Eks Presiden Bolivia Diberondong Tembakan saat Berada di Dalam Mobil, tapi Selamat

Senin, 28 Oktober 2024 - 08:01 WIB
Mantan presiden Bolivia Evo Morales ditembaki saat berada di dalam mobil dalam sebagai upaya pembunuhan pada hari Minggu. Beruntung, dia berhasil selamat. Foto/Facebook Samy Schwartz
LA PAZ - Mantan presiden Bolivia Evo Morales mengatakan dirinya ditembaki saat berada di dalam mobil dalam apa yang dia klaim sebagai upaya pembunuhan pada hari Minggu. Beruntung, dia berhasil selamat.

Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan politik di negara Amerika Selatan tersebut.

Morales, yang tidak terluka, menyalahkan pemerintah atas serangan tersebut, yang disebutnya sebagai "kegagalan".



"Yang menambah kekalahan politik pemerintah, yang telah kehilangan legitimasi di mata rakyat Bolivia," katanya, seperti dikutip CNN, Senin (28/10/2024).



Pemerintah membantah terlibat serangan tersebut dan mengatakan bahwa penyelidikan telah dibuka.

Morales mengatakan dia sedang menuju ke stasiun radio di departemen Cochabamba di Bolivia bagian tengah, tempat dia menjadi pembawa acara program akhir pekan. Namun, tiba-tiba dua kendaraan mencegat mobilnya.

"Empat petugas berkerudung berpakaian hitam dengan senjata di tangan mereka, keluar dan mulai menembak," paparnya.

Menurutnya, empat belas peluru menghantam mobil, melukai pengemudinya di kepala dan lengan.

Morales mengunggah video ponsel di Facebook yang dia klaim menunjukkan serangan itu.

Video itu menunjukkan kepala pengemudi berlumuran darah dan beberapa lubang peluru di kaca depan mobil. Morales terlihat di kursi penumpang saat mereka dengan panik pergi.

Morales mengunggah pernyataan dari partainya, Gerakan Menuju Sosialisme (MAS), di profil Instagram-nya, yang menyalahkan serangan itu kepada Presiden Bolivia saat ini Luis Arce dan dua menteri pemerintahannya.

Dalam pernyataan di X, Arce mengutuk kekerasan politik dan mengatakan bahwa dia telah memerintahkan penyelidikan segera dan menyeluruh atas serangan itu.

Wakil Menteri Keamanan Bolivia Roberto Rios mengatakan bahwa tidak ada operasi polisi terhadap Morales dan bahwa departemennya akan menyelidiki klaim tersebut, termasuk kemungkinan "serangan diri" yang dilakukan oleh Morales.

Morales, presiden pribumi pertama Bolivia, memimpin negara tersebut selama lebih dari satu dekade sebelum dia mengundurkan diri dari jabatannya pada November 2019 karena meningkatnya tuduhan kecurangan pemilu, yang telah dibantahnya.

Pada akhirnya, pemimpin tersebut mengeklaim bahwa dia dipaksa keluar dalam sebuah kudeta dan melarikan diri ke Meksiko, di mana dia diberikan suaka politik.

Pengunduran dirinya diikuti oleh bentrokan mematikan antara pasukan keamanan Bolivia dan pendukung Morales.

Setelah setahun diasingkan di Argentina, Morales kembali ke daerah asalnya di Chapare di Bolivia tengah pada tahun 2020, sambil menyatakan niatnya untuk tetap terlibat dalam politik.

Sepanjang tahun lalu, Morales berselisih dengan presiden petahana Arce—sesama anggota partai MAS dan mantan sekutunya—saat kedua politisi tersebut berjuang untuk pemilihan ulang pada tahun 2025.

Perebutan kekuasaan telah terjadi selama periode pertikaian ekonomi yang akut di Bolivia. Dalam beberapa minggu terakhir, blokade yang dibuat oleh pendukung Morales di jalan raya utama telah menyebabkan kekurangan makanan dan bahan bakar di beberapa kota.

Blokade tersebut dibuat setelah pemerintah mengumumkan penyelidikan yudisial terhadap mantan presiden tersebut atas dugaan kasus perdagangan manusia.

Morales menyangkal telah melakukan kejahatan apa pun dan mengaitkan penyelidikan tersebut dengan penganiayaan politik oleh Arce.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More