5 Fakta Ledakan Pager di Lebanon, Berpotensi Meningkatkan Skala Konflik Israel-Hizbullah
Rabu, 18 September 2024 - 15:30 WIB
Anggota Hizbullah mulai menggunakan pager dengan tujuan menghindari pelacakan lokasi oleh Israel. Namun, model terbaru yang dibelinya selama beberapa bulan terakhir justru meledak dan menimbulkan kekacauan.
Beberapa ahli yang berbicara dengan Associated Press menyebut ledakan itu kemungkinan merupakan hasil dari gangguan rantai pasokan pager. Alat peledak yang sangat kecil mungkin telah dipasang di pager sebelum dibeli oleh Hizbullah.
Kemudian, momen ledakan dipicu dari jarak jauh secara bersamaan. Kemungkinan aksesnya melalui sinyal radio.
Sinyal sabotase ini diperkuat data dalam buku terbitan tahun 2018 berjudul "Rise and Kill First". Isinya ada yang menyinggung bahwa pasukan intelijen Israel sebelumnya biasa menaruh bahan peledak di telepon pribadi untuk menargetkan musuh.
Selain itu, para peretas di sana juga bisa menyuntikkan kode berbahaya ke dalam perangkat pribadi yang menyebabkan perangkat menjadi terlalu panas dan berakhir meledak.
Ledakan pager di Lebanon setidaknya membunuh sembilan orang dan membuat hampir 3.000 lainnya terluka.
Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada AFP bahwa dua dari mereka yang tewas adalah putra dari anggota parlemen Hizbullah.
Lebih jauh, sebagian besar orang yang datang ke ruang gawat darurat mengenakan pakaian sipil, sehingga sulit dikenali sebagai anggota Hizbullah atau warga biasa. Sementara itu, Pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah tidak terluka dalam ledakan tersebut.
Kemudian, beberapa pejabat Lebanon juga dilaporkan menjadi korban. Salah satunya Menteri Kesehatan Masyarakat Firass Abiad yang mengalami cedera di tangan dan wajah.
Beberapa ahli yang berbicara dengan Associated Press menyebut ledakan itu kemungkinan merupakan hasil dari gangguan rantai pasokan pager. Alat peledak yang sangat kecil mungkin telah dipasang di pager sebelum dibeli oleh Hizbullah.
Kemudian, momen ledakan dipicu dari jarak jauh secara bersamaan. Kemungkinan aksesnya melalui sinyal radio.
Sinyal sabotase ini diperkuat data dalam buku terbitan tahun 2018 berjudul "Rise and Kill First". Isinya ada yang menyinggung bahwa pasukan intelijen Israel sebelumnya biasa menaruh bahan peledak di telepon pribadi untuk menargetkan musuh.
Selain itu, para peretas di sana juga bisa menyuntikkan kode berbahaya ke dalam perangkat pribadi yang menyebabkan perangkat menjadi terlalu panas dan berakhir meledak.
3. Korban Berjatuhan
Ledakan pager di Lebanon setidaknya membunuh sembilan orang dan membuat hampir 3.000 lainnya terluka.
Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada AFP bahwa dua dari mereka yang tewas adalah putra dari anggota parlemen Hizbullah.
Lebih jauh, sebagian besar orang yang datang ke ruang gawat darurat mengenakan pakaian sipil, sehingga sulit dikenali sebagai anggota Hizbullah atau warga biasa. Sementara itu, Pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah tidak terluka dalam ledakan tersebut.
Kemudian, beberapa pejabat Lebanon juga dilaporkan menjadi korban. Salah satunya Menteri Kesehatan Masyarakat Firass Abiad yang mengalami cedera di tangan dan wajah.
tulis komentar anda