Siapa Hassan Nasrallah? Pemimpin Hizbullah yang Diklaim Israel Tewas dalam Serangan Udara

Sabtu, 28 September 2024 - 16:12 WIB

3. Bergabung dengan Hizbullah sejak Muda

Pada tahun 1985, Hizbullah secara resmi mengumumkan pembentukannya dengan menerbitkan "surat terbuka" yang mengidentifikasi AS dan Uni Soviet sebagai musuh utama Islam dan menyerukan "pemusnahan" Israel, yang katanya menduduki tanah Muslim.

Nasrallah naik pangkat melalui jajaran Hizbullah seiring dengan pertumbuhan organisasi tersebut. Ia mengatakan bahwa setelah bertugas sebagai pejuang, ia menjadi direkturnya di Baalbek, kemudian seluruh wilayah Bekaa, diikuti oleh Beirut.

Ia menjadi pemimpin Hizbullah pada tahun 1992 di usia 32 tahun, setelah pendahulunya Abbas al-Musawi dibunuh dalam serangan helikopter Israel.

Salah satu tindakan pertamanya adalah membalas pembunuhan Musawi. Ia memerintahkan serangan roket ke Israel utara yang menewaskan seorang gadis, seorang petugas keamanan Israel di kedutaan Israel di Turki tewas oleh bom mobil, dan seorang pembom bunuh diri menyerang kedutaan Israel di Buenos Aires, Argentina, menewaskan 29 orang.

Nasrallah juga memimpin perang intensitas rendah dengan pasukan Israel yang berakhir dengan penarikan pasukan mereka dari Lebanon selatan pada tahun 2000, meskipun ia menderita kerugian pribadi ketika putra sulungnya Hadi tewas dalam baku tembak dengan pasukan Israel.

Setelah penarikan pasukan, Nasrallah menyatakan bahwa Hizbullah telah mencapai kemenangan Arab pertama melawan Israel. Ia juga bersumpah bahwa Hizbullah tidak akan melucuti senjata, dengan mengatakan bahwa Hizbullah menganggap bahwa "seluruh wilayah Lebanon harus dikembalikan", termasuk wilayah Shebaa Farms.

Suasana relatif tenang hingga tahun 2006, ketika pejuang Hizbullah melancarkan serangan lintas perbatasan yang menewaskan delapan tentara Israel dan menculik dua lainnya, yang memicu respons besar-besaran dari Israel.

Pesawat tempur Israel mengebom benteng pertahanan Hizbullah di Selatan dan di pinggiran selatan Beirut, sementara Hizbullah menembakkan sekitar 4.000 roket ke Israel. Lebih dari 1.125 warga Lebanon, sebagian besar warga sipil, tewas selama konflik 34 hari itu, serta 119 tentara Israel dan 45 warga sipil.

Rumah dan kantor Nasrallah menjadi sasaran pesawat tempur Israel, tetapi ia selamat tanpa cedera.

Pada tahun 2009, Nasrallah mengeluarkan manifesto politik baru yang berusaha untuk menyoroti "visi politik" Hizbullah. Manifes tersebut tidak lagi merujuk pada republik Islam yang ditemukan dalam dokumen tahun 1985, tetapi tetap bersikap keras terhadap Israel dan AS dan menegaskan kembali bahwa Hizbullah perlu mempertahankan senjatanya meskipun ada resolusi PBB yang melarangnya di Lebanon selatan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More