Jenderal AS Sebut Kemajuan Militer Antariksa China Menakjubkan, Anggap Musuh Bersama
Jum'at, 08 November 2024 - 11:04 WIB
"Kemajuan mereka menakjubkan dalam aspek militer antariksa saja, apalagi komersial," imbuh Jenderal Gibson.
Kunjungan jenderal Amerika tersebut ke New Delhi, yang menurut para pakar menandakan perubahan besar dalam kebijakan Komando Antariksa Washington, dilakukan setelah kemenangan telak Donald Trump dalam pemilihan presiden (Pilpres) AS pada Selasa lalu.
Trump mengalahkan pesaingnya dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris yang akan segera lengser. Dia akan dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat pada Januari mendatang.
Peringatan Jenderal Gibson tentang kemajuan militer antariksa China bukanlah perkembangan baru.
Pada September tahun lalu, Angkatan Antariksa atau Luar Angkasa AS— layanan luar angkasa militer AS yang didirikan selama masa jabatan pertama Trump—mengatakan bahwa mereka telah melakukan diskusi internal tentang "saluran telepon" untuk mencegah krisis antariksa.
Komentar tersebut muncul saat Angkatan Antariksa AS mempertimbangkan untuk mendirikan cabang di Jepang sebagai respons terhadap ambisi militer China yang terus berlanjut di Indo-Pasifik dan perang Ukraina.
Komandan Pasukan Antariksa AS Jenderal Chance Saltzman mengatakan kepada Reuters saat itu bahwa kerja sama yang erat dengan negara-negara yang memiliki pemikiran yang sama akan sangat penting untuk dapat memantau dan memahami aktivitas di ranah antariksa, dan untuk menghalau China serta melawan "aktivitas zona abu-abu" seperti mengganggu sinyal satelit.
Lebih jauh ke belakang, pada tahun 2022, Komandan Komando Antariksa AS saat itu, Jenderal James H Dickinson, mengatakan China sedang membangun fasilitas yang dapat membahayakan sebagian besar aset luar angkasa Amerika.
Jenderal Gibson mengatakan moto Komando Antariksa AS adalah "tidak ada hari tanpa antariksa".
"Amerika berusaha untuk memastikan penggunaan antariksa yang bertanggung jawab, aman, dan berkelanjutan," katanya.
Kunjungan jenderal Amerika tersebut ke New Delhi, yang menurut para pakar menandakan perubahan besar dalam kebijakan Komando Antariksa Washington, dilakukan setelah kemenangan telak Donald Trump dalam pemilihan presiden (Pilpres) AS pada Selasa lalu.
Trump mengalahkan pesaingnya dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris yang akan segera lengser. Dia akan dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat pada Januari mendatang.
Peringatan Jenderal Gibson tentang kemajuan militer antariksa China bukanlah perkembangan baru.
Pada September tahun lalu, Angkatan Antariksa atau Luar Angkasa AS— layanan luar angkasa militer AS yang didirikan selama masa jabatan pertama Trump—mengatakan bahwa mereka telah melakukan diskusi internal tentang "saluran telepon" untuk mencegah krisis antariksa.
Komentar tersebut muncul saat Angkatan Antariksa AS mempertimbangkan untuk mendirikan cabang di Jepang sebagai respons terhadap ambisi militer China yang terus berlanjut di Indo-Pasifik dan perang Ukraina.
Komandan Pasukan Antariksa AS Jenderal Chance Saltzman mengatakan kepada Reuters saat itu bahwa kerja sama yang erat dengan negara-negara yang memiliki pemikiran yang sama akan sangat penting untuk dapat memantau dan memahami aktivitas di ranah antariksa, dan untuk menghalau China serta melawan "aktivitas zona abu-abu" seperti mengganggu sinyal satelit.
Lebih jauh ke belakang, pada tahun 2022, Komandan Komando Antariksa AS saat itu, Jenderal James H Dickinson, mengatakan China sedang membangun fasilitas yang dapat membahayakan sebagian besar aset luar angkasa Amerika.
Jenderal Gibson mengatakan moto Komando Antariksa AS adalah "tidak ada hari tanpa antariksa".
"Amerika berusaha untuk memastikan penggunaan antariksa yang bertanggung jawab, aman, dan berkelanjutan," katanya.
tulis komentar anda