China Minta Warganya untuk Meninggalkan Israel Secepatnya
Senin, 23 September 2024 - 18:14 WIB
TEL AVIV - China telah mendesak warganya di Israel untuk meninggalkan "secepatnya". Itu dikarenakan ketegangan antara Israel dan kelompok militan Lebanon, Hizbullah, meningkat.
"Saat ini, situasi di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon sangat tegang, dengan konflik militer yang sering terjadi," kata kedutaan besar China di Israel, dilansir Al Jazeera.
"Situasi keamanan di Israel tetap parah, rumit, dan tidak dapat diprediksi," tambah pernyataan itu.
Kedutaan mendesak warga China di Israel untuk "pulang ke rumah atau pindah ke daerah yang lebih aman sesegera mungkin."
Israel dan Hizbullah mengancam untuk meningkatkan serangan lintas perbatasan mereka meskipun ada seruan internasional bagi kedua belah pihak untuk mundur dari ambang perang habis-habisan.
Serangan udara Israel di benteng Hizbullah yang berpenduduk padat di Beirut selatan pada hari Jumat menewaskan kepala Pasukan Radwan elit Hizbullah, Ibrahim Aqil.
Itu terjadi setelah serangkaian ledakan perangkat komunikasi terkoordinasi pada hari Selasa dan Rabu di seluruh Lebanon yang menewaskan 39 orang dan melukai hampir 3.000 orang, dan yang disalahkan pada Israel.
Bulan lalu, China meminta warganya di Lebanon untuk pergi setelah serangan Israel di negara itu menewaskan seorang pejuang senior Palestina.
"Saat ini, situasi di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon sangat tegang, dengan konflik militer yang sering terjadi," kata kedutaan besar China di Israel, dilansir Al Jazeera.
"Situasi keamanan di Israel tetap parah, rumit, dan tidak dapat diprediksi," tambah pernyataan itu.
Kedutaan mendesak warga China di Israel untuk "pulang ke rumah atau pindah ke daerah yang lebih aman sesegera mungkin."
Israel dan Hizbullah mengancam untuk meningkatkan serangan lintas perbatasan mereka meskipun ada seruan internasional bagi kedua belah pihak untuk mundur dari ambang perang habis-habisan.
Serangan udara Israel di benteng Hizbullah yang berpenduduk padat di Beirut selatan pada hari Jumat menewaskan kepala Pasukan Radwan elit Hizbullah, Ibrahim Aqil.
Itu terjadi setelah serangkaian ledakan perangkat komunikasi terkoordinasi pada hari Selasa dan Rabu di seluruh Lebanon yang menewaskan 39 orang dan melukai hampir 3.000 orang, dan yang disalahkan pada Israel.
Bulan lalu, China meminta warganya di Lebanon untuk pergi setelah serangan Israel di negara itu menewaskan seorang pejuang senior Palestina.
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda