Jenderal AS Sebut Kemajuan Militer Antariksa China Menakjubkan, Anggap Musuh Bersama
Jum'at, 08 November 2024 - 11:04 WIB
NEW DELHI - Mayor Jenderal Brian W Gibson, Kepala Strategi Komando Antariksa Amerika Serikat (AS), mengatakan China maju dengan kecepatan menakjubkan dalam penggunaan teknologi antariksa oleh militernya.
Gibson menganggap Beijing menjadi musuh bersama Amerika Serikat dan mitra atau sekutunya dalam hal perlombaan militer antariksa.
Jenderal Gibson menyampaikan penilaiannya tersebut saat bertemu dengan pejabat tinggi militer dan badan antariksa India di New Delhi.
"Konflik di antariksa bukanlah hal yang tak terelakkan seperti halnya di bidang lain. Dan salah satu cara kita untuk menghalangi (musuh kita) adalah dengan tidak melakukannya sendiri, kita melakukannya bersama-sama," katanya.
"Jadi itulah tujuan saya di sini, untuk memperluas hubungan kita, berkolaborasi di mana kita bisa dan di mana kita memiliki kepentingan bersama," paparnya.
"Saya harap ini hanyalah awal antara dua perusahaan antariksa dan dua militer, dialog bilateral hanya meningkatkan kepercayaan karena interoperabilitas penting dalam antariksa," lanjut Gibson, seperti dikutip NDTV, Jumat (8/11/2024).
Realitas dunia saat ini, kata Jenderal Gibson, adalah bahwa sebagian besar fokusnya pada AS dan India, dan tantangan yang dihadapi kedua negara bersama-sama dari musuh potensial seperti China.
"Kemitraan akan menjadi penting untuk melawan ancaman kolektif," katanya.
"Kemajuan mereka menakjubkan dalam aspek militer antariksa saja, apalagi komersial," imbuh Jenderal Gibson.
Kunjungan jenderal Amerika tersebut ke New Delhi, yang menurut para pakar menandakan perubahan besar dalam kebijakan Komando Antariksa Washington, dilakukan setelah kemenangan telak Donald Trump dalam pemilihan presiden (Pilpres) AS pada Selasa lalu.
Trump mengalahkan pesaingnya dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris yang akan segera lengser. Dia akan dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat pada Januari mendatang.
Peringatan Jenderal Gibson tentang kemajuan militer antariksa China bukanlah perkembangan baru.
Pada September tahun lalu, Angkatan Antariksa atau Luar Angkasa AS— layanan luar angkasa militer AS yang didirikan selama masa jabatan pertama Trump—mengatakan bahwa mereka telah melakukan diskusi internal tentang "saluran telepon" untuk mencegah krisis antariksa.
Komentar tersebut muncul saat Angkatan Antariksa AS mempertimbangkan untuk mendirikan cabang di Jepang sebagai respons terhadap ambisi militer China yang terus berlanjut di Indo-Pasifik dan perang Ukraina.
Komandan Pasukan Antariksa AS Jenderal Chance Saltzman mengatakan kepada Reuters saat itu bahwa kerja sama yang erat dengan negara-negara yang memiliki pemikiran yang sama akan sangat penting untuk dapat memantau dan memahami aktivitas di ranah antariksa, dan untuk menghalau China serta melawan "aktivitas zona abu-abu" seperti mengganggu sinyal satelit.
Lebih jauh ke belakang, pada tahun 2022, Komandan Komando Antariksa AS saat itu, Jenderal James H Dickinson, mengatakan China sedang membangun fasilitas yang dapat membahayakan sebagian besar aset luar angkasa Amerika.
Jenderal Gibson mengatakan moto Komando Antariksa AS adalah "tidak ada hari tanpa antariksa".
"Amerika berusaha untuk memastikan penggunaan antariksa yang bertanggung jawab, aman, dan berkelanjutan," katanya.
"Perjalanan India baru saja dimulai dan India siap saat bintang-bintang sedang menunggu, India memiliki kapasitas dan keinginan untuk berhasil," imbuh dia.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
Gibson menganggap Beijing menjadi musuh bersama Amerika Serikat dan mitra atau sekutunya dalam hal perlombaan militer antariksa.
Jenderal Gibson menyampaikan penilaiannya tersebut saat bertemu dengan pejabat tinggi militer dan badan antariksa India di New Delhi.
"Konflik di antariksa bukanlah hal yang tak terelakkan seperti halnya di bidang lain. Dan salah satu cara kita untuk menghalangi (musuh kita) adalah dengan tidak melakukannya sendiri, kita melakukannya bersama-sama," katanya.
"Jadi itulah tujuan saya di sini, untuk memperluas hubungan kita, berkolaborasi di mana kita bisa dan di mana kita memiliki kepentingan bersama," paparnya.
"Saya harap ini hanyalah awal antara dua perusahaan antariksa dan dua militer, dialog bilateral hanya meningkatkan kepercayaan karena interoperabilitas penting dalam antariksa," lanjut Gibson, seperti dikutip NDTV, Jumat (8/11/2024).
Realitas dunia saat ini, kata Jenderal Gibson, adalah bahwa sebagian besar fokusnya pada AS dan India, dan tantangan yang dihadapi kedua negara bersama-sama dari musuh potensial seperti China.
"Kemitraan akan menjadi penting untuk melawan ancaman kolektif," katanya.
"Kemajuan mereka menakjubkan dalam aspek militer antariksa saja, apalagi komersial," imbuh Jenderal Gibson.
Kunjungan jenderal Amerika tersebut ke New Delhi, yang menurut para pakar menandakan perubahan besar dalam kebijakan Komando Antariksa Washington, dilakukan setelah kemenangan telak Donald Trump dalam pemilihan presiden (Pilpres) AS pada Selasa lalu.
Trump mengalahkan pesaingnya dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris yang akan segera lengser. Dia akan dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat pada Januari mendatang.
Peringatan Jenderal Gibson tentang kemajuan militer antariksa China bukanlah perkembangan baru.
Pada September tahun lalu, Angkatan Antariksa atau Luar Angkasa AS— layanan luar angkasa militer AS yang didirikan selama masa jabatan pertama Trump—mengatakan bahwa mereka telah melakukan diskusi internal tentang "saluran telepon" untuk mencegah krisis antariksa.
Komentar tersebut muncul saat Angkatan Antariksa AS mempertimbangkan untuk mendirikan cabang di Jepang sebagai respons terhadap ambisi militer China yang terus berlanjut di Indo-Pasifik dan perang Ukraina.
Komandan Pasukan Antariksa AS Jenderal Chance Saltzman mengatakan kepada Reuters saat itu bahwa kerja sama yang erat dengan negara-negara yang memiliki pemikiran yang sama akan sangat penting untuk dapat memantau dan memahami aktivitas di ranah antariksa, dan untuk menghalau China serta melawan "aktivitas zona abu-abu" seperti mengganggu sinyal satelit.
Lebih jauh ke belakang, pada tahun 2022, Komandan Komando Antariksa AS saat itu, Jenderal James H Dickinson, mengatakan China sedang membangun fasilitas yang dapat membahayakan sebagian besar aset luar angkasa Amerika.
Jenderal Gibson mengatakan moto Komando Antariksa AS adalah "tidak ada hari tanpa antariksa".
"Amerika berusaha untuk memastikan penggunaan antariksa yang bertanggung jawab, aman, dan berkelanjutan," katanya.
"Perjalanan India baru saja dimulai dan India siap saat bintang-bintang sedang menunggu, India memiliki kapasitas dan keinginan untuk berhasil," imbuh dia.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
(mas)
tulis komentar anda