9 Perang Paling Mematikan, Salah Satunya Konflik Kongo yang Mewaskan 3 Juta Orang

Kamis, 12 September 2024 - 18:25 WIB
Foto/AP

Kelompok militan Boko Haram didirikan pada tahun 2002 dengan tujuan untuk menerapkan syariah (hukum Islam) di Nigeria. Kelompok ini relatif tidak dikenal hingga tahun 2009, ketika mereka melancarkan serangkaian penggerebekan yang menewaskan puluhan polisi. Pemerintah Nigeria membalas dengan operasi militer yang menewaskan lebih dari 700 anggota Boko Haram.

Polisi dan militer Nigeria kemudian melakukan kampanye pembunuhan di luar hukum yang mengobarkan sisa-sisa Boko Haram. Dimulai pada tahun 2010, Boko Haram membalas, membunuh polisi, melakukan pelarian dari penjara, dan menyerang warga sipil di seluruh Nigeria. Sekolah dan gereja Kristen di timur laut negara itu sangat terpukul, dan penculikan hampir 300 siswi sekolah pada tahun 2014 menuai kecaman internasional.

Ketika Boko Haram mulai menguasai lebih banyak wilayah, karakter konflik berubah dari kampanye teroris menjadi pemberontakan besar-besaran yang mengingatkan kita pada Perang Saudara Nigeria yang berdarah. Seluruh kota hancur dalam serangan Boko Haram, dan pasukan dari Kamerun, Chad, Benin, dan Niger akhirnya bergabung dalam respons militer. Meskipun wilayah yang dikuasai Boko Haram telah terkikis secara signifikan

'Pada akhir tahun 2016, kelompok tersebut masih mampu melancarkan serangan bunuh diri yang mematikan. Setidaknya 11.000 warga sipil tewas oleh Boko Haram, dan lebih dari dua juta orang mengungsi akibat kekerasan tersebut.

7. Perang Saudara Yaman (375.000 Orang Tewas)



Foto/AP

Melansir Britannica, perang saudara di Yaman bermula dari Musim Semi Arab dan pemberontakan yang menggulingkan pemerintahan Ali Abdullah Saleh. Saat Saleh berjuang mempertahankan kekuasaannya di kursi kepresidenan, ia menarik militer dari daerah terpencil ke Sanaa, ibu kota Yaman.

Pemberontak Houthi di utara negara itu dan militan al-Qaeda di Jazirah Arab (AQAP) di selatan dengan cepat memanfaatkan kekosongan kekuasaan. Pertempuran antara pasukan pemerintah dan milisi suku oposisi meningkat, dan pada tanggal 3 Juni 2011, Saleh menjadi sasaran percobaan pembunuhan yang membuatnya terluka parah.

Saleh meninggalkan Yaman untuk menerima perawatan medis, sebuah langkah yang akhirnya mengarah pada penyerahan kekuasaan kepada wakil presiden Saleh, Abd Rabbuh Manį¹£ur Hadi. Hadi gagal menegaskan kembali kehadiran pemerintah yang efektif di wilayah-wilayah yang dikuasai Houthi dan AQAP, dan tanggapannya yang keras terhadap protes di Sanaa memicu simpati terhadap gerakan antipemerintah.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More