Cegah Pembelotan Tentara, Kim Jong-un Tutup Akses dari Dunia Luar
Senin, 11 November 2024 - 14:15 WIB
Baca Juga
Generasi Jangmadang Jadi Penopang
Prajurit muda sangat peka terhadap selebaran dan siaran dari pemerintah Korea Utara ini. Mereka yang lahir setelah tahun 1990, generasi yang hidup melewati krisis pangan terburuk di Korea Utara dan tumbuh di pasar tidak resmi yang dikenal sebagai "Generasi Jangmadang," kini mengisi sebagian besar posisi di militer. Bagi mereka, bertahan hidup dan mengatasi kelaparan menjadi prioritas utama, dan kesetiaan kepada negara pun lemah secara alami.Pada bulan Juli, Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan melanjutkan siaran anti-rezim Korea Utara, dan dalam waktu sebulan, seorang warga Korea Utara membelot dengan berjalan melintasi perbatasan. Sebagai tanggapan, otoritas Korea Utara menyiarkan suara aneh untuk memblokir siaran ini dan bahkan membagikan penutup telinga kepada prajurit di garis depan. Mereka juga meluncurkan kampanye pengiriman "balon sampah" ke arah selatan, mengklaim sebagai langkah pertahanan diri, tetapi menyalahkan Korea Selatan atas ketegangan militer.
‘’Meskipun demikian, para prajurit muda, yang sudah mengetahui kebenaran, tidak mudah dibodohi. Prajurit dari Generasi Jangmadang menari mengikuti lagu K-pop dan menikmati pakaian serta gaya Korea Selatan, mencerminkan realitas di dalam Korea Utara saat ini,’’ papar Kim Min-hyuk.
Di masa depan, Generasi Jangmadang akan menjadi penopang utama di semua bidang masyarakat Korea Utara. Tidak peduli langkah apa pun yang diambil Korea Utara untuk membentuk ideologi prajurit muda ini atau menghalangi masuknya budaya Korea Selatan ke dalam militer, Kim Jong-un tidak akan pernah sepenuhnya mengendalikan mereka. Beberapa bahkan menyebut Generasi Jangmadang sebagai "partai oposisi besar" melawan Partai Buruh.
‘’Kita harus terus memberikan informasi kepada prajurit Korea Utara tentang gaya hidup mewah keluarga Kim, korupsi para elit, perbedaan nyata dalam kondisi kehidupan antara kedua Korea, dan jalur pelarian yang mungkin,’’ jelas Kim Min-hyuk yang kini telah tinggal di Korea Selatan.
Seperti halnya rakyat Jerman Timur meruntuhkan Tembok Berlin, menurut Kim Min-hyuk, hari akan tiba ketika kerinduan para prajurit muda akan kebebasan dan perlawanan untuk meruntuhkan tembok yang dengan susah payah dibangun oleh Kim Jong-un.
(ahm)
tulis komentar anda