Siapa Hassan Nasrallah? Pemimpin Hizbullah yang Diklaim Israel Tewas dalam Serangan Udara

Sabtu, 28 September 2024 - 16:12 WIB
Hassan Nasrallah mampu mengubah Hizbullah jadi ancaman nyata bagi zionis. Foto/Press TV
BEIRUT - Sheikh Hassan Nasrallah , pemimpin gerakan militan Syiah Islamis Hizbullah di Lebanon, adalah salah satu tokoh paling terkenal dan paling berpengaruh di Timur Tengah.

Nasrallah - yang dilaporkan menjadi target serangan udara hari Jumat di Beirut - tidak terlihat di depan umum selama bertahun-tahun karena takut dibunuh oleh Israel.

Sebagai tokoh misterius yang memiliki hubungan pribadi yang dekat dengan Iran, ia memainkan peran penting dalam mengubah Hizbullah menjadi kekuatan politik dan militer seperti sekarang ini - dan tetap dihormati oleh para pendukung kelompok tersebut.



Siapa Hassan Nasrallah? Pemimpin Hizbullah yang Diklaim Israel Tewas dalam Serangan Udara

1. Memimpin Gerakan Melawan Israel

Melansir BBC, di bawah kepemimpinan Nasrallah, Hizbullah telah membantu melatih para pejuang dari kelompok bersenjata Palestina Hamas, serta milisi di Irak dan Yaman, dan memperoleh rudal dan roket dari Iran untuk digunakan melawan Israel.

Ia mengarahkan evolusi Hizbullah dari milisi yang didirikan untuk melawan pasukan Israel yang menduduki Lebanon menjadi kekuatan militer yang lebih kuat dari tentara Lebanon, seorang pialang kekuasaan dalam politik Lebanon, penyedia utama layanan kesehatan, pendidikan, dan sosial, dan bagian penting dari upaya Iran sebagai pendukungnya untuk mencapai supremasi regional.

2. Lahir di Keluarga Penjual Sayur

Lahir pada tahun 1960, Hassan Nasrallah tumbuh di lingkungan Bourj Hammoud di timur Beirut, tempat ayahnya, Abdul Karim, menjalankan sebuah toko sayur kecil. Ia adalah anak tertua dari sembilan bersaudara.

Ia bergabung dengan gerakan Amal, yang saat itu merupakan milisi Syiah, setelah Lebanon dilanda perang saudara pada tahun 1975. Setelah sempat tinggal sebentar di kota suci Najaf di Irak untuk menghadiri seminari Syiah, ia bergabung kembali dengan Amal di Lebanon sebelum ia dan yang lainnya memisahkan diri dari kelompok tersebut pada tahun 1982, tak lama setelah Israel menginvasi Lebanon sebagai tanggapan atas serangan militan Palestina.

Kelompok baru tersebut, Islamic Amal, menerima dukungan militer dan organisasi yang cukup besar dari Garda Revolusi Iran yang bermarkas di Lembah Bekaa, dan muncul sebagai milisi Syiah yang paling menonjol dan efektif yang kemudian membentuk Hizbullah.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More