima dokumen tentang persiapan serangan Israel dari sumber dalam komunitas intelijen AS.
Saluran Telegram ini dikenal karena menerbitkan propaganda pro-Iran, dan akun Twitter terkaitnya menyatakan bahwa operatornya berbasis di Iran.
Setelah penangkapan Rahman, Mick Mulroy—mantan wakil asisten menteri pertahanan Amerika untuk Timur Tengah—menekankan bahwa pengamanan materi tersebut harus menjadi "prioritas tertinggi" bagi badan intelijen atau karyawannya.
"Sangat meresahkan mengetahui bahwa seorang petugas CIA mungkin terlibat dalam membocorkan informasi yang sangat rahasia ini," kata Mulroy, yang juga merupakan Peneliti Senior Non-Residen di MEI, kepada The New York Post.
"Setiap orang berhak atas praduga tak bersalah, tetapi jika benar, ini adalah pelanggaran keamanan yang serius dan tidak ada alasan untuk itu."
"Perlindungan ini penting untuk melindungi sumber dan metode pengumpulan intelijen dan operasi rahasia yang kami andalkan," imbuh dia.
Kebocoran itu terjadi pada hari Jumat ketika saluran Telegram Middle East Spectator mengeklaim telah menerima dokumen tentang persiapan serangan Israel dari sumber dalam komunitas intelijen AS.
Saluran Telegram ini dikenal karena menerbitkan propaganda pro-Iran, dan akun Twitter terkaitnya menyatakan bahwa operatornya berbasis di Iran.
Setelah penangkapan Rahman, Mick Mulroy—mantan wakil asisten menteri pertahanan Amerika untuk Timur Tengah—menekankan bahwa pengamanan materi tersebut harus menjadi "prioritas tertinggi" bagi badan intelijen atau karyawannya.
"Sangat meresahkan mengetahui bahwa seorang petugas CIA mungkin terlibat dalam membocorkan informasi yang sangat rahasia ini," kata Mulroy, yang juga merupakan Peneliti Senior Non-Residen di MEI, kepada The New York Post.
"Setiap orang berhak atas praduga tak bersalah, tetapi jika benar, ini adalah pelanggaran keamanan yang serius dan tidak ada alasan untuk itu."
"Perlindungan ini penting untuk melindungi sumber dan metode pengumpulan intelijen dan operasi rahasia yang kami andalkan," imbuh dia.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda