Apakah Arab Saudi Ikut Normalisasi dengan Israel? Ini Perkembangan Terbarunya
Jum'at, 01 November 2024 - 14:36 WIB
"Saya menekankan perdamaian demi perdamaian, perdamaian demi kekuatan dengan negara-negara penting di Timur Tengah," kata Netanyahu.
"Negara-negara ini dan negara-negara lain melihat dengan jelas pukulan yang kami berikan kepada mereka yang menyerang kami, poros kejahatan Iran," imbuh dia, dua hari setelah Israel mengebom target militer di Iran, sebagai balasan atas serangan ratusan rudal Iran terhadap Israel pada 1 Oktober lalu.
"Mereka terkesan dengan tekad dan keberanian kami. Seperti kami, mereka bercita-cita untuk Timur Tengah yang stabil, aman, dan makmur," ujarnya."
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengecam "devaluasi" kehidupan Palestina oleh Israel, menegaskan kembali sikap Riyadh bahwa tidak akan ada normalisasi hubungan tanpa berdirinya Negara Palestina yang merdeka.
"Tingkat kehancuran di Gaza dan devaluasi yang nyata terhadap kehidupan manusia Palestina biasa akan memicu siklus yang merugikan semua pihak," kata Pangeran Faisal saat diwawancarai di Future Investment Initiative (FII) di Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, yang dilansir Al Arabiya English, Jumat (1/11/2024).
Diperkirakan lebih dari 40.000 warga Palestina telah tewas akibat pengeboman brutal Israel sejak Oktober lalu, ketika militer Israel mulai mengebom Gaza sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober.
Israel juga secara rutin memblokir bantuan kemanusiaan agar tidak masuk ke daerah kantong itu, yang berpuncak pada peringatan terbaru dari AS bahwa jika lebih banyak bantuan tidak masuk, AS dapat mengambil tindakan khusus sebagai respons.
Washington dan pemerintahan Joe Biden sebagian besar dikritik karena gagal mengekang respons Israel terhadap serangan 7 Oktober dan mencegah apa yang disebut banyak orang sebagai genosida terhadap rakyat Palestina.
Ketika ditanya tentang penyebutan ini sebagai genosida, Pangeran Faisal mengatakan blokade terhadap akses apa pun ke barang-barang kemanusiaan, dengan serangan militer Israel yang terus berlanjut dan tidak ada jalur bagi warga sipil untuk menemukan tempat berlindung atau zona aman, "hanya dapat digambarkan sebagai bentuk genosida."
"Negara-negara ini dan negara-negara lain melihat dengan jelas pukulan yang kami berikan kepada mereka yang menyerang kami, poros kejahatan Iran," imbuh dia, dua hari setelah Israel mengebom target militer di Iran, sebagai balasan atas serangan ratusan rudal Iran terhadap Israel pada 1 Oktober lalu.
"Mereka terkesan dengan tekad dan keberanian kami. Seperti kami, mereka bercita-cita untuk Timur Tengah yang stabil, aman, dan makmur," ujarnya."
Arab Saudi Masih Menolak Normalisasi dengan Israel
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengecam "devaluasi" kehidupan Palestina oleh Israel, menegaskan kembali sikap Riyadh bahwa tidak akan ada normalisasi hubungan tanpa berdirinya Negara Palestina yang merdeka.
"Tingkat kehancuran di Gaza dan devaluasi yang nyata terhadap kehidupan manusia Palestina biasa akan memicu siklus yang merugikan semua pihak," kata Pangeran Faisal saat diwawancarai di Future Investment Initiative (FII) di Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, yang dilansir Al Arabiya English, Jumat (1/11/2024).
Diperkirakan lebih dari 40.000 warga Palestina telah tewas akibat pengeboman brutal Israel sejak Oktober lalu, ketika militer Israel mulai mengebom Gaza sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober.
Israel juga secara rutin memblokir bantuan kemanusiaan agar tidak masuk ke daerah kantong itu, yang berpuncak pada peringatan terbaru dari AS bahwa jika lebih banyak bantuan tidak masuk, AS dapat mengambil tindakan khusus sebagai respons.
Washington dan pemerintahan Joe Biden sebagian besar dikritik karena gagal mengekang respons Israel terhadap serangan 7 Oktober dan mencegah apa yang disebut banyak orang sebagai genosida terhadap rakyat Palestina.
Ketika ditanya tentang penyebutan ini sebagai genosida, Pangeran Faisal mengatakan blokade terhadap akses apa pun ke barang-barang kemanusiaan, dengan serangan militer Israel yang terus berlanjut dan tidak ada jalur bagi warga sipil untuk menemukan tempat berlindung atau zona aman, "hanya dapat digambarkan sebagai bentuk genosida."
Lihat Juga :
tulis komentar anda