Inilah Ryan Routh, Tersangka yang Nyaris Bunuh Donald Trump dengan Tembakan AK-47

Senin, 16 September 2024 - 10:18 WIB
Dalam satu unggahan di X, Routh menyatakan kesediaannya untuk "bertempur dan mati" di Ukraina. Dia juga menganjurkan warga sipil untuk mengubah arah konflik global.

"Saya bersedia terbang ke Krakow dan pergi ke perbatasan ukraina untuk menjadi sukarelawan dan berjuang dan mati," tulisnya di X saat itu.

Menurut laporan New York Times, pada aplikasi perpesanan Signal, Routh menulis: "Warga sipil harus mengubah perang ini dan mencegah perang di masa mendatang" sebagai bagian dari biodata profilnya.

"Kita masing-masing harus melakukan bagian kita setiap hari dalam langkah-langkah terkecil untuk membantu mendukung hak asasi manusia, kebebasan, dan demokrasi; kita masing-masing harus membantu orang China," tulis biodatanya di WhatsApp.

Aktivitas Routh tidak berhenti pada deklarasi daring. Dalam wawancara tahun 2023 dengan New York Times, dia mengaku telah melakukan perjalanan ke Ukraina untuk mendukung upaya perang dan merekrut tentara Afganistan.



Ini bukan pertama kalinya Routh terlibat kekerasan.

Pada tahun 2002, dia ditangkap setelah membarikade dirinya di dalam sebuah gedung dengan senjata otomatis penuh di Greensboro. Tuduhan itu serius, meskipun hasil kasusnya masih belum jelas.

Donald Trump Selamat



"Presiden Trump aman setelah suara tembakan terdengar di dekatnya," kata juru bicara tim kampanyenya, Steven Cheung, dalam sebuah pernyataan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More